Muslimah! Berdayakanlah Dirimu! (Bgn 1)

“Aduh Jeng, aku pusing deh sama anak-anakku. Masa’ tagihan HP (telpon genggam) mereka gede banget!”
“Iya, betul Bu, anakku juga. Kalo udah gitu, bapaknya marah-marah deh.”
“Tapi itu masih lebih beruntung, aku lebih repot lagi, soalnya tagihan telpon rumah yang tinggi betul. Mulanya aku enggak ngerti kenapa, sampe bapaknya marah betul sama saya, dikira saya yang terus terusan ngerumpi. Belakangan ketahuan gara-gara internet. Rupanya tanpa sepengetahuan kita, salah seorang anak memasang langganan internet atas namaku lewat telpon rumah! Aku enggak ngerti bagaimana bisa begitu.”

Begitulah percakapan para ibu di arisan RT. Ibu-ibu dari anak zaman sekarang ini. Anak-anaknya mengikuti zaman, namun ibu-ibunya masih berada di zaman mereka sendiri. Ada lagi yang mengeluhkan anaknya yang enggan keluar kamar sambil terus menerus asyik di depan komputer. Konon anaknya sering kontak dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia, tetapi sama sekali tidak tertarik untuk bergaul dengan sanak saudara di sekelilingnya.
Cukup menarik juga bahwa kebanyakan ibu-ibu tersebut justru tidak mengerti bagaimana mengoperasikan komputer apalagi lebih tak tahu lagi bagaimana mengontrol apa yang dilakukan anak-anaknya di dunia maya.

Teknologi. Selalu punya dua sisi, positif dan negatif. Positifnya banyak, antara lain untuk mempermudah hidup kita dan memperluas jangkauan diri. Sisi negatifnya adalah pada masalah apakah kita bijaksana atau tidak dalam menggunakannya.
Apakah digunakan di jalan yang benar atau tidak, dan apakah digunakan dengan cara yang benar atau tidak.

Kalau teknologi komunikasi digunakan dengan berlebihan, maka niscaya manusia semakin kehilangan kontak langsung dengan segala kelengkapan ekspresi komunikasinya. Mana mungkin kita melihat ekspresi teman kita yang kita maki-maki lewat sms misalnya. Dan jika sudah ketagihan bergaul di dunia maya, tidak heran jika seseorang semakin malas menghadapi dunia nyata. Padahal ketrampilan bergaul langsung akan semakin mengasah kepekaan kita terhadap sesama. Mungkin itulah sebabnya mengapa anak zaman sekarang semakin sulit empati.

Sisi positifnya memang ada, yaitu semakin luasnya jangkauan kita untuk mencari teman dan tetap berhubungan dengan teman yang jauh. Silaturahim. Kalau mau diolah dengan baik, teknologi mutakhir amat berguna untuk memperluas silaturahim dan menjaganya. Juga akses ilmu dan informasi yang dengan teknologi dibuat semakin mudah dan luas.

Adapun sisi negatif dari teknologi mutakhir di bidang komunikasi dan informasi adalah soal semakin tidak tersaringnya isi informasi yang beredar. Apa yang berbahaya, yang meresahkan seperti informasi tentang bagaimana membuat bom yang mematikan, tayangan pornografi, sampai kepada saling berkenalan lewat internet dan sms dengan identitas palsu dengan niat menipu, semua ikut masuk dan beredar tanpa tersaring lagi.

Baru-baru ini ada dua orang anak smp yang dikabarkan diculik setelah menerima sms-sms dari orang misterius yang kemudian mengaku ingin berkenalan. Terakhir sebelum ke dua anak tersebut hilang, temannya mengetahui bahwa mereka bermaksud menemui orang misterius tersebut.
Yang benar-benar ingin berkenalan memang ada, dan kemudian berlanjut dengan kebaikan. Tetapi yang lebih banyak terdengar adalah yang sekedar iseng sampai yang memang berniat jahat.

Itulah dunia kita sekarang. Nabi SAW mengatakan: “Didiklah anakmu karena mereka akan hidup di zaman yang bukan zamanmu”. Kurang lebih maksudnya, agar kita mendidik anak kita lebih maju satu zaman dari zaman kita sendiri. Sebab anak-anak kita kelak akan tumbuh dan berkembang di zaman yang akan datang, bukan di zaman yang sudah lewat.

Tentunya jika kita ingin memberikan pendidikan yang lebih maju dari pada yang kita terima dahulu, maka setidaknya: (1) kita harus selalu up to date dengan kemajuan zaman ini. (2) bahkan harus mampu memberikan antisipasi untuk perkembangan zaman di masa yang akan datang, agar anak-anak kita mampu menghadapi tantangan zamannya di masa yang akan datang.
Kita mungkin masih suka dengan arisan temu langsung, tapi bukankah lebih baik kalau di arisan maupun pengajian juga di gelar kursus kilat berselancar di dunia maya atau kursus kilat bagaimana cara menembus proteksi sms di telpon genggam?

Begitulah, sebagai penjaga Benteng Terakhir ummat ini, kita sebagai ibu muslimah amat perlu memperlengkapi diri dengan pengetahun tentang teknologi komunikasi terkini, sebagaimana yang digunakan anak-anak kita sehari-hari. Wallahu a’lam (SAN).