SDIT Tidak Menerima Anak Berkebutuhan Khusus

Mam, saya dianugerahi 2 anak istimewa. Keduanya laki-laki (8 & 9 th) dan dinyatakan autis dari hasil tes psikolog. Ketika menginjak usia sekolah saya kesulitan mencari sekolah dasar berbasis Islam yang mau menerima kondisi anak saya yang walaupun agak sulit berkomunikasi tapi mampu di bidang akademik. Sedih rasanya. Kepingin ngasih lingkungan pendidikan yang baik tapi tak ada yang menerima? Mungkin saya harus bikin sendiri ya?

Umi Alief & Fikar

Jawab :

Assalammu’alaikum, Wr.Wb.,

Umi alief dan Fikar semoga ALLOH rahmati keluarga ibu yang penuh cinta. Bu, memang hampir semua sekolah Islam dibiayai atau mereka sifatnya swadaya sehingga mereka juga selain memenuhi kebutuhan operasional juga mereka tidak berani membuka sekolah dengan kebutuhan khusus selain biayanya mahal juga harus mengadakan peralatan yang biayanya juga sangat mahal selain adanya tim pengajar yang khusus dengan ruang kelas khusus dan semuanya itu membutuhkan biaya yang biasanya sekolah Islam tak sanggup untukmembuatnya karena sifat pembiayaan biasanya swadaya.

Saran saya, adalah memang betul bu, sabaiknya membuat sekolah sendiri, karena sebaik-baik sekolah adalah pengajaran ibunya sendiri, pembuat konsep ibunya dan semua dilakukan oleh sang ibu dengan penuh cinta. Saya juga membuat sekolah awalnya untuk kebutuhan anak, karena saya geram melihat banyak sekolah tapi tidak bisa memenuhi apa yang saya inginkan, misalnya saya ingin guru yang banyak dan perhatian sehingga akhirnya saya buat satu kelas maksimal hanya 16 minimalnya 12 anak perkelas, dan semua saya buat sesuai dengan keinginan saya tanpa meninggalkan kaidah-kaidah yang normatif dari sebuah sekolah. Seperti tidak meninggalkan kurikulum wajib bagi anak Indonesia juga menyediakan staff pengajar yang kompeten dan terus memantau dan terlibat langsung dilapangan. Nah saya rasa ibu bagus juga bila mempelopori membuat sekolah anak autis yang Islami, caranya ibu kumpulkan beberapa anak yang seusia anak ibu yang kebetulan juga autis, dan kemudian ibu buat saja kegiatan dengan schedule yang rapi dari pagi hingga sore hari apa saja kegiatan yang harus diikuti anak-anak, bila sudah lebih dari 6 anak, ibu harus mengambil tenaga bantuan, lama-lama sekolah ibu akan berkembang. Namun jangan lupa bu, harus rajin membaca dan rajin berfikir ide-ide kreatif mengenai metode mengajar dan kreatifitas anak dan lain-lain, agar apa yang ibu lakukan adalah benar dan tidak melanggar konsep yang ada. Baik juga ibu mengikuti diskusi-diskusi mengenai anak autis, dan sisanya ibu tinggal masukkan semua cerita, semua pembelajaran semua kegiatan dalam nuansa Islami dan juga pengenalan akidah diusia dini sangat penting bagi anak autis. Jangan lupa juga ya bu, biasakan sholat dan menghafal al Quran serta membacanya. Usahakan agar banyak kegiatan keislaman yang anak-anak ikuti, untuk sementara target ibu 6 anak saja dahulu. Dan buatlah kurikulumnya dengan merujuk pada kurikulum diknas untuk anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri atau swasta. Sekian dari saya bu, shobirin jamiiluun, sabar itu indah. Salam sayang Alief dan Fikar.

Wassalammualaikum