Cara Mendidik Adik Ipar Perempuan

Assalamu’alaikum WarahmatullahiWabarakatuh Bunda,

Saya sudah menikah 6 bulan dan belum di amanahi titipan Allah. Suami saya memiliki tiga adik perempuan dan ayah parent, karna ibunya sudah meninggal 6 tahun yang lalu. Adik di bawahnya suami sudah menikah, tapi sejak awal saya tidak suka dengan sikap, perbuatannya yang seperti anak malam (pergi malam pulang pagi, itupun dia pergi dengan teman-temannya) dan mungkin pengaruh kurang didikan dari pihak perempuan. Sejak awal saya sudah mengeluhkan sikap adik ipar saya yang begajulan itu, tapi suami saya hanya bilang "biar saja nanti akan sadar sendiri" (sebenarnya saya lega karna saya tidak diminta untuk mengurusi adik ipar itu karna sikapnya yang begajulan lagian dia juga sudah punya suami). Karna saya melihat adik ipar saya seperti itu, saya takut dua adiknya akan seperti Kakaknya. Ohya Bunda, dua adik ipar saya itu kelas 4 dan kelas 1 SD. Awalnya saya bisa menghandel mereka, tapi setelah saya nikah, saya kesulitan mengontrol emosi saya. Saya itu orang yang disiplin, peraturan dirumah sudah saya beritahukan tapi kalau kelupaan trus saya akan marah pada mereka. dua adik ipar saya ini pendiam, untuk yang kelas 1 ini (seharusnya sudah kelas 3 tapi dulu tidak mau sekolah dan Alhamdulillah sekarang mau sekolah) ngambeknya gede, kalau keinginannya tidak di penuhi dia akan nangis. Tapi sangat di sayangkan, ayah mertua dan suami malah menurutinya agar tidak nangis lagi. Dan adik ipar saya yang kelas 4, alhamdulillah mendingan dari pada adiknya. Tapi kalau di bilangin kadang di anggap sepele Bunda, tapi lebih pendiam di banding adiknya. Kalau adiknya masih mau ngomong walaupun kalau di tanya saja sama saya, tapi kalau dengan suami saya mereka akan bercerita panjang lebar. Yang mau saya tanyakan Bunda,

1. Bagaimana cara saya mengontrol emosi (sebenarnya ada masalah pribadi antara saya dengan ayah mertua saya, terkadang jadi terbawa saat memarahi mereka) ?

2. Bagaimana cara mendidik adik-adik ipar saya yang pendiam ini?

Jujur untuk melakukan pendekatan dengan mereka saya agak segan karena masalah pribadi saya dengan ayah mereka Bunda. Rumah saya dengan mertua lumayan jauh.

Adik-adik suami datang hanya untuk menginap, karena saya dan suami adanya malam. Dan sekedar menginformasikan kalau suami saya ini bukanlah Kakak kandung mereka, suami saya ini hanya anak angkat sejak bayi.

Terima kasih Bunda atas jawabannya dan maaf jika terlalu panjang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Wirda

Jawab :

Wa’alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Ibu Wirda yang dicintai Allah, langsung saja pada permasalahan yang ibu hadapi, hmm…diam-diam ibu telah menjadi ibu sambung ya bagi kedua adik angkat suami ibu.

Ibu bisa saja menolak karena tidak ada kewajiban untuk mengurus adik angkat suami. Dan mengapa pula harus dititipkan di ibu, apalagi ibu baru menikah dan belum memiliki anak, jadi wajar saja bila tidak punya pengalaman dalam mendidik anak.

Namun ibu baik hati sehingga mau menerima hal tersebut walau sangat berat. Wah saya saja belum tentu sanggup menerima hal itu.

Saran saya agar ibu lega, rileks dan ringan, dalam mendapatkan amanah tersebut, ibu hela nafas dan kosongkan pikiran lalu, menerawang dan pikirkan, “kalau semua ini aku anggap ibadah, betapa beruntungnya aku, karena aku bisa menolong orang lain dan beribadah, bantu aku ya Allah.”

Setelah itu ibu tekadkan bahwa yang ibu lakukan dalam mendidik dan merawat kedua anak angkat suami ibu adalah ibadah. Ibu tidak usah kesal,muram atau jengkel, sayangi mereka dengan hati, ajak mereka bermain dan bercerita. Namun tidak perlu sedih hati bila ditolak dan tidak usah juga setengah mati meraih perhatian mereka, yang natural saja, riang, ceria, dan senang hati, mereka kan masih anak-anak, bisa melihat siapa wanita yang baik hati ini, akan terasa getarannya.

Bila ibu menyendokkan nasi kedalam piring mereka dengan kasih sayang, atau ibu menegur mereka walau mungkin tidak dijawab, lalu bila ibu buat kebaikan terus sampai tiga bulan, dan jangan dimasukin hati apapun yang mereka lakukan yang mungkin menyakiti hati, maka ibu akan senang. Dan katakan setiap malam, Alhamdulillah aku menangkan pertandingan pada hati ini, beri aku pahala ya Allah, berupa rumah disurga, lalu ibu contreng satu garis di buku, dan ibu akan melihat garis-garis yang banyak, dimana ibu telah melalui masa masa sulit sehari demi sehari.

Subhanallah, bila ibu melahirkan dan sudah punya anak sendiri, dua, tiga atau empat, maka ibu sangat beruntung dengan problem yang ada sekarang. Sebab, ibu sudah punya pengalaman mendidik anak, tanpa guru yang hebat.

Sehingga ketika mendidik anak, ibu jadi tahu ini tidak boleh aku lakukan karena dampaknya begini pada anakku nanti, itu boleh aku lakukan karna baik untuk anakku nanti. Usahakan santai saja ya bu, anggaplah dua adik angkat suami ibu, Allah kirimkan untuk ibu meraup pahala, dan juga Allah kirimkan buat bahan training mendidik anak.

Semoga ibu selalu menemukan solusi dalam langkah-langkah ibu, love you and do’a for you.

Wassalam.