Bagaimana Para Salaf Berpuasa?

Untuk mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an sehari sekali adalahmudah, jika kita meneguhkan niat untuk membaca Al-Qur’an secara perlahan (tartil) akan memakan waktu sekitar 24 jam, dan jika dibaca lebih cepat akan memakan waktu sekitar 10 jam.

Menjadi mungkin bagi mereka yang hafal Al-Qur’an untuk membaca satu juz dalam 20 menit, sehingga memungkinkannya mengkhatam 30 juz dalam sepuluh jam. Saya diberi tahu leh Abu Hasan Ali Nadwi: “Saya telah melihat guru saya, dan beberapa diantara mereka tidak berbicara sama sekali selama bulan Ramadhan. Mereka hanya terkait dengan aktifitas ibadah, baik shalat mapun al-Qur’an. Jika seseorang megnajak berbicara mereka, mereka akan menghitung kata-kata mereka dan memperhitungkannya dalam hitungan menit dan detik”.

Oleh karena itu, kaum Salaf, seperti Imam Malik akan ber-I’tikaf hingga waktu mengajar, seraya berkata, “Sesungguhnya Ramadhan itu untuk shalat dan membaca al-Qur’an”.

Di bulan Ramadhan, pintu-pintu suga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dirantai. Ini sesuatu yagn sungguh terjadi, sebagaimana salah seorang yang dapat dipercaya telah melakukan kontak dengan jin-yang kemudian disesalinya – memberitahu temannya, “Ketika salah seorang bertanya kepada jin yang temannya itu ingin mendengar beberapa berita, mereka (jin) berkata : “Kami tidak aktif di bulan Ramadhan”. Sebelumnya berpikir bahwa mereka jin yang beriman, sehingga merek shalat dan berpuasa dengan saya. Akan tetapi, setelah mendengar jawaban mereka saya sadar bahwa mereka setan/iblis (jin kafir).

Jadi, hal ini adalah sesuatu yang bersifat fisikal, bukan metaforik atau kiasan. Setan-setan dirantai dan mereka tida bisa bergerak bebas dan menggoda manusia. Jin-jin besar atau pemimpin jin kecil diperbolehkan berkeliaran.

Ramadhan adalah bulan jihad, Abdullah ‘Azzam menasehati orang-orang mukmin untuk tidak meninggalkan satu haripun selama Ramadhan. Seperti cerita Abdullah Azzam yang waktu itu berada di Qatar, atau Emirates, dan diberitahu : “Saudara-saudara kita di Amerika memanggil, menanyakan apakah anda bisa pergi ke sana dan menghabiskan sepuluh hari terakhir Ramadhan bersama mereka?” Abdullah Azzam menjawab : “Subhanallah! Saya menghabiskan sepuluh hari terakhir Ramadhan dan meninggalkan Jalalabad, Qandahar dan Kabul meletus? Satu jam di tempat-tempat tersebut lebih baik dari pada berdiri shalat selama 60 tahun, dan kenapa saya pergi dan memasuki Amerika, bahkan di bulan Ramadhan?”

Hadist Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, “Ribat sehari di jalan Allah adalah lebih baik dari pada seribu hari ditempat lain, bhkan meskipun seseorang (yang tidak ribat) itu puasa di waktu siang dan shalat sepanjang malam”. (Diriwayatkan olehTirmidzi dan An-Nasa’i).

Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam mengalami peperangan yang dahsyat di bulan suci Ramadhan. Jadi di bulan Ramadhan, jihad memiliki arti yang sangat penting, yang sesungguhnya meningkatkan ujian keimanan bagi seorang mukmin, sebagaimana sudah dicontohkan oleh beliau.