Budak Budak (Borjuis) Zaman Kini

Alat Exploitasi                                                                                                                          

Sejak dahulu hingga sekarang yang namanya budak, apapun  namanya atau modelnya tetap sama saja fungsinya, yaitu sebagai alat mengeruk kekayaan untuk si majikan. Dalam bentuk makro Budak itu dijadikan alat eksploitasi kekayaan suatu negara untuk kepentingan negara-negara imperialis.                                                                                                                                   

Berbagai istilah seperti, Komprador, Kaki Tangan, Tentara Bayaran, Pemimpin Boneka, Antek-antek, dan sebagainya adalah nama-nama fungsi dan tugas si budak. Ketika dikemas dengan nama yang berbeda, simbol dan atribut yang keren, disertai dengan penghargaan dan gelar, maka status budak kini sudah menjadi supermasi. Apalagi budaya feodal ditengah-tengah masyarakat belum hilang, maka keadaan bisa berbalik, orang berlomba-lomba untuk menjadi jongos-jongon Imperialisme. Tidak ada sedikitpun perasaan berkhianat, hina atau minder, malah sebaliknya merasa pahlawan, terhormat dan bangga.                                                                                

Berapa kekayaan alam kita Emas, Uranium, Minyak, Gas, Batu Bara hasil laut, hutan dan sebaginya, yang tersedot untuk kepentingan asing dengan bagi hasil yang tidak adil ?. Berapa nilai produk Import yang bukan kebutuhan primer, hanya untuk gengsi anak bangsa ?.  Berapa fee management dan waralaba dari produk-produk asing ?. Berapa uang para keluarga pejabat yang dihabiskan untuk shoping keluar negeri ?. Berapa uang hasil korupsi yang disempan diluar negeri ?. Berapa milyar uang yang keluar keluar Cuma pertunjukan musik 2 jam ?, belum lagi kerusakan moral yang ditimbulkan, sudah tidak bisa dinilai dengan materi seberapapun !!!.                           

Kenapa semua itu bisa terjadi dan berlangsung berpuluh-puluh tahun lamanya?. Jawabannya adalah karena ada diantara anak bangsa ini yang mau dijadikan budak-budak atau jongos-jongos Negara-negara Imperialis. Cukup dengan pengakuan Jhon Perkins sebagai wakil dari Kaum Imperialisme, seharusnya para budak menyadari akan keberadaan dirinya selama ini, sebagai agen asing yang menghancurkan negaranya sendiri.. atau malah belum baca…?      

 

* Penulis :                     

  1. Ketua Umum Assyifa Al-Khoeriyyah Subang
  2. Pendiri Pesantren Ma’rifatussalaam  Kalijati subang
  3. Pendiri, Trainer & Presenter di “Nasteco”
  4. Pendiri dan Trapis Islamic Healing Cantre
  5. Pendiri LPPD Khairu Ummah Jakarta