Lubang Biawak dan Turbulensi Ekonomi Dunia

Seperti dalam perjalanan dengan sebuah pesawat terbang, pilot sudah mengumumkan bahwa kita akan memasuki cuaca buruk dan pesawat siap-siap menghadapi turbulensi – maka penumpang dianjurkan mengenakan sabuk pengaman dan duduk di tempatnya. Ada penumpang yang mendengarkan baik-baik pengumuman ini, duduk manis di tempatnya dan mengenakan sabuk pengaman – meskipun ikut cemas tetapi dia selamat. Penumpang lain yang mengacuhkan pengumuman tersebut – tidak mengenakan sabuk pengaman – maka dia bisa benjol terjedot sana-sani ketika pesawat terguncang.

Hampir semua kita seperti penumpang di pesawat tersebut, pesawat yang berupa ekonomi global – design dan produksi IMF, Bank Dunia dlsb, dipiloti oleh Amerika dengan co-pilot para sekutunya, dan di awaki pula oleh berbagai pasar modal dan sejenisnya – selebihnya adalah penumpang.

Beberapa pekan lalu ‘pilot’ sudah mengumumkan seperti pengumuman tersebut diatas, kemudian para ‘awak kabin’ sudah pula berusaha menenangkan para ‘penumpangnya’ – tetapi guncangan-guncangan baru bermunculan dan penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman kembali terjedot-jedot.

Siapakah pelaku pasar yang tidak mengenakan sabuk pengaman dan terjedot-jedot tersebut? Mereka adalah para pelaku pasar yang mengandalkan ‘kertas’ dalam pengelolaan assetnya, baik kertas ini berupa uang fiat, saham maupun produk-produk turunannya. Uang kertas US$ misalnya sudah kehilangan daya beli 49 % terhadap emas dalam setahun terakhir – lebih dari 13 %-nya terjadi dalam sebulan terakhir. Dow Jones Industrial Average kehilangan 3.68% nilainya hanya dalam perdagangan kemarin – dan ini bukan yang pertama kalinya dalam sebulan terakhir saja.

Karena harga emas dunia pada umumnya bergerak berlawanan arah dengan bursa saham, maka ketika saham-saham hancur – emas justru melonjak naik, inilah yang Anda dapat saksikan pada trend harga emas sebulan terakhir – termasuk juga lonjakan harga pagi ini, inilah sabuk pengaman Anda untuk sementara ini.

Jadi siapa pelaku pasar yang mengenakan sabuk pengaman ? ya itulah orang-orang yang sebulan terakhir rame-rame mengamankan dirinya dengan ‘sabuk pengaman’ antara lain berupa emas tersebut. Mereka ikut terguncang dengan roller coaster ekonomi dunia, tetapi tidak ikut terjedot-jedot. Bila hari-hari ini Anda berkunjung ke Logam Mulia – Antam, Anda akan melihat antrian panjang orang-orang yang sedang berusaha ‘mengenakan sabuk pengaman’ ini.

Bagi kebanyakan kita yang hidup dan bekerja di jaman ini, kita sudah terlanjur berada di dalam pesawat yang sedang mengalami turbulensi tersebut diatas. Uang kebanyakan kita adalah uang kertas, seluruh hasil kerja kita di perusahaan tersimpan dalam bentuk tabungan, deposito, dana asuransi, reksa dana, dana pension, unit link dlsb yang semuanya adalah aset kertas. Aset yang dengan mudah terjedot-jedot oleh turubulensi pesawat yang membawanya.

Barangkali inilah jaman yang oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah diprediksi : “ Sedikit-demi sedikit kalian akan mengikuti sunnah-sunnah umat terdahulu. Sampai-sampai, andaikata mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian juga ikut mereka memasukinya.” Ada yang bertanya , “ Wahai Rasululah, apakah mereka yang dimaksud adalah Nasrani dan Yahudi ?” Beliau menjawab, “Lalu siapa lagi ?” (HR. Bukhari Muslim)

Karena kita sudah terlanjur berada di dalam pesawat yang sama, dan kita memasuki lubang biawak yang sama pula – maka untuk sementara yang kita dapat lakukan adalah memasang ‘sabuk pengaman’ tersebut diatas.

Namun segera setelah ‘pesawat’ ini akhirnya nanti bisa mendarat dengan selamat, kita bukan hanya ganti pesawat – tetapi kita juga harus ganti tujuan. Tujuan kita tidak lagi sama dengan mereka – yaitu mengejar kekayaan materi semata untuk kehidupan duniawi – kita memiliki tujuan yang lebih jauh lagi yaitu kehidupan kita yang abadi nantinya.

Kita tidak lagi menumpangi pesawat-nya IMF yang dipiloti Amerika dan diawaki oleh para spekulan pasar, pesawat kita adalah syariat agama ini yang dituntun oleh ‘pilot’-nya Al-Qur’an dan ‘co-pilot’ hadits dan sunnah Rasul, dan diawaki pula oleh para ulama yang telah menulis berbagai karya-karyanya di berbagai bidang.

Maka insyaAllah kita tidak akan lagi mengikuti mereka memasuki lubang biawak itu…!