Pasca Ramadhan dan Palestina

Ramadhan baru saja berlalu, segala aktifitas ibadah yang dilakukan di bulan tersebut saat ini telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan kita, juga telah menjadi kenangan yang sangat indah, kenangan yang tidak terlupakan.

Terutama sekali saat melakukan puasa di siang hari, qiyam di malam hari, i’tikaf pada 10 hari terakhir, saat mendoakan kaum muslimin yang sedang menderita akibat kezaliman Zionis Israel, khususnya di Gaza, Palestina.

Allahummanshur mujahidin fi Filistin, Allahummanshur mujahidin fi Filistin, Allahummanshur mujahidin fi Filistin (Ya Allah tolonglah pejuang-pejuang agama-Mu di Palestina)

Apatah lagi, setelah Idul Fitri, masih di bulan syawal, melaksanakan puasa sunnah 6 hari, sebagaimana yang telah dijelaskan Rasulullah, Muhammad saw :

Man shaama Ramadhaana tsumma atba’ahu sittan min syawwaal kana kashiyaami addahri.

“Siapa yang puasa Ramadhan kemudian dilanjutkannya dengan (puasa) enam hari dari bulan Syawal, maka itu seperti puasa satu tahun”. (HR. Muslim).

Dari semua pelaksanaan ibadah, jika kita renungkan maka akan diperoleh pelajaran yang sangat berharga yaitu kepedulian terhadap umat tidak boleh dianggap remeh, apalagi dilupakan.

Hasil dari ibadah kepada Allah (hablumminallah) harus berwujud terhadap kepedulian sosial (hablumminannas), makin baik hubungan seorang hamba kepada Allah, maka harus makin baik pula hubungannya kepada manusia, khususnya kaum muslimin, umat Nabi Muhammad saw.

Bukankah puasa Ramadhan dimulai dengan niat dimalam hari (hablumminallah) diakhiri dengan berbuka / ifthar (hablumminannas) ? Bahkan ada kewajiban lain di akhir bulan Ramadhan bagi kaum muslimin, besar-kecil, tua-muda, laki-laki dan perempuan, sakit-sehat, untuk mengeluarkan zakat fitrah.

Perlaksanaan ibadah di bulan Ramadhan yang telah dikerjakan dengan apik dan penuh ikhlas, hendaknya dirawat dan dijaga, harus ada pengaruhnya untuk 11 bulan kemudian, jangan sampai luntur bahkan hilang seketika beriring perginya bulan Ramadhan.

Kepedulian kepada kaum muslimin, hendaknya benar-benar dapat direalisasikan dengan nyata, bukan hanya di lisan tetapi harus berwujud dalam amalan.

Bagaimana perasaan kita saat mendengar ada umat nabi Muhammad saw yang di penjara karena berjuang menegakkan kebenaran, mempertahankan kehormatan agama dan tempat sucinya?

Saat ini ada 28 penjara Israel yang sudah penuh sesak dengan tahanan rakyat Palestina, jumlahnya mencapai lebih 11.600 orang, diantaranya 500 lebih anak-anak berusia kurang dari 18 tahun, 35 wanita dan 41 anggota Legislatif Palestina, ada puluhan di antara mereka menderita sakit dan usia lanjut.

Banyak di antara tahanan yang dijebloskan ke dalam penjara tanpa tuduhan dan tanpa proses pengadilan. Mereka ini disebut dengan tahanan administratif. Jumlah mereka mencapai lebih dari 1.100 orang.

Ada 10 anak yang mendekam di dalam penjara Israel tanpa tunduhan dan pengadilan. Tahanan yang paling muda berusia 10 bulan. Dia adalah Yusuf Alziq, anak seorang tahanan wanita Palestina, Fatima Alziq. Dia adalah tahanan termuda di seluruh dunia.

Kezaliman yang vulgar telah dipertontonkan Zionis Israel kepada masyarakat dunia, bahkan yang lebih mengenaskan lagi adalah anak berusia 10 bulan juga di tahan, dimasukkan ke dalam sel bersama ibunya.

Bagaimana perasaan dan kepedulian kaum muslimin, orang-orang yang telah berpuasa Ramadhan terhadap masjid Al Aqsha, kiblat umat Islam pertama, saat sekelompok besar orang-orang Yahudi termasuk para rahib dan tokoh politik Zionis Israel masuk menerobos ke dalam masjid Al-Aqsha?

"Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid Al Haram ke Masjidi Al Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui." (QS: Al Israa’ (17) : 1).

Orang-orang Yahudi tersebut melakukan sejumlah ritual agama menurut keyakinannya di halaman masjid yang disucikan umat Islam, masjid Al Aqsha dengan penjagaan ketat dari polisi Zionis Israel.

Disisi lain, penjajah Zionis Israel telah melarang rakyat Palestina yang berusia 45 tahun kebawah untuk masuk dan beribadah di dalam masjid Al Aqsha.

Mari kita buktikan ketakwaan sebagai hasil puasa Ramadhan dalam amal perbuatan dan kepedulian dan dapat dirasakan oleh umat, terutama sekali bagi mereka yang sedang menderita akibat bolkade yang dilakukan Zionis Israel di Gaza, Palestina.

Jangan lupakan rakyat Palestina dan masjid Al Aqsha walaupun hanya dengan seuntai doa.

H. Ferry Nur, S.Si

emai: [email protected]

website: www.kispa.org

Salurkan Infaq Peduli Al Aqsha

Ke Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Slipi

No. Rek. 311.01856.22 an Nurdin QQ KISPA