Natal dan Sejarah Yang Tersembunyi (1)

 

eramuslim.com – Setiap menjelang akhir tahun, seluruh dunia tersihir oleh gempita menyambut Natal dan Tahun Baru. Banyak umat Islam yang ikut-ikutan tanpa mengetahui sejarah sesungguhnya dari perayaan ini. Bahkan banyak pula kalangan Non-Muslim yang juga tidak mengetahuinya. Apa yang sebenarnya terjadi sehingga 25 Desember dirayakan sebagai Hari Natal lengkap dengan berbagai aksesorisnya?

*

Secara etimologis, istilah “Natal” berarti “Kelahiran”. Ini diambil dari bahasa Portugis. Dalam bahasa Inggris, disebut “Christmas” yang berasal dari istilah “Mass of Christ”, atau “Hari Perayaan Kelahiran Yesus”. Istilah ini berasal dari ajaran Gereja Katolik Roma pada abad ke-4 M. Banyak yang tidak mengetahui jika perayaan ini sama sekali tidak ada dalilnya di dalam Alkitab.

“Pemeluk Kristen abad pertama sampai keempat pun tidak pernah merayakan Natal, baru pada abad kelima Natal dirayakan, “ demikian Herbert W. Amstrong, Pastur Worldwide Church of God (AS), di dalam bukunya “The Plan Truth About Christmas” (Worldwide Church of God, California, 1984).

sinter2“Para pemeluk Kristen sampai sekarang masih beselisih pendapat apakah Yesus dilahirkan pada 25 Desember, 6 Januari, atau 25 Maret,” ujar Amstrong lagi.

Asal-Usul Natal

Catholic Encyclopedia edisi 1911, dalam artikel berjudul “Natal Day”, mengatakan, “Di dalam Kitab Suci, tidak seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari lahirnya Yesus. Hanya orang-orang kafir saja—seperti Firaun dan Herodes—yang biasa berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.

Menurut Encyclopedia Americana (1944), “Pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut… Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke empat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun yang mengetahui hari kelahiran Yesus.”

Perayaan Natal memiliki akar keyakinan paganisme bangsa Roma Kuno. Natal berasal dari kepercayaan penyembahan berhala masyarakat Babilonia kuno di bawah Raja Nimrod (cucunya Ham, anak nabi Nuh). Nimrod, sang pendiri Menara Babel, membangun kota Babilonia, Niniweah, dan sebagainya, dan membangun sistem kehidupan, ekonomi dan dasar-dasar pemerintahan, yang seluruhnya didedikasikan sebagai pembangkangan terhadap Tuhan. Nimrod ini penguasa yang lalim dan mengawini ibu kandung­nya sendiri, Semiramis.