Wisata Abadi Manusia

Manajemen Informasi: Wisata Abadi Manusia

Prolog

Perjalanan hidup manusia bukan hanya di dunia, akan tetapi sangatlah jauh dan sampai ke negeri Akhirat. Agar mudah dicerna dan dihayati, perjalanan yang panjang dan abadi itu kami beri nama dengan Rihlatul Khulud atau Wisata Abadi Manusia. Kami akan ajak pembaca berwisata untuk melihat dan menyaksikan bagaimana proses perjalanan Wisata Abadi Manusia itu dimulai, fase-fase apa saja yang harus dilewati dan kemana akan berakhir.

Dalam Wisata Abadi Manusia, pembaca juga akan melihat secara keseluruhuan bahwa manusia itu tunduk kepada Keputusan, Ketetapan dan Kehendak Tuhan Pencipta. Namun, dalam memilih jalan hidup ketika melewati kehidupan di dunia (Fase Setelah Lahir), khususnya setelah memasuki remaja, Allah, sebagai Tuhan Pencipta, memberikan kepada manusia kebebasan memilih. Jika yang dipilih adalah jalan kebaikan dan kebenaran, maka Allah akan menjamin kesuksesan di dunia dan Akhirat dengan peringkat The Great Success (Kesuksesan Tanpa Batas). Namun, jika yang dipilih itu jalan kesesatan dan keburukan maka Allah juga akan membalasnya dengan kegagalan di dunia dan Akhirat dengan peringkat The Great Torment (siksaan yang amat besar, pedih dan menghinakan). Untuk mencapai The Great Success tersebut diperlukan 10 Noble Characters (10 Karakater (Sifat) Mulia) seperti yang akan dijelaskan pada Bagian II dari buku ini dengan tema Metode SEI Empowerment.

Dalam melewati fase kehidupan pertama di dunia ini, kita seringkali mendengar ungkapan dari sebagian saudara kita bahwa hidup ini hanya sekali. Kehidupan ini hanya di dunia. Setelah mati manusia akan hilang dari peredarannya. Sebab itu, lakukan apa yang Anda inginkan. Tidak perlu terikat nilai dan aturan. Tidak perlu percaya pada siksa kubur, Alam Barzakh (pemisah antara dunia dan Akhirat), tidak perlu yakin pada hari pembalasan, Syurga ataupun Neraka.

Sesungguhnya yang berfikir demikian biasanya adalah orang yang tidak meyakini adanya Tuhan Pencipta dan hari Akhirat atau pembalasan. Mereka yang berkeyakinan seperti itu disebut dengan kaum atheist atau dahriyyun. Sikap yang sama juga dilakukan oleh mereka yang meyakini adanya Tuhan Pencipta dan hari pembalasan, namun mata hati mereka telah dibalut kecintaan yang buta terhadap kehidupan dunia sehingga tidak mampu memposisikan diri dalam hidup di dunia ini secara baik dan tepat di hadapan Tuhan Pencipta. Mereka lazimnya disebut dengan kaum materialis atau ghafil (dilalaikan dunia). Ada lagi yang meyakini adanya Tuhan Pencipta, tapi membatasi peran-Nya hanya sebatas ritual yang bersifat individual dan menafikan kaitan Tuhan Pencipta dengan, bisnis, politik, social, budaya dan pemerintahan. Yang berkeyakinan seperti itu biasanya disebut pula dengan kaum sekular.[1]

Dalam Wisata Abadi ini kami mengungkap beberapa fakta ilmiah, fakta sejarah, realitas kehidupan dan tentunya kebenaran berita yang disampaikan Tuhan Pencipta melalui kitab suci terakhir-Nya yang bernama Al-Qur’an Al-Karim serta Hadits Nabi terakhir, Muhammad Saw. Dengan empat bukti kebenaran tersebut kita akan sampai kepada kesimpulan dan kesepakatan bersama bahwa hidup manusia ternyata bukan hanya di dunia ini. Berawal sejak dari tiada (zero), pemilihan raw material (bahan baku), kemudian menjadi sperma dan ovum, kemudian sperma membuahi ovum, terus berubah menjadi zigot, lalu berkembang dalam rahim ibu sekitar sembilan bulan, kemudian lahirlah manusia ke dunia ini tanpa ilmu dan harta (telanjang) dengan jatah umur dan rezeki masing-masing yang sudah ditentukan Tuhan Pencipta. Kemudian mengalami kematian yang akan menghantarkannya ke Alam Barzakh (pemisah antara dunia dan Akhirat). Setelah sekian lama tinggal di Alam Barzakh, manusia akan dihidupkan kembali dan dibangkitkan, kemudian dikumpulkan di satu tempat pertemuan raksasa yang bernama Mahsyar untuk disidangkan dan dimintai pertanggung jawaban semasa hidup di dunia. Setelah itu akan ditentukan nasibnya apakah pantas mendapatkan imbalan Syurga atau Neraka. Di sanalah akhir perjalanan manusia yang benama Akhirat. Di Akhirat itu mereka akan tinggal selama-lamanya.

Dalam bagian ini, kita akan buka lembaran Rihlatul Khulud satu persatu agar terbentang di hadapan kita hakikat perjalan manusia yang sebenarnya. Lembaran-lembaran tersebut pada hakikatnya merupakan jawaban dari enam pertanyaan besar dan kritis berikut :

  1. Siapa yang menciptakan Anda?
  2. Dari apa Anda diciptakan?
  3. Apa misi dan visi penciptaan Anda?
  4. Sistem nilai apa yang Anda gunakan dalam menjalankan kehidupan dunia ini?
  5. Kemana akhir perjalanan wisata Anda?
  6. Lalu, apakah Anda memiliki pilihan dalam menentukan tempat memulai dan mengakhiri wisata Anda? Atau Anda terpaksa harus mengikuti kehendak dan ketentuan Tuhan Pencipta?

Rihlatul Khulud (Wisata Abadi Manusia) adalah fakta dan kenyataan yang harus dilewati setiap insan tanpa kecuali. Apakah dia seorang Nabi dan Rasul, atau lahir sebagai generasi pertama manusia atau di pertengahan atau di akhir zaman. Apakah dia penguasa atau rakyat jelata. Apakah dia konglomerat atau miskin nan papa. Apakah dia seorang super jenius atau di bawah rata-rata. Apakah dia bergelar profesor doktor atau bertitel buta aksara. Apakah dia lahir dari keluarga bangsawan atau dari keluarga biasa. Apakah ia lahir dari orang tua yang shaleh atau yang preman. Apakah dia seorang ulama besar atau anggota jamaah biasa. Yang pasti dalam melewati terminal-terminal (periode-periode) Wisata Abadi itu tidak ada perbedaan antara manusia karena disebabkan posisi, jabatan, keturunan, harta dan kebanggaan duniawi lainnya. Yang membedakan antara mereka adalah iman dan taqwa kepada Allah, Tuhan Pencipta.

Rihlatul Khulud adalah sebuah proses panjang menuju kebahagian abadi atau kesengsaraan yang berkekalan. Rihlatul Khulud juga jalan menuju kesuksesan hakiki, sebuah kesuksesan di atas segala bentuk kesuksesan. Timbul pertanyaan, bagaimana cara meraih kemenagan besar itu? Renungkan periode demi periode Wisata Abadi Manusia ini, khususnya fase setelah lahir ke dunia, ikuti proses SEI-Empowerment karena SEI-Empowerment adalah Road To The Great Success (Jalan Menuju Kesuksesan Tanpa Batas).

Kebenaran Rihlatul Khulud

Pembaca budiman. Jika ada orang yang sangat Anda percayai kejujuran, amanah, kecerdasan dan komunikasinya yang sangat baik menyampaikan sebuah berita tentang keberadaan sebuah gedung bernama Gedung Putih di Amerika, bagaimana sikap Anda? Anda pasti percaya pada berita itu bukan? Alasannya sangat sederhana, karena yang membawa berita itu adalah orang yang sangat Anda percayai. Kemudian, keesokannya Anda melihat gambar Gedung Putih itu di sebuah media sambil dicantumkan keterangan di bawahnya sesuai dengan cerita yang diterima dari orang yang Anda percayai tadi. Berita yang ada di media itu pasti menambah keyakinan dalam hati Anda. Kemudian, dengan tanpa diduga sebelumnya, Anda menerima undangan berwisata ke Amerika dari Presiden Amerika dan diajak melihat sendiri Gedung Putih itu. Apakah masih ada keraguan dalam hati Anda tentang kebenaran berita yang disampaikan orang yang paling Anda percayai itu? Jawabannya, pasti tidak ada lagi sedikitpun keraguan yang tersisa dalam hati Anda tentang keberadaan Gedung Putih tersebut.

Demikian juga halnya dengan Wisata Abadi Manusia (Rihlatul Khulud). Yang menyampaikan berita itu kepada kita adalah seorang manusia yang amat sangat dipercaya kejujurannya, amanahnya, kecerdasan dan komunikasinya yang sangat baik. Ialah Muhammad Bin Abdullah. Sedangkan yang membuat berita itu adalah Tuhan Pencipta Tunggal alam semesta dan juga Pencipta kita. Dia adalah Allah Ta’ala. Dengan Kebesaran dan Keagungan diri-Nya, Dia pula yang mengundang kita untuk melihat dan membaca berita itu dengan mata kepala kita sendiri yang sebelumnya kita tidak tahu apa-apa tentangnya, seperti yang dijelaskan-Nya :

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (52) صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ أَلا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الأُمُورُ (53)

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan-nya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (52) (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan.(53)” (Q.S. Syura / 42 : 52 – 53)

Dari mana Rihlatul Khulud itu dimulai? Berapa periode yang harus dilewati? Di manakah akhir periodenya? Allah Tuhan Pencipta kita menjelaskannya seperti yang tercantum dalam firman-Nya :

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28)

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, dan kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 28)

Melalui berita yang bersifat pasti dan akurat itu, kita mengetahui bahwa ada lima (5) periode Rihlatul Khulud yang harus kita lewati. Dimulai dengan periode ketika kita belum jadi apa-apa, diteruskan dengan periode kehidupan kita di dunia, kemudian diteruskan dengan periode meninggalkan dunia (kematian) menuju Alam Barzakh, dilanjutkan dengan periode kehidupan kembali setelah dibangkitkan pada hari Kiamat nanti dan diakhiri dengan periode kembali kepada Tuhan Pencipta.

Tabel A berikut menjelaskan jumlah periode yang harus kita lewati, di mana tempat kita setiap melewati periode tersebut dan berapa lama waktu yang kita lewatkan. Itulah hakikat ungkapan yang selalu kita ucapkan ketika mendapat atau melihat musibah, khususnya kematian : إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ “Sesunggughnya kita dari Allah dan kepada-Nya jua kita kembali” (Q.S. Al-Baqoruh / 2 : 156)

Tabel A : Periode, Tempat dan Waktu Selama Wisata Abadi

No Periode Fase Tempat Waktu
1 Kematian Pertama 3 Alam Ruh Allahu’alam
2 Kehidupan Pertama 3 Dunia 0-60an
3 Kematian Kedua 3 Alam Barzakh Allahu’alam
4 Kehidupan Kedua 6 Awal Akhirat Allahu’alam
5 Kembali kepada Allah 2 Akhirat Kekal Abadi

[1] Sekularisme perrtama kali muncul dan melembaga ialah di Eropa pada abad pertengahan (10 masehi) sebagai akibat kegagalan agama Kristen menjawab berbagai kebutuhan, persoalan dan perubahan sarana hidup dan kehidupan manusia. Kemudian, bersamaan dengan koloniaslisme Eropa terhadap Dunia Islam sekitar kurang lebih dua abad lalu, sekularisme disebarkan pula di tengah masyarakat Muslim sampai dipaksakan dalam bentuk kelembagaan negara seperti Undang-Undang Dasar Negara (UUD), hukum, perundang-undangan, pendidikan dan sebagainya. Kendati secara fisik dan militer kaum kolonialis Eropa sudah angkat kaki dari negeri-negeri Islam sejak setengah abad yang lalu, namun idelogi kolonoalial, khsuusnya sekularime masih sangat eksis dalam berbagai lembaga dan bentuk kehidupan dan masih sangat kuat cengkramannya. Namun, Alhamdulillah, sepuluh tahun terakhir ini, khususnya di Indonesia, sendi-sendi sekularisme mualu melemah dan mengalami kropos satu persatu. Isnya Allah, 30 samapi 50 tahun mendatang, masyarakat Muslim dapat merdeka dari belenggu dan penjajahan sekularisme tersebut. Amin.