Bolehkah Puasa 4 Hari 4 Malam Tanpa Makan?

Ass.

Ustadz, apakah benar kita boleh berpuasa 4 hari 4 malam tanpa makan? Tolong jelaskan.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puasa adalah salah satu jenis ibadah mahdhah yang teknik pelaksanaannya telah ditetapkan secara baku di dalam syariat Islam. Teknik dan aturan puasa yang berlaku untuk umat nabi Muhammad SAW berbeda dengan teknik puasa yang disyariatkan kepada umat-umat sebelumnya. Meski sama-sama dinamakan dengan puasa.

Isyarat adanya perintah puasa buat orang terdahulu, memang kita dapat di dalam ayat yang amat masyhur berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah: 183)

Namun demikian, di ayat-ayat selanjutnya Allah SWT menetapkan teknis puasa, yaitu hinggamasuk malam atau terbenamnya matahari.

وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّليْلِ

Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam… (QS Al-Baqarah: 187)

Ada perintah untuk makan dan minum di malam hari dan tidak melakukannnya di siang hari. Namun batas waktunya hanya sampai datangnya malam. Makna datangnya malam tidak lain adalah terbenamnya matahari atau masuknya waktu Maghrib.

Dari ayat di atas jelas sekali bisa disimpulkan secara hukum, bahwa telah diraramkan bagi seorang muslim yang berpuasa untuk tidak makan atau minum pada saat datangnya malam. Hukum makan dan minum (berbuka puasa) dalam hal ini menjadi wajib hukumnya, meski membatalkan puasanya hanya dengan seteguk air.

Sedangkan ajaran puasa dengan tidak makan 4 hari 4 malam, jelas bertentangan dengan Al-Quran Al-Kariem. Sehingga haram dilakukan oleh seorang yang mengaku beriman kepada kitabullah.

Secara lebih khusus, Rasulullah SAW sendiri juga melarang puasa yang tidak berbuka pada saat maghrib. Beliau menyebut puasa yang demikian dengan sebutan puasa ‘wishal’. Asal katanya dari washala – yashilu yang artinya bersambung. Memang puasa itu bersambung dari siang ke malam, lalu diteruskan ke siangnya, terus lagi sampai malamnya dan begitulah hingga beberapa hari.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ عَنِ اَلْوِصَالِ, فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ اَلْمُسْلِمِينَ: فَإِنَّكَ يَا رَسُولَ اَللَّهِ تُوَاصِلُ? قَالَ, " وَأَيُّكُمْ مِثْلِي? إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي."

Dari Abi Hurairah ra berkata, "Rasulullah SAW telah melarang puasa wishal." Seorang bertanya, "Namun Anda wahai Rasulullah, juga melakukan wishal?" Beliau menjawab, "Siapa kalian yang seperti diriku? Karena akusaat malam tuhanku memberiku makan dan minum." (HR. Muttafaq alaihi)

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.