Wahai Akhi, Takutlah pada Allah!

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya berada di internet yang letaknya tidak jauh dari rumah saya, di Saqar Quraisy, seorang pemuda duduk disamping saya, tengah sibuk mengotak-atik komputer.

Ketika saya tengah membuka email dan membaca berita, pandangan saya tanpa sengaja tertuju pada layar monitor pemuda tersebut, dan alangkah sangat terkejutnya saya dengan apa yang saya lihat. Si pemuda menonton adegan yang menurut saya sangat tidak layak untuk ditonton.

Saya segera mengingatkannya, “Akhi, tinggalkanlah itu!”

Ia menoleh pada saya dan berkata, “Emangnya kenapa?”

“Apa yang akhi lihat tersebut akan merusak pikiran dan hati akhi”, jelas saya padanya.

“Akhi kuliah di Azhar?”, lanjut saya bertanya padanya karena saya melihat buku yang ia bawa.

“Tidak”, balasnya.

Saya kembali melanjutkan aktifitas saya. Dan si pemuda sudah menutup apa yang ia tonton. Beberapa waktu kemudian ia terlihat kembali membuka tontonan yang tidak layak tersebut. Saya kembali mengingatkannya, tapi ia tidak mengacuhkan. Sebelum beranjak pergi saya berkata padanya, “Wahai Akhi, takutlah pada Allah!”.

Hal lain yang saya lihat dari pemuda tadi adalah, jelas sekali perbedaan antara orang yang hatinya suci dan bersinar dengan cahaya iman dan amal soleh dengan hati orang yang kotor oleh dosa dan maksiat.

Orang yang hatinya suci dan bersinar dengan cahaya iman, terpancar kerjenihan pada wajahnya. Air mukanya terlihat tenang, sejuk dipandang dan bersinar. Sedangkan orang yang dalam hatinya dipenuhi oleh kotoran dosa dan maksiat, terlukis pada pancaran mukanya yang keruh, gelap, dan kurang nyaman untuk dipandang.

Apa yang saya lihat, mungkin hanya satu dari sekian banyak pemuda yang sering mengakses situs-situs jorok tersebut. Sangat memprihatinkan, betapa tidak, karena perbuatan itu akan merusak pikiran, hati dan amal.
Bagaimana itu bisa terjadi …?

Orang yang suka melihat gambar dan tontonan yang jorok, akan tersimpan memori itu dalam otaknya, dan lama kelamaan ia akan menjadi pikiran yang sering mengganggu. Kemudian timbullah bisikan dari setan dan dorongan dari hawa nafsu untuk mempraktekkannya. Dan kalau orang tersebut tidak tahan ia akan bisa terjerumus pada perbuatan zina.

Semua itu berawal dari pandangan yang tidak dikontrol.

Dan akibat lainnya adalah, pikiran yang sulit untuk fokus, hati yang selalu resah gelisah tak menentu, karena dosa dan maksiat menggelisahkan hati. Dan pada akhirnya orang tersebut akan diperbudak oleh hawa nafsu dan setan. Sehingga akan sulit untuk belajar dengan tenang, ibadah dengan khusyuk dan tidak akan pernah bisa merasakan nikmat dan lezatnya ibadah.
Hati ibarat sebuah wadah.

Apa yang akan kita lakukan bila wadah yang biasa digunakan untuk meletakkan makanan berisi kotoran?
Langkah yang tepat adalah membersihkan wadah itu terlebih dahulu, baru kemudian memasukan makanan. Kalau tidak dibersihkan, makanan yang lezat akan bercampur dengan kotoran tersebut dan jadilah makanannya tidak enak.
Mungkin diantara kita telah sering mendirikan shalat, membaca al-Qur`an, berzikir dan amal ibadah lainya, tapi sering kali kita tidak merasakan rasa nikmat dan lezat dalam hati, dengan kata lain kita tidak merasakan kemanisan dalam beribadah. Kenapa hal itu terjadi?

Barangkali kondisi hati kita masih menyimpan kotoran dosa dan maksiat yang belum tuntas atau belum pernah kita bersihkan. Baik kotoran dosa dan maksiat itu berasal dari mata, pendengaran, kata-kata, pikiran-pikiran kotor atau niat-niat yang jelek. Itu yang selama ini menjadi penghalang kita untuk merasakan manisnya ibadah dan lezatnya ketaatan. Semakin banyak kotoran dosa dan maksiat mengisi hati maka akan semakin sulit bagi kita untuk merasakan lezatnya ibadah.

Saudaraku,
Dimanapun kita berada dan kapanpun, Allah selalu melihat kita, mengetahui apa yang kita lakukan dan tidak ada satu tempatpun di dunia ini yang lepas dari pandangan Allah Swt., bahkan apa yang terbersit di hati kita Allah Swt. mengetahuinya.
Allah Swt. berfirman dalam beberapa ayat, “Yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk shalat). Dan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud” [ Asy-Syu`ara` : 218-219 ]

“Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.” [ Al Hadid : 4 ]

“Bagi Allah tidak ada sesuatupun yang tersembunyi di bumi dan di langit” [ Ali Imran : 5 ]

“Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi” [ Al Fajr : 14 ]

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada” [ Ghafir : 19 ]

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdur Rahman Mu`adz bin Jabal r.a, Rasulullah bersabda :

”Bertaqwalah kamu pada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik ( akan menghapus keburukan ) dan bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang baik” [Hr. Tirmidzi ]

Dan yang diriwayatkan dari Anas r.a, Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh kalian mengerjakan suatu amalan yang ianya dalam pandangan kalian lebih halus nilainya dari sehelai rambut, akan tetapi kami pada masa Rasulullah Saw. menganggapnya sebagai suatu perbuatan yang membinasakan” [Hr. Bukhari]

Semoga kita tidak tergolong pada orang-orang yang tertipu oleh bujuk rayu setan dan hawa nafsu. Wallahul musta`an

Salam dari Kairo,
[email protected]