The Best of Me

Panggil ‘Yulia’, pintaku pada mahkluk mungil berusia delapan belas bulan itu sambil menatapnya dengan sungguh sungguh.’Yuya’, itu yang terucap dari mulut mungilnya. ‘yulia’, ulangku dengan intonasi dan bentuk mulut yang kuperjelas mungkin tiap hurufnya.

‘Yuuya’, ucapnya dengan mimik yang tak kalah serius, menaikkan alisnya, menengadahkan kepala, dengan membentuk bibir semirip mungkin, seolah ingin tunjukkan bahwa, itu yang terbaik yang dia bisa.Meski tak seperti yang kuharapkan, tapi kupuji juga dia untuk hargai usaha kerasnya.’Pintar’, ucapku sambil bertepuk tangan, dan dia pun ikut riang bertepuk tangan.

Itu adalah gambaran sederhana, ketika kita menuntut orang lain untuk berpikir dan bertindak seperti yang kita inginkan, tanpa mempertimbangkan banyak faktor yang mempengaruhi sebuah hasil tercipta.Dan aku, tak jarang seperti itu…

Adik laki-laki bungsuku besok pagi-pagi akan memulai tapak pertamanya merantau di pulau seberang.Menunaikan amanah, beribadah bekerja.Alhamdulillah dengan pekerjaan yang cukup mapan bagi kami yang memang dari kalangan bawah.Memang tak mudah dia mendapatkan amanah ini.Di samping otak titipan Allah yang cukup encer yang dimilikinya.Semangatnya untuk maju dengan terus belajar selalu terlihat dalam kesehariannya.Kelemahan dalam dirinya adalah dia tak terbiasa mengerjakan pekerjaan sehari-hari, juga ibadah yang masih belepotan, yang merupakan basic seseorang dalam hidup mandiri.Saat berpamitan denganku di telepon, tiba-tiba aku berubah menjadi nenek-nenek yang menasehati anak sekolah dasar.Sehingga dia agak risi dan berkata ‘aku sudah besar, nanti juga bisa belajar dan beradaptasi dengan teman-teman’

Kira-kira sebulan sebelumnya, kakak laki-laki si bungsu telah mendahului merantau di titik segitiga emas Indonesia.Karena tertarik mendengar cerita tetangga sebelah yang telah mengukir sukses di sana.Meski belum memiliki tujuan pasti dengan minimnya skill yang dia miliki.Berbekal minimnya uang saku dari kami dan sebuah alamat, dia teguhkan niat.Kelebihannya terletak pada kesederhanaan, kerajinannya dalam membantu ibu membantu pekerjaan rumah, dan yang utama adalah ibadahnya yang menonjol di antara dua saudaranya lelaki yang lain.Sebulan sudah dia di sana, pekerjaan tetap belum dia dapatkan.Aku yang juga merantau, merasa khawatir dengan dirinya.
‘Kenapa nekat ke sana kalau belum ada pekerjaan yang pasti’.
‘Aku akan tetap terus berusaha, aku sudah besar, aku bisa menjaga diri dan tahu apa yang harus aku lakukan’
Bahkan temanku juga menegurku.
‘Kalau lelaki, apa yang perlu kamu khawatirkan? Memang cuma kamu saja yang bisa merantau, berilah kepercayaan pada adik-adikmu’

Tentu saja mereka benar adanya dan aku yang salah.Bukankah tiap individu adalah sebuah pribadi istimewa dan unik.Tak kan pernah ada kesamaan.Kenapa aku membatasi evolusi seseorang ke jenjang yang lebih dewasa.Dan mereka memiliki cara tersendiri dalam menerapkan jalan pikirannya.Ketika patokan tentang kata sukses telah disepakati yakni, dengan jalan yang tidak berseberangan dengan peta Qur’an Hadist, biarlah mereka tunjukkan dengan cara mereka sendiri.

Sesungguhnya usaha kamu berbeda-beda.(QS.Al-Lail:4)

Dalam keseharian juga banyak hal yang menonjolkan keegoisan kita, apalagi kalau telah merasa lebih tua dan berpengalaman.Orang lain seolah terlihat kecil.Padahal bila ditelaah lebih jauh, siapa sih kita ini.Kenapa begitu suka menciptakan jarak dan permusuhan?Menegangkan syaraf, hidup terasa sempit karena merasa semua orang salah dan dirinya yang benar, sehingga orang lain dianggap mengganggu ketenangan jiwanya.

Menerapkan pandangan hidup bahwa kita ini sama saja dengan orang lain.Yang berlomba mencari kebaikan dan hanya menginginkan kebaikan bersama.Berbagi ilmu selain untuk kebaikan orang lain sebenarnya juga demi kebaikan sendiri, karena ilmu hanya bermanfaat bila diamalkan.Memberi kesempatan pada orang lain untuk menunjukkan karya terbaik yang mereka mampu.Buah pikir yang bagus bagaimana bisa terlihat tanpa kesempatan?Bukankah dari dua puluh enam huruf telah tercipta jutaan karya tulis yang bermanfaat? Dari tujuh nada telah terdengar jutaan lagu yang indah?Meski dariekspresi yang berbeda, namun semua karya cipta yang terbaik.Kita semua adalah yang terbaik, karena itu adalah anugerah Allah untuk menciptakan harmoni yang indah dengan perbedaan.

Dan, Katakanlah:’Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya, serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan itu'(QS.At-Taubah:105)

Wallahu’alamu Bishawab

(Selamat belajar dalam mengambil nilai-nilai kehidupan yang sesungguhnya, adik-adikku)