Ibu Rumah Tangga Multi Profesi

"Ibu kerja di mana?" pertanyaan ini pasti akan dijawab dengan ‘pd’-nya bahwa dia bekerja di sebuah perusahaan swasta atau perusahaan asing plus embel-embel nya sebagai kepala bagian atau manager. Sebaliknya ketika ditanyakan pada seorang wanita yang tidak bekerja, sering saya mendapat jawaban yang kurang percaya diri (pd) menyebutnkan statusnya. “ehmmm, saya hanya ibu rumah tangga bu!” sambil tersipu malu-malu menjawabnya. Sepertinya ibu rumah tangga ini pekerjaan yang hina.

Sebenarnya seorang wanita adalah sosok maha guru yang perperan mengukir generasi selanjutnya. Sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa wanita itu sungguh mempengaruhi hidup manusia di mana seorang ibu memerlukan masa 20 tahun untuk mendidik anaknya tetapi seorang wanita jahat hanya memerlukan waktu 20 detik untuk menjatuhkan seseorang. Tidak sedikit seorang wanita yang bisa melahirkan orang-orang besar sampai abad ini, tapi banyak juga orang-orang besar yang terprosok ke limbah kenistaan karena ulah wanita jahat.

Seharusnya wanita perlu memahami peranan mereka karena kesannya yang amat mendalam yang mana ia mampu memperbaiki generasi selanjutnya. Di sinilah diperlukan kesadaran bahwa ibu rumah tangga merupakan multi profesi yang diraih dengan keikhlasan. Kenapa keikhlasan? Seandainya ibu rumah tangga digaji, berapa besar gaji yang harus dikeluarkan seorang suami?

Dalam 24 jam seorang ibu rumah tangga bisa berubah-ubah profesi menyesuaikan kebutuhan. Bisa menjadi alarm ketika pagi, bisa menjadi bibi untuk urusan dapur, cuci baju dan tektek-bengeknya urusan rumah tangga sampe kebersihan lingkungan, bisa menjadi sopir, bisa menjadi baby sitter, bisa menjadi ibu untuk anak-anaknya, bisa menjadi mentri keuangan yang handal karena harus meng-arrange keuangan supaya tidak bocor, bisa menjadi anak yang diandalkan oleh orang tuanya, bisa menjadi pendengar yang baik, bisa menjadi teman diskusi isu yang lagi hangat dan pastinya bisa menjadi istri yang menenangkan untuk suaminya dan berbagai profesi lainya yang harus di-cover-nya.

Seharusnya kita bangga dengan menyandang gelar ibu rumah tangga karena di situlah semua profesi yang ada di dunia ini bisa diterapkan dalam rumah tangga, asalkan kita bisa menjadi ibu rumah tangga yang smart dan menyadari betapa pentingnya mendalami makna dari profesi ini yang sebenarnya.

Sering terlihat di depan mata kita wanita yang ngakunya sukses dalam kariernya ternyata tidak terlalu pandai mendidik anak-anaknya, coba sebentar kita layangkan pandangan di sekitar ketika kita jalan di sebuah mall atau komplek pertokoan yang elite, pasti kita akan dapati keluarga yang baru anak satu aja dibuntuti oleh baby sitter, bahkan ketika si anak mulai merengek atau menangis kata-kata yang keluar dari bibir nya bukan bujukan atau rayuan tetapi memanggil baby sitter sambil berkata "Suster tolong dong dibuat tenang ya, saya lagi sibuk nih" sambil mematut matut sebuah baju apakah cocok untuk dirinya. Sebaliknya kita akan jumpai di sudut kampung seorang ibu yang dengan telaten membujuk anaknya untuk makan, bahkan ibu itu rela menggendong dengan selendang sambil bibirnya sibuk menyanyi atau mengalihkan perhatian si anak agar mau makan.

Bisa jadi ibu yang disudutkampung tingkat pendidikannya lebih rendah di banding ibu yang ditemui di mall tapi si ibu yang di kampung lebih memahami makna dan peran dia sebagai ibu rumah tangga. Dengan keikhlasannya dia ukir si anak hingga tumbuh dewasa, dengan kepayahannya dia asuh si anak dan dengan usapan lembutnya sanggup mengantarkan anaknya menjadi orang-orang besar.

Kalau dipahami esensi dari makna ibu rumah tangga sungguh merupakan profesi yang sangat mulia. Dan sudah sepatutnya wanita membekali dirinya dengan konsep yang jelas dan pengetahuan yang berguna. Jika wanita menjadi ibu rumah tangga yang smart, kenapa harus rendah diri?

Di sinilah makna keberhasilan seorang wanita tidak diukur dari kesuksesan dia dalam berkarier tetapi seberapa berhasilnya si wanita menghsilkan generasi penerus yang mumpuni. Ibarat kata lebih baik menjadi ibu rumah tangga tapi bisa menghasilkan sarjana yang handal dan mulia dari pada jadi wanita karier yang sukses tapi melahirkan sarjana yang melempem dan ahli korupsi. Apa kata dunia!