Uqbah bin Amir Al-Juhani (2): Ilmu dan Jihad adalah Jalanku

Uqbah bin Amir Al-Juhani (2): Ilmu dan Jihad adalah Jalanku

Uqbah bin Amir Al-Juhani memusatkan perhatiannya kepada dua bidang, yaitu ilmu dan jihad. Ia tekuni kedua bidang itu dengan seluruh jiwa raganya. Bahkan ia tak segan-segan mengorbankan apa saja yang dimilikinya hanya untuk memperoleh keduanya.

Bidang ilmu ia reguk langsung dari Rasulullah Saw. Uqbah berhasil menjadi ahli Al-Qur`an, ahli hadits, ahli fiqih, dan ahli fara`id. Ia pun berhasil menjadi seorang sastrawan. Uqbah memiliki suara terindah di antara para ahli baca Al-Qur`an. Hati para sahabat tergugah dan tunduk bila mendengarkan bacaannya yang merdu menggetarkan kalbu. Sehingga air mata mereka bercucuran, karena takut kepada Allah Swt.

Uqbah meninggalkan sebuah mushhaf hasil karyanya sendiri. Mushhaf ini tersimpan di Jami’ah ‘Uqbah Ibnu ‘Amir (Universitas ‘Uqbah Ibnu ‘Amir). Di akhir mushhaf tersebut tercantum kalimat “Katabahu ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani” (Ditulis oleh ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani).

Dalam bidang jihad, ia turut berperang bersama Rasulullah Saw. dalam perang Uhud dan peperangan-peperangan sesudahnya. Uqbah termasuk salah seorang sahabat ahli strategi. Dalam peperangan menaklukkan Damsyik, ia mendapat luka. Meski demikian, panglima Abu ‘Ubaidah mengirimnya ke Madinah untuk menyampaikan kemenangan demi kemenangan kepada Khalifah Umar bin Khattab. Tujuh hari tujuh malam, Uqbah mengendarai kudanya untuk menemui Umar.

Pada masa Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan, Uqbah diangkat menjadi gubernur Mesir. Tiga tahun kemudian, Muawiyah menugasinya memimpin peperangan menaklukkan Rodhes di Laut Tengah.

Tatkala mendekati ajal, Uqbah berwasiat kepada anak-anaknya: “Hai anak-anakku! Aku larang kalian melakukan tiga hal:

Pertama, jangan menerima hadits Rasulullah, kecuali dari orang yang dipercaya.

Kedua, jangan berutang, sekalipun pakaian kalian compang-camping. Ketiga, jangan menulis syair yang menyebabkan lalai dari Al-Qur`an.