Adakah Jarak antara Agama dan Ilmu Pengetahuan? (2)

Penemuan-penemuan dari Para ilmuwan Islam di masa kejayaan Islam hanya berusaha untuk melihat bagaimana alam semesta ini, termasuk semua makhluk, bumi, matahari, bulan dan bintang-bintang itu diciptakan dan berjalan sesuai pengetahuan dan kehendak satu Tuhan. Mereka melakukan penelitian-penelitian mereka sebagai suatu tugas ukhrawi sesuai perintah di dalam al-Qur’an:

‘Katakanlah, ‘Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.’ (al-‘Ankabut: 20)

Islam adalah suatu agama sederhana yang memotivasi pikiran kita untuk memiliki iman yang logis tentang Allah yang Maha Esa. Tidak ada dogma-dogma ditemukan di dalam Islam. Para ilmuwan Islam meneliti alam semesta, sesuai pesan di dalam ayat, untuk menemukan hikmah dan ilmu pengetahuan guna memperkuat keyakinan mereka yang logis.

‘Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.’ (al-Hijr: 19)

Ayat ini menyatakan suatu fakta ilmiah mengenai penciptaan bumi, yaitu keseimbangan. Allah merancang bumi dengan luas dan kandungan yang dapat memelihara lingkungan agar tetap dalam satu keseimbangan yang cermat, untuk mengakomodasi hidup kita di permukaannya.

Ini adalah sarana untuk memahami ayat tersebut dan untuk memahami Hikmah dari Penciptanya berdasarkan pengetahuan dan logika ilmiah. Sebanyak kita mengenal, semakin yakin pemahaman kita terhadap ayat ini dan semakin kuat iman kita kepada Allah.

Dengan penemuan-penemuan ilmiah kita menemukan hikmah dari Penciptanya di dalam mengadaptasikan kondisi-kondisi kosmik untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan kebutuhan hidup bagi makhluk-makhluk yang hidup di muka bumi. Suatu keseimbangan juga dijaga dengan baik antara tekanan darah, kelembaban suhu tubuh dan kulit. Bagaimanapun, kondisi-kondisi tekanan, suhu, kelembaban, sistem pemberian makan dan sistem pelengkap lain secara ilmiah ditentukan oleh banyak faktor seperti sinar matahari, kadar air, lingkungan, ketebalan udara, komposisi udara, dan lain-lain. Keseimbangan lain juga dapat ditemukan pada ukuran hati tiap makhluk untuk memberi tekanan penyeimbangan.

Keseimbangan lain ditemukan pada elemen dasar seluruh alam semesta, yaitu atom. Di dalam atom, muatan positif berada dalam keseimbangan dengan muatan negatif. Gerakan elektron-elektron itu seimbang dalam garis edar di sekitar nukleus. Keseimbangan ini ditemukan di dalam atom pada tiap benda. Sebagaimana keseimbangan ini ditemukan di dalam elemen dasar tiap makhluk hidup, yaitu sel yang hidup. Di dalam sel, kita menemukan tekanan dari zat cair di dalam sel itu seimbang dengan tekanan atmosfer di luar dinding sel, suhu sel itu seimbang dengan suhu udara di sekitarnya, dan kelembaban sel itu seimbang dengan kelembaban atmosfer ke di luar dinding sel. Keseimbangan ini dijaga dengan mekanisme-mekanisme yang berbeda menurut lingkungan yang melingkupi sel-sel seperti sel yang ada di padang pasir, laut, pegunungan tinggi, atau dataran rendah. Masing-masing sel mempunyai keunikannya sendiri dalam mempertahankan keseimbangannya.

Jika kita memperhatikan tumbuhan dan makhluk hidup lain di dalam hutan, sungai-sungai dan laut-laut, Anda akan menemukan masing-masing dari mereka mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan desain yang elegan dan mekanisme-mekanisme yang menandakan Kehebatan Penciptanya dan meyakinankan kita akan keesaan-Nya. Sebagai contoh, ikan-ikan di laut mempunyai darah dingin, sementara ikan-ikan kecil mungkin memerlukan satu ton makanan setiap tahun untuk menyeimbangkan panas agar tidak hilang dari tubuh. Tubuh ikan itu dapat menyeimbangkan tekanan tubuhnya ketika berada perairan yang dalam. Sebagaimana burung-burung menyeimbangkan tekanan tubuh dengan tekanan udara yang rendah saat berada di angkasa yang tinggi. Tekanan-tekanan yang seimbang dengan suhu udara itu ditemukan sebagai bukti-bukti yang ilmiah untuk Hikmah Allah.