Intellectual Impacts (4)

3. WAWASAN LUAS

Seorang sahabat mengajak saya untuk menghadiri sebuah pertemuan bisnis MLM (Multi Level Marketing). Dalam pertemuan itu, seorang pelaku bisnis MLM yang telah sukses meraih bonus ratusan juta rupiah per bulan ditambah dengan sebuah mobil mewah dan bonus keliling dunia lainnya memperesentasikan Marketing Plan perusahaan MLM yang dijalankannya, yang sudah menyebar hampir di semua negara. Presentasi tersebut sangat memukau para perserta yang lebih dari seribu orang itu. Setiap kali pembicara ulung itu menceritakan momen-momen yang mengagumkan dalam perjalanan bisnis MLM-nya, ruangan yang penuh sesak itu riuh dengan decak kagum dan tepuk tangan para peserta.

Yang menarik dalam pertemuan itu, dan juga beberapa pertemuan yang sama yang sempat saya hadiri dari berbagai perusahaan MLM lainnya dalam skala besar ataupun kecil, adalah metode motivasi yang mereka gunakan untuk memotivasi para peserta pertemuan. Dengan menampilkan angka-angka dan kondisi nyata baik yang terkait dengan kehebatan produk yang mereka jadikan komoditas dagangan ataupun terkait dengan jumlah rupiah per bulan yang mereka dapatkan, para pembicara mampu meyakinan para peserta dan menanamkan ke dalam hati dan benak peserta semangat kerja dan ciata-cita yang luar biasa. Biasanya, mereka langsung mendaftrar (closing) dan mulai bekerja sekuat tenaga tanpa mengkritisi apa yang disampaikan kepada mereka. Bahkan tidak jarang mereka bekerja siang malam tanpa memperhatian situasi, kondisi dan lingkungan. Faktor utama yang memotivasi mereka rata-rata mimpi mendapatkan penghasilan besar dengan mudah dan tampa modal besar atau seperti yang mereka namakan dengan pasive income. Dengan menanamkan angan-angan yang terkadang sangat berlebihan, seperti kerja keras hanya di awal saja, setelah itu Anda akan menikmatinya dengan bangun pagi semaunya, mandi di kolam renang sendiri semaunya, main golf kapan saja dan segudang angan-angan lainnya.

Pola hidup seperti itu, kalau kita cermati, telah merambah ke semua sektor kehidupan dan profesi masyarakat hari ini. Motivasi memperoleh kekayaan dunia yang melimpah sangat ketara. Seorang eksekutif yang siap bekerja siang malam untuk kepentingan perusahaan tempat ia bekerja. Seorang pelajar yang sudah tertanam dalam pikirannya sejak awal, bahwa tujuan menuntut ilmu adalah mencari kerja. Seorang ibu atau ayah yang memilih sekolah favorit tertentu untuk tempat anaknya belajar, dengan harapan kelak mendapatkan pekerjaan yang bergaji besar. Seorang pedagang atau pengusaha yang tidak kenal lelah dan waktu dalam menjalankan usahanya juga dengan harapan memperoleh keuntungan besar dan lebih besar lagi. Seringkali mengejar mimpi itu tanpa harus memikirkan lagi waktu untuk keluarga atau cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebenaran dan logika sehat. Demikian juga seorang politisi yang mati-matian membela, meperjuangkan dan menawarkan partainya ke masyarakat dengan tujuan dapat menyampaikan dirinya ke kursi pemerintahan di legislatif atau eksekutif, tanpa harus memperhatikan visi dan misi partainya yang tidak jelas. Bahkan di era reformasi ini sering kita dengar komentar masyarakat bahwa politik telah menjadi profesi yang paling ampuh untuk menjadi kaya lebih cepat dan pasti.

Rahasia di balik itu semua terlerak pada satu kata, yakni materialisme.

Materialisme, baik yang berkedok ilmu pengetahuan, sosial ekonomi ataupun yang berbaju nasionalisme bukan hanya melahirkan manusia-manusia ateis yang mengingkari eksistensi Tuhan Pencipta secara total atau setengah-setengah, melainkan juga telah melahirkan manusia-manusia yang berpemikiran sempit, jangka pendek, tidak strategis dan tidak mendasar. Kehidupan dunia telah menjadi tujuan utama, terpenting dan terbesar bagi kaum materialis. Pandangan dan pikiran mereka telah dipersempit oleh sikap dan pola hidup materialis-konsumtif yang mereka anut. Materialisme telah menutup mata hati mereka untuk melihat dan memikirkan ruang lingkup kehidupan yang begitu luas dan panjang. Materialisme telah melupakan mereka pada masalah utama dan paling srategis sepanjang perjalanan wisata mereka yang abadi (Rihlatul Khulud), yakni sejak mereka diciptakan sampai kembali ke kampung halaman abadi dan hakiki yang bernama Akhirat. Ironisnya, apa yang dicapai dari kehidupan dunia tidalah seberapa dibandingkan dengan apa yang dijanjikan Tuhan Pencipta mereka di Akhirat kelak. Apa yang diperoleh dari kehidupan dunia ini tidak pula dapat dinikmati semuanya kecuali hanya sebatas apa yang mereka makan, minum dan pakai. Setelah mati, semuanya itu akan mereka tinggalkan secara paksa dan menjadi milik orang lain (warisan). Tidak sedikit orang hidup menderita dan tersiksa oleh kekayaan yang diaperolehnya. Namu, setelah mati, harta yang diperoleh dengan bersusah payah itu pun terpaksa harus pula ditinggalkan.

INTELLECTUAL IMPACT, memberikan standar bagi kita dalam memberdayakan kecerdasan Intellectual sehingga mampu menalar hal-hal mendasar dan strategis dalam kehidupan ini yang telah menjadi ketentuan Tuhan Pendcipta. Dengan demikian kita mampu mematahkan belenggu materialisme yang meyebabkan pemikiran kita sempit, tidak prinsipil dan tidak pula strategis. Langkah yang harus kita lakukan ialah membuka pintu hati, pikiran dan perasaan kita selebar mungkin untuk membaca, mendengarkan dan mempelajari informasi dan ilmu yang datang dari Tuhan Pencipta, dengan dilandasi husnuzh-zhan billah (positive thinking pada Allah), sehingga kita mampu mencernanya dengan mudah, baik dan maksimal.

Di antara informasi dan ilmu yang perlu kita baca, dengar dan pelajari ialah sistem penciptaan alam semesra yang diciptakan Tuhan Pencipta, temasuk sistem penciptaan manusia itu sendiri. Dan yang lebih urgen lagi ialah sistem hidup yang diciptakan-Nya untuk megatur pola hidup manusia dalam kehidupan di dunia ini. Mempelajari informasi dan ilmu dari Allah Tuhan Pencipta akan membuka mata, hati, pikiran dan persaaan kita terhadap realitas kehidupan ini sehingga kita dapat memposisikan diri secara tepat, sebagai hamba ciptaan-Nya, dalam menjalankan misi dan visi hidup di dunia ini. Dengan demikian, isnyaa Allah kita akan terhindar dari gaya hidup Iblis yang arogan terhadap Tuhan Pencipta-Nya sendiri.

Dalam tabel A berikut ini dijelaskan beberapa ciri dari Aqidah Bersih, Ibadah Benar dan Wawasan Luas.