Peringatan Intifadhah ke 21

Tanggal 8 Desember 2008 M, merupakan peringatan Intifadhah Pertama atau Intifadhah Al Mubarakah, sering juga disebut dengan Revolusi Masjid, tahun ini memasuki hitungan yang ke Dua Puluh Satu.

Intifadhah yang telah terjadi dua puluh satu tahun yang lalu di Palestina, patut kita ingat kembali karena Intifadah merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi estafeta perjuangan rakyat Palestina yang dilakukan dengan heroik, penuh semangat jihad dan sarat dengan pengorbanan mencari ridha Allah bagi Palestina merdeka dari penjajahan.

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ وَاللّهُ رَؤُوفٌ بِالْعِبَادِ ﴿٢٠٧﴾

“dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (QS: Al Baqarah/2 : 207).

Apalagi untuk tahun ini, dengan takdir dan izin Allah, umat Islam seluruh dunia, baik yang berada di Australia, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, termasuk Indonesia dan Palestina serta yang sedang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekah, mengadakan Hari Raya Idul Adha pada hari Senin, 10 Dzulhijjah 1429 H bertepatan dengan 8 Desember 2008 M.

Hari Raya Idul Adha bertepatan dengan peringatan ke 21 Intifadhah Al Mubarakah, dan dilakukan berbarengan oleh seluruh umat Islam sedunia, bukanlah suatu kebetulan!!!

Ini sudah merupakan taqdir dari Allah Yang Maha Kuasa dan peristiwa tersebut penuh dengan berbagai hikmah, diantara hikmahnya adalah agar kaum muslimin di seluruh dunia, yang berjumlah sekitar 1,3 milyar tidak membiarkan Rakyat Palestina khususnya di Jalur Gaza menjadi “kurban” dari penjajah Zionis Israel.

Jika pada hari Raya Idul Adha kaum muslimin melihat darah hewan kurban menggenang membasahi bumi, lain halnya di Palestina, hampir setiap hari yang sering terlihat adalah darah anak-anak yang tidak berdosa, darah remaja, darah orang tua, darah umat Nabi Muhammad saw, darah umat Islam yang menggenang membasahi bumi para nabi, ini menunjukkan bahwa rakyat Palestina telah menjadi “kurban”.

Sejarah Intifadhah

Intifadah Pertama terjadi karena pekerja Palestina yang baru pulang dari tempat kerjanya ditabrak truk Zionis Israel yang melaju dari pemukiman Iriz dengan kecepatan tinggi, peristiwa tersebut terjadi di jalan Mawazi.

Empat orang meninggal seketika dan sembilan orang luka parah. Sedangkan pengemudi truk kabur dengan mengendarai sebuah mobil yang berlebel tulisan Israel, mirip dengan mobil Mosad (Dinas Intelijen Israel).

Peristiwa penabrakan yang dilakukan agen Zonis Israel terjadi pada tanggal 8 Desember 1987 M, dijadikan oleh para aktifis perlawanan yang masih muda belia, usia remaja dan anak-anak sebagai momentum Intifadhah.

Pada saat itu terjadi perlawanan rakyat semesta, mulai dari anak-anak hingga nenek-nenek, mereka semua bergerak melawan kebiadaban, kezaliman penjajah Zionis Israel yang sudah berlangsung lama, yaitu sejak di diproklamirkannya secara sepihak berdirinya “Negara Israel” pada 14 Mei 1948.

Sejak digaungkannya Intifadhah Pertama, maka seluruh lapisan rakyat Palestina di daerah pendudukan, khususnya di Jalur Gaza ambil bagian melakukan perlawanan, walaupun hanya menggunakan batu, ketapel dan pisau dapur. Karena pada saat itu tidak ada lagi persenjataan yang dimiliki rakyat Palestina.

Ada sebuah kisah heroik tentang keberanian dan perlawanan yang di lakukan oleh seorang anak yang bernama Faris Audah. Faris berusia 11 tahun, tanpa ada perasaan takut sedikitpun bergerak maju menghadang tentara dan tank Zionis Israel dengan berbekal iman di dada, batu di tangan dan kalimat takbir: Allahu Akbar !.

Komandan tentara Zionis Israel sangat takut melihat keberanian yang luar biasa dari seorang anak, Faris Audah, sehingga keluar intruksi kepada pasukannya untuk menangkap dan membunuh Faris Audah, sehingga Faris Audah yang masih anak-anak gugur, syahid dijalan Allah dan telah menjadi korban kejahatan Zionis Israel.

Mudah-mudahan Allah menerima amal perjuangannya dan darahnya yang bercucuran membasahi bumi menjadi pupuk bagi perjuangan rakyat Palestina dan umat Islam pada umumnya sehingga dapat melanjutkan perjuangan suci untuk membebaskan Masjid Al Aqsha dari tangan kotor Zionis Israel, serta meraih kemerdekaan yang hakiki bagi Palestina.

Keberanian Faris Audah melawan penjajah Zionis Israel telah menjadi inspirasi bagi anak-anak dan remaja di Palestina dalam berjuang membebaskan tanah airnya, mereka harus tampil ke gelanggang perjuangan melawan penjajah Zionis Israel yang didukung Amerika Serikat (AS) karena orang tua mereka berada di penjara-penjara Zionis Israel, pemimpin-pemimpin Arab dan dunia Islam diam “seribu bahasa”, tidak mampu mendobrak blokade atas Jalur Gaza yang telah berlangsung dua tahun lamanya, apalagi mengusir penjajah Zionis Israel dari tanah Palestina, bumi para Nabi.

Bahkan saat ini pemimpin Arab dan dunia Islam “bercengkarama dan bermain mata” dari suatu konferensi ke konferensi yang lain bersama Zionis Israel, penjajah biadab tanpa ada tindakan tegas untuk mendobrak blokade atas Jalur Gaza, akibat blokade tersebut rakyat menjadi korban, kebutuhan pokok berkurang, persediaan obat-obatan makin menipis, susu untuk anak sulit didapat, BBM (Bahan Bakar Minyak) sulit didapat.

Kebenaran firman Allah

Rakyat Palestina terus berjuang dengan tegar, teguh dan gigih, berjihad di jalan Allah, khususnya di Jalur Gaza yang saat ini sedang di embargo, di blokade oleh Zionis Israel, apa yang sedang terjadi di bumi Palestina sesungguhnya telah membuktikan kebenaran firman Allah swt yang termaktub di dalam Al Qur’an.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ﴿٦٩﴾

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS: Al ‘Ankabut/ 29 :69).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ ﴿٧﴾

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS: Muhammad/ 47: 7)

وَقَالَ الَّذِي اشْتَرَاهُ مِن مِّصْرَ لاِمْرَأَتِهِ أَكْرِمِي مَثْوَاهُ عَسَى أَن يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَكَذَلِكَ مَكَّنِّا لِيُوسُفَ فِي الأَرْضِ وَلِنُعَلِّمَهُ مِن تَأْوِيلِ الأَحَادِيثِ وَاللّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ ﴿٢١﴾

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS: Yusuf/12 : 21).

Siapa dapat menyangka??? Dalam keadaan dijajah, diembargo, diblokade, pemimpin perjuangannya seperti Syekh Ahmad Yasin, Dr. Abdul Aziz Rantisi, Jamal Manshur, Jamal Salim, Shalah Syahadah, Ir. Abu Syanab, Ibrahim Maqadmah, Yahya ‘Ayasy di bunuh penjajah Zionis Israel, akan tetapi perjuangan, perlawanan melawan penjajah, jihad di Palestina terus berlangsung hingga saat ini dengan berbagai variasinya, dan rakyat Palestina tidak menyerah kalah.

Memasuki peringatan 21 tahun Intifadhah Pertama, Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa, Tuhan Penguasa Alam Semesta telah membantu perjuangan rakyat Palestina, dahulu hanya menggunakan batu dan ketapel untuk melawan penjajah Zionis Israel, kini pejuang Palestina telah mampu membuat roket Al Qassam, bahkan roket anti tank. Kalau bukan karena pertolongan Allah, mereka tidak akan mampu bertahan berjuang hingga saat ini.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya, dan pejuang Palestina telah membuktikan kebenaran firman Allah tersebut.

Apakah belum yakin juga dengan janji Allah dalam Al Qur’an???

H. Ferry Nur S.Si

Emai: [email protected]

Website: kispa.org

Salurkan Infaq Peduli Al Aqsha

Ke Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Slipi

No. Rek. 311.01856.22 an Nurdin QQ KISPA