Physical Impacts

D. PHYSICAL IMPACTS

Seorang sahabat mengeluhkan fenomena yang muncul pada anak-anaknya yang sudah remaja yang cenderung “loyo”. Sebagai generasi muda yang menjadi harapan masa depan, ia menilai anak-anaknya agak lamban dalam bergerak dan menanggapi serta merespon berbagai persoalan sekitar mereka. Lalu, bagaimana mungkin mereka bisa bersaing di era hyper competitive sekarang ini? Sebenarnya, sahabat tersebut tidaklah sendirian dalam kegundahannya. Apa yang membuatnya prihatin telah menjadi pemandangan umum. Kita bisa cermati dari model rambut, cara bicara dan gerak gerik generasi muda sekarang tercermin apa yang menjadi kegelisahan sahabat tersebut. Kepintaran otak yang diperoleh dari kelas tempat mereka belajar belum menjamin mereka mempunyai fisik yang kuat, apalagi terampil dan kreatif. Sebab itu, tidak heran jika tingkat pengangguran bagi generasi terpelajar semakin meningkat. Jika pengangguran tersebut terjadi bagi kalangan yang tidak terpelajar, tentulah sangat mafhum (dapat dimengerti).

Apa yang terjadi sebenarnya merupakan bukti nyata bagi kegagalan dunia pendidikan kita dalam membina dan mengembangkan kepribadian terpadu bagi generasi muda hari ini. Kegagalan tersebut juga disebabkan terlepasnya institusi rumah tangga dari proses pendidikan. Tidak sedikit diantara kita yang tidak menyadari, bahwa tanggung jawab utama pendidikan anak sesungguhnya terletak pada rumah yang melahirkan dan membesarkan mereka. Adapun sekolah adalah mitra para orang tua dalam mewujudkan cita-cita mereka terkait pembinaan dan pembentukan karakter dan kepribadian mereka secara komprehensif.

Salah satu karakteristik Islam ialah apa yang disebut dengan syumuliyah (konprehensif). Syumuliyah ajaran Islam tersebut bermakna, Islam memiliki konsep yang sempurna terkait semua aspek kehidupan manusia. Dalam mengimplementasikannya, Islam menawarkan konsep pemberdayaan dan pencerahan Spritual, Emotional dan Intellectual secara benar dan seimabang, sehingga semua sisi diri manusia, (mental, moral, intelektual, dan fisikal) tumbuh dan berkembang secara seimbang. Sudah kami jelaskan bagaimana pengaruh SEI Empowerment terhadap mental (MENTAL IMPACTS), terhadap moral (MORAL IMPACTS) dan terhadap akal (INTELLECTUAL IMPACTS). Maka pengaruh terhadap fisik disebut dengan PHYSICAL IMPACTS.

PHYSICAL IMPACTS akan lahir dari proses pemberdayaan diri manusia yang komprehensif dan seimbang. Dalam metode SEI-Empowerment, tidak ada satu aspek diri manusia pun yang tidak terjamah; semuanya mendapatkan perhatian secara tepat dan seimbang, termasuk yang terkait dengan fisik seperti yang dijelaskan dalam diagram A berikut ini.

Diaram A : Physical Impacts

1. FISIK KUAT

Untuk menjalankan tugas dan pekerjaan tidak hanya cukup dengan manajemen waktu yang baik, pekerjaan yang sistematik, dukungan peralatan teknologi canggih, semangat yang tinggi, waktu yang cukup dan faktor-faktor lain yang menjadi pendukungnya. Fisik yang kuat juga memiliki peran penting. Apalagi jika seseorang memiliki cita-cita besar dalam hidup ini, maka fisik yang kuat sangatlah mendukung. Fisik yang kuat tidak berarti mampu mengangkat beban berat seperti yang dilakukan oleh para peserta lomba The Strongest Man in The World, atau seperti yang dilakukan Superman. Akan tetapi fisik yang memiliki daya tahan kuat dalam menjalankan tugas dan aktivitas harian.

Nabi Musa terkenal memiliki fisik yang kuat. Risalah kenabian yang beliau terima untuk misi penyelamatan kaumnya yang sudah berabad-abad dijajah Fir’aun yang sangat zhalim dan sadis memerlukan fisik yang kuat. Kekuatan fisik Nabi Musa itu digambarkan Al-Qur’an dengan indah sekali sebagai berikut:

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24) فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا جَاءَهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (25) قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الأَمِينُ (26)

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)? Kedua wanita itu menjawab: Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya (23) Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku. (24) Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap(kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syuaib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syuaib berkata: Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang lalim itu (25) Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (26) (Q.S. Al-Qashash (28): 23 – 26)

Kalau kita cermati perjalanan hidup Nabi Musa As yang diceritakan Al-Qur’an dalam berbagai surah, khususnya dalam ayat-ayat tersebut di atas, tergambar di hadapan kita bahwa Nabi Musa bukan hanya seorang pemuda yang cerdas dan tanggap, akan tetapi juga memiliki fisik yang kuat dan terampil. Tanpa dukungan fisik yang kuat, sulit bagi Nabi Musa menjalankan misi besar yang diamanahan Tuhan Pencipta kepadanya. Apalagi Musa diutus menjadi Rasul di tengah kekejaman dan kejahatan penguasa yang amat zhalim, yakni dinasti Fir’aun di Mesir. Maka misi utama kerasulannya ialag memmbebasakan kaumnya (Bani Israel) dari berbagai bentuk penjajahan dan dominasi dinasti Fir’aun yang sudah mengakar sekitar tiga abad itu.

2. TERAMPIL

Seorang sarjana memilih pekerjaan menjadi pengamen di bis kota jurusan Bandung-Jakarta. Di mata banyak masyarakat, menjadi pengamen bukanlah profesi yang terpuji bagi orang yang tidak cacat. Apalagi bagi seorang mengecap pendidikan tinggi sehingga mendapat gelar sarjana. Tapi, itulah sebuah kenyataan sosial yang kita hadapi, khususnya setelah negeri ini dilanda krisis multidimensi yang berkepanjangan. Apa yang dilakukan seorang sarjana tersebut dan mungkin ribuan sarjana lain yang kurang mampu mengimplementasi ilmu yang mereka peroleh ke dalam dunia nyata sehigga mereka menjadi penganggur atau berprofesi yang jauh di bawah standar keilmuan yang mereka miliki. Itu merupakan dampak dari kurang terampil dalam memenej kehidupan ini. Kecerdasan Spritual, Emotional dan Intellectual hanya akan melahirkan hal-hal yang besar dalam hidup ini jika didukung oleh fisik yang kuat dan terampil (kreatifitas tinggi). Kedua sifat atau karakter mulia ini lahir dari proses SEI Empowerment yang benar dan komprehensif.

Sifat atau karaketer terampil akan melahirkan keterampilan. Kecerdasan intellectual yang dapat melahirkan banyak gagasan hanya akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat jika mendapat tanggapan positif dari fisik yang terampil. Gagasan atau ide yang mampu diimplementasikan oleh fisik yang terampil akan melahirkan keterampilan atau kreativitas. Kemudian akan menjadi sebuah skil atau keahlian. Kalau tidak, ide atau gagasan yang dilahirkan kecerdasan akal hanya akan masuk kedalam barisan khayalan yang tidak berubah menjadi kenyataan. Sebaliknya, khayalan bisa menjadi kenyataan jika mendapat respon positif dari sifat terampil. Tidak sedikit peristiwa ajaib yang terjadi bagi manusia yang tadinya hanya sebatas hayalan, namun dengan berkat kesungguhan, jiwa pantang menyerah dan sifat terampil (kreatif tinggi) dapat berubah menjadi kenyataan besar. Sesungguhnya, apa yang terlintas dalam pikiran mungkin dapat dicapai dan direalisasi, kendatipun pada awalnya terlihat mustahil dan memerlukan waktu yang amat panjang.

Tabel A berikut menjelaskan ciri-ciri Fisik yang Kuat dan terampil. Adapun Tabel B, menjelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fisik Menjadi Kuat dan Terampil.

Perlu diketahui, bahwa untuk membangun fisik yang kuat dan diri yang terampil, memerlukan upaya yang terus menerus melaui apa yang disebut dengan riyadhah nafsiyyah (self exercise). Riyadhah nafsiyyah diterapakan dalam tazkiyatunnafs (metode menyucikan atau membersihkan jiwa). Fisisk kuat dan terampil sangat dipengaruhi oleh upaya yang kita lakukan. Di samping itu, faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting diketahui dan di amalkan. Tabel B berikut menjelaskan beberapa faktor penting yang mempengaruhi fisik kuat dan terampil.