Pendidikan Berbasis Akhlak Sebagai Pendidikan Karakter

Oleh: Dr. H. Ulil Amri Syafri, MA.

(Sekretaris Program Studi Pendidikan Islam UIKA Bogor)

Saat ini, pendidikan karakter menjadi ’trending topic’ dalam dunia pendidikan setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung hal tersebut. Gagasan pendidikan karakter yang sedang didegungkan pemerintah ini haruslah memiliki arah dan tujuannya yang jelas. Dengan arah yang jelas, implementasi di lapangan menjadi mudah dilaksanakan. Sebaliknya bila tidak jelas, maka jangankan hasil dari proses pendidikan tersebut, implementasinya saja mengalami kendala. Karena itu memahami pendidikan karakter khususnya dalam Islam menjadi penting.

Pendidikan Islam, menurut Muhammad Fadhil Al-Jamaly, merupakan upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk maju berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan yang menjadi tujuannya. Karena itu, bisa dikatakan bahwa pendidikan dalam ranah Islam bisa dimaknai upaya manusia untuk melahirkan generasi yang lebih baik, generasi yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Sedangkan karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas karakter, memiliki makna bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun makna berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Bila dikaitakan dengan Islam, dapat disimpulkan bahwa individu yang berkarakter baik adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Melihat makna pendidikan dan karakter di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses membentuk akhlak, kepribadian dan watak yang baik, yang bertanggung jawab akan tugas yang diberikan Allah kepadanya di dunia, serta mampu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Karena itu dalam Islam, pendidikan karakter adalah pendidikan agama yang berbasis akhlak. Islam melihat pentingnya membentuk pribadi muslim dengan nilai-nilai yang universal.

Konsep akhlak dalam Islam merupakan konsep hidup yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan manusia itu sendiri. Keseluruhan konsep-konsep akhlak tersebut diatur dalam sebuah ruang lingkup akhlak. Menurut Muhammad Abdullah Darrâz, konsep ruang lingkup akhlak sangat luas karena mencakup seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari hubungan manusia kepada Allah maupun hubungan manusia kepada sesamanya.

Itulah karakter yang sebenarnya, bukan karakter yang mudah berubah-ubah. Berubah-ubahnya watak dan kepribadian seseorang menunjukan lemahnya karakter. Perubahan-perubahan perilaku manusia ini disebabkan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai relatif yang terus berkembang. Jika ingin menanamkan karakter yang tak lekang dengan waktu, maka harus menggunakan referensi yang juga tak lekang dan universal, dan ini ada pada konsep akhlak dalam Islam. []

Donasi Pengkaderan Ulama dan Cendekia UIKA Ibnu Khaldun dapat disampaikan melalui Rekening BRI SYARIAH Jl Jajajaran Bogor atas nama Ibdalsyah QQ Cendekiawan Muslim No Rek. 100 436 8246