Berislam Secara Kaffah (2)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208) فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (209)

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Baqarah [2]: 208-209)

Allah Maha Kuat, Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Maha Gagah. Setiap Muslim yang bertawajjuh kepada Allah berarti ia bertawajjuh kepada kekuatan dan kekuasaan yang haqiqi dan tunggal di alam ada ini. Ia tidak lagi takut kepada segala kekuatan dan kuasa lain yang palsu. Dia benar-benar merasa tenteram dan senang hati. Ia tidak lagi takut kepada sesiapa dan kepada sesuatu apa karena ia menyembah Allah yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Maha Gagah. Ia tidak lagi bimbang kehilangan sesuatu dan tidak mengharapkan sesuatu pada yang lain dari Allah yang berkuasa menahan dan memberi. Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Kekuatan dan kudrat kuasaNya menghindarkannya dari kezaliman, hawa nafsu dan penganiayaan. Allah tidak sama dengan tuhan-tuhan di dalam keyakinan-keyakinan paganisme dan jahiliyah yang mempunyai berbagai keinginan dan kehendak hawa nafsu. Setiap Muslim yang berlindung pada Allah berarti ia telah berlindung pada satu kuasa Yang Maha Kuat, di mana ia dapat merasakan keadilan, pembelaan dan keamanan.

Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Pemberi dan Pengurnia segala nikmat, Pengampun dosa dan Penerima taubat. Dialah yang mengabulkan do’a orang yang berada di dalam kesusahan, dan menghapus kesusahan itu apabila ia memohon kepadaNya. Karena itu, setiap Muslim yang berada di bawah naungan-Nya akan merasa aman, tenteram, selamat dan beruntung. Ia diberi rahmat apabila lemah dan diberi keampunan apabila bertaubat.

Demikianlah dinamika hubungan seseorang Muslim dengan sifat-sifat Allah yang telah diajarkan oleh Islam kepadanya. Ia mendapati dalam setiap sifat Allah itu hakikat-hakikat yang mententeramkan hatinya, menenangkan jiwanya, dan memberinya jaminan perlindungan, rahmat, belas kasihan, kekuatan dan keteguhan, kemantapan dan kedamaian.

Demikianlah hati seseorang Muslim dilimpahi kedamaian yang muncul dari persepsi yang benar tentang hubungan antara hamba dan Rabb, di antara Pencipta dan alam semesta, dan antara alam semesta dan manusia. Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan haq, dan menciptakan segala makhluk di alam semesta ini dengan ukuran dan hikmah. Manusia adalah diciptakan dengan sengaja dan tidak akan dibiarkan sia sia. Telah disediakan untuknya setiap situasi dan kondisi di alam yang sesuai dengan keberadaannya.

Segala kejadian yang ada di bumi ini telah diciptakan untuk manfaat dan kepentingannya. Ia dipandang tinggi di sisi Allah. Dialah khalifah Allah di bumi ini dan Allah-lah yang menolongnya dalam melaksanakan tugas khilafah ini. Alam semesta di sekelilingnya menjadi sahabat baiknya. Ruhnya berpaut dengan ruh alam semesta apabila kedua-duanya bertawajjuh kepada Allah.

Ia diundang untuk menyaksikan pagelaran Ilahi yang diadakan di langit dan di bumi supaya ia menikmatinya dan bermesra dengannya dengan sepenuh mata dan hati. Ia diseru supaya berhubungan mesra dengan segala sesuatu dan segala yang hidup di alam semesta yang besar ini, yang penuh dengan sahabat-sahabat yang juga turut diundang untuk menyaksikan pagelaran itu. Mereka semua ikut meramaikan pagelaran tersebut.

Agama yang mendorong penganutnya berdiri di hadapan tumbuh-tumbuhan yang kecil dan menyarankan bahwa dia akan mendapat pahala apabila dia menyiram tumbuh itu berusaha supaya subur dan menghilangkan segala sesuatu yang menghalangi kesuburannya, adalah satu agama yang sangat indah dan mulia. Agama tersebut mencurahkan kedamaian di dalam ruhnya dan membebaskan ruhnya untuk berpelukan dengan alam semesta dan makhluk yang ada, dan menyebarkan suasana aman, mesra, kasih sayang dan damai di sekeliling alam semesta.

Keyakinan kepada hari Akhirat memainkan peran utamanya dalam melimpahkan kedamaian pada jiwa seseorang mukmin dan alamnya, serta menghapuskan perasaan keluh kesah, bosan dan putus asa. Sesungguhnya perhitungan final tidak dilakukan di bumi ini, dan balasan yang sempurna juga tidak dibuat di dunia ini. Sesungguhnya perhitungan itu akan diadakan di Akhirat, dan keadilan yang mutlak dijamin di dalamnya.

Oleh sebab itu, seseorang Mukmin tidak merasa menyesal terhadap usaha-usaha kebajikan dan jihadnya demi kepentingan agama Allah meskipun usaha dan jihadnya itu tidak membuahkan di bumi ini. Dia tidak merasa gelisah terhadap upah dan ganjaran kerjanya meskipun upah dan ganjaran itu tidak diberi dengan sempurna di dunia ini menurut penilaian manusia. Karena dia yakin bahwa upah dan ganjaran itu akan diberikan kepadanya secara sempurna menurtu timbangan Allah.

Dia tidak merasa berputus asa dari mendapat keadilan jika keberuntungan dalam perjalanan yang singkat ini dibagikan tidak sesuai keinginannya, karena keadilan pasti terjadi karena Allah tidak sekali-kali menzalimi hamba-hamba-Nya.