Ustaz Das’ad Latif Dan Kisah Satu Kampak 40 Hari Diperiksa Di Dalam Kubur

Eramuslim.com – INILAH kisah seorang fakir miskin yang tersiksa  di alam kubur. Dia cuma punya satu-satunya harta, yaitu: sebuah kampak. Tapi itu yang membuatnya jera walau baru 40 hari di alam kubur.

“Sudah stop. Saya mundur, batalkan MoU ini,” kata Si Fulan pemilik kampak sambil bersungut-sungut.

Itulah akhir kisah Konglomerat dan Si Fulan dalam Tausiyah Subuh dai kondang Ustaz Das’ad  Latif di Tenda Masjid At Tabayyun, komplek Taman Villa Meruya, Minggu (6/6).

Kisah itu sarat dengan pesan kebajikan: hati-hati dengan harta kita. Cerita diawali ketika seorang konglomerat merasa ajalnya sudah dekat. Dia ngeri membayangkan keadaan di alam kubur yang sempit dan gelap.

Dia pun sibuk menawarkan kepada isteri dan anggota keluarga yang lain agar bersedia menemaninya di dalam kubur. Si Konglomerat menjanjikan separoh hartanya sebagai upah bagi yang berminat.

Orang pertama yang ditawari anak kandungnya sendiri. Tawarannya ditolak. Sang konglo tentu saja sedih. Anaknya yang selama ini dicukupi hidupnya dengan gelimang harta hidup mewah menolak menemani di dalam kubur.

Padahal, upahnya tidak tanggung-tanggung, separuh harta miliknya! Hitung saja kalau yang bersangkutan memiliki puluhan usaha di berbagai bidang, termasuk pengusaha Starup kelas Dekacorn.

Lalu giliran isterinya ditawari. Ternyata sama. Orang  yang selama ini menjadi soulmatenya pun menolak. “Anak kandung kamu aja menolak, apalagi saya,” elak istrinya. Si Konglomerat tidak kehilangan akal.

Dia memutuskan buat sayembara terbuka. Terbukti, ada satu orang yang bersedia. Dia itulah si Fulan, orang termiskin di kota itu. Harta satu-satunya dia miliki hanya satu kampak. Setelah dijelaskan protapnya, mereka pun deal.

Keduanya menandatangani perjanjian di atas segel, notarial, semacam MoU, memori of understanding. Si Konglomerat pun baru tenang menyambut hari wafatnya.

Pada hari pemakaman, Si Konglomerat, sesuai MoU, dikuburkan bersama Si Fulan. Tidak lama setelah pemakaman ditinggal keluarga, proses pemeriksaan pun dilangsungkan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.

Kedua malaikat mulanya terkejut. Setelah dijelaskan, maka Si Fulan mendapatkan prioritas pemeriksaan. Pemeriksaan berlangsung setiap hari, siang malam, tak kenal jeda.