Wahai Saudaraku, Jauhilah Ghibah!

Eramuslim.com – Wahai Saudaraku, Jauhilah Ghibah
Sebagai seorang manusia, tentu tidak ada di antara kita yang tidak senang dengan saudaranya yang
lemah lembut dan baik dalam ucapan. Sopan dalam bersikap, adil dalam memutuskan perkara, dan
seterusnya dan berbagai akhlak yang mulia yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam.

Sebaliknya, tidak ada seorang pun di antara kita yang senang jika saudaranya berakhlak buruk pada
dirinya. Bermuka masam, selalu menampilkan permusuhan, menantang dan selalu mengeluarkan
kata-kata yang buruk. Na’udzubillaah, tentu tidak ada yg suka yang disikapi seperti itu.

Mayoritas di antara kita insyaaAllah tidak akan berani melakukan berbagai hal yang buruk tersebut,
dikarenakan orang yang kita berikan akhlak tercela tersebut pasti langsung marah. Sayangnya, banyak
di antara kita yang masih melakukan hal yang tidak kalah buruknya, dan kita berani melakukannya
karena saudara kita tidak mengetahuinya sehingga tidak bisa langsung marah kepada kita. Perbuatan
tercela tersebut adalah menggunjing (ghibah).

Ghibah Sangatlah Tercela
Ghibah atau menggunjing sangatlah tercelah di dalam Islam. Tidak tanggung-tanggung perbuatan
mencela ini Allah sebut langsung di dalam al-Qur’an, yang menandakan bahwa besar sekali dosa yang
didapatkan dari pelaku ghibah karena Allah sendiri yang memperingatkan pelakunya di dalam kitab￾Nya yang mulia. Allah berfirman tentang ghibah dalam surat al-Hujurat ayat 12:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS al-Hujurat ayat 12]

Penyebutan dosa di dalam al-Qur’an adalah salah satu ciri bahwa dosa yang disebutkan tersebut
termasuk di antara al-Kabair, yakni termasuk di antara dosa-dosa besar. Allah menggambarkan bahwa
pelakunya seakan-akan orang yang memakai bangkai saudaranya sendiri, sebuah perbuatan yang
selain hina juga tentu menjijikkan, dan juga termasuk perbuatan kriminal.

Yang Termasuk Ghibah
Adapun yg termasuk ghibah secara umum adalah segala perkara aib yang dilakukan saudara kita, yang
tidak selayaknya untuk disebarkan dan tidak selayaknya untuk diumbar. Rasulullah menyatakan hal ini
adalah ghibah, dan jika tidak benar maka termasuk ke dalam fitnah, sebagaimana dalam salah satu
sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Salam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah
engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata,
“Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau
ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah
memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589) [rumaysho]

Maka dari itu saudaraku, maka sudah selayaknya kita meninggalkan perbuatan tercela ini. Perbuatan
yang tidak Allah ridhai, yang termasuk dosa besar di antara berbagai dosa besar. Jangan sampai amal
kebaikan kita melayang dan terhapus di hari kiamat, untuk membayar dosa-dosa ghibah yang kita
lakukan kepada saudara kita yang lainnya. Sungguh, tidak ada yg lebih merugi selain orang berlelah
payah di dunia hanya untuk memberikan hasilnya kepada orang lain di akhirat kelak.