Pembahasan Lengkap serta Manfaat Shalat Dhuha

Shalat adalah amalan utama sebagai umat Islam, bahkan merupakan tiang agama. Secara fiqih ada dengan hukum farhdu (wajib) lima waktu dan sunnah seperti shalat Dhuha. Namun, apakah Anda tahu apa saja manfaat shalat Dhuha?

Pengertian Shalat Dhuha

Shalat Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang istimewa. Ada banyak keunggulan dan manfaat jika seorang muslim rutin melaksanakannya. Dan dikenal memiliki keutamaan untuk memohon rezeki dari Allah SWT.

Tata cara pelaksanaan ibadah Dhuha ini sama dengan pelaksanaan shalat lain pada umumnya. Hanya saja, dengan doa-doa tertentu yang dibacakan setelah selesai. Biasanya dikerjakan mulai dua hingga dua belas raka’at, tiap empat kali sujud diakhiri satu salam. Dan dilakukan dengan sendiri (Munfarid).

Bagaimana tata caranya? Rasulullah mengerjakan sholat Dhuha empat dan delapan raka’at. Namun tidak dibatasi jumlahnya menurut sebagian ulama. Ada yang mengatakan dua belas atau bisa lebih banyak lagi hingga waktunya habis.

Menurut Jumhur ulama berpendapat maksimal delapan raka’at. Hal ini Berdasarkan hadits dari Ummu Hani’:

أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عامَ الفتحِ صلَّى ثمانَ ركعاتٍ سُبحةَ الضُّحى

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di tahun terjadinya Fathu Makkah beliau shalat delapan rakaat shalat Dhuha” (HR. Bukhari no. 1103, Muslim no. 336).

Namun sebagian ulama berpendapat tidak ada batasannya. Dalilnya hadits dari Aisyah radhiallahu’anha,

كان النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُصلِّي الضُّحى أربعًا، ويَزيد ما شاءَ اللهُ

“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Dhuha empat raka’at dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau” (HR. Muslim no. 719).

Ilustrasi Waktu Dhuha

Waktu Pelaksanaan Shalat Dhuha

Waktu pelaksanaan shalat Dhuha dimulai ketika matahari meninggi setinggi tombak sampai sebelum zawal atau saat matahari tegak lurus. Di Indonesia, waktunya terbentang selama beberapa jam sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur.

Tetapi yang lebih utama yaitu diseperempat siang, sekitar jam 07.00 sampai sebelum tengah hari atau jam 12.00 WIB. Namun, alangkah lebih baik jika dilaksanakan pagi pukul 08.00 sampai dengan 10.00 Waktu Indonesia Bagian Barat.

Di wilayah Arab Saudi, waktu pelaksanaannya ditandai saat padang pasir terasa lebih panas dan anak unta beranjak. Hal ini di ceritakan dalam suatu kisah saat zaman Rasulullah SAW ketika salah satu Sahabat dari golongan anshor Zaid bin Arqam, saat beliau melihat sekelompok orang menjalankan ibadah shalat Dhuha.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

أنَّه رأى قومًا يُصلُّون من الضُّحى في مسجدِ قُباءٍ، فقال: أمَا لقَدْ علِموا أنَّ الصلاةَ في غيرِ هذه الساعةِ أفضلُ، قال: ((خرَجَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم على أهلِ قُباءٍ، وهم يُصلُّونَ الضُّحى، فقال: صلاةُ الأوَّابِين إذا رَمِضَتِ الفصالُ من الضُّحَى

“Zaid bin Arqam melihat sekelompok orang yang sedang melaksanakan shalat Dhuha. Kemudian ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini  ada yang lebih utama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat awwabin hendaknya dikerjakan ketika anak unta merasakan terik matahari” (HR. Muslim no. 748).

Bagaimana Niat Shalat Dhuha?

Ijma’ ulama sepakat bahwasanya tempat dari niat adalah dihati. Belum dianggap cukup apabila hanya diucapkan dengan lisan. Melafalkannya bukanlah suatu syarat mutlak. Artinya, bacaannya tidak harus dilafalkan.

Pedapat dari madzhab Hanafi dan Maliki, Tidak ada syariat melafadzkan niat sebelum kedua tangan terangkat dan takbirotul ihram, terkecuali mereka yang ragu. Keduanya menyebutkan cukup dengan membatin. Karena dianggap menyalahi keutamaan dan tidak ada contoh dari Rasulullah SAW.

Sedangkan menurut madzhab Hambali dan Syafi’i niat yang diucap sebelum takbirotul ihram dihukumi kedalam sunnah. Mereka berpendapat fungsi dari mengucapkannya saat sholat Dhuha sendiri adalah untuk mengingatkan hati agar khusyu’ dal lebih mantab dalam menjalankan ibadah.

Terlepas dari perbedaan tersebut, bacaan niat sholat Dhuha pada umumnya adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah SWT.”

Tata Cara Shalat Dhuha

Secara ringkas, berikut tata cara shalat Dhuha:

Pertama Niat,kemudian Takbiratul ikram, lebih baik jika diikuti dengan doa iftitah dilanjutkan Membaca Al Fatihah. Lalu surat atau ayat alquran, bisa membaca Asy Syamsu atau yag lainnya, Ruku’, I’tidal, Sujud, Duduk iftirasy, bersujud lagi disertai tuma’ninah.

Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua,kemudian membaca Al Fatihah,dilanjutkan surat atau ayat Alquran, bisa Adh Dhuha atau lainnya. Ruku’, I’tidal, Sujud, Duduk iftirasy, Sujud kedua, Tahiyat akhir disertai tuma’ninah, terakhir Salam.

Demikian tata cara shalat Dhuha. Setiap dua raka’at salam, diulang sampai bilangan delapan atau yang dikehendaki. Setelahnya dianjurkan untuk berdo’a. Caranya, dengan duduk khusyu dan konsentrasi lalu memperbanyak berdzikir. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan membaca salah satu doa.

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.”

اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا) فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Artinya, “Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Manfaat dari Shalat Dhuha

Ada banyak keistimewaan dan manfaat shalat Dhuha bagi setiap muslim yang mengerjakannya. Salah satu yang sangat bagus apabila mengerjakannya setiap hari maka akan dijanjikan salah satu pintu surga khusus. Adapun beberapa keutamaan dari shalat Dhuha ini adalah sebagai berikut:

1. Wasiat Khusus dari Rasulullah SAW

Salah satu keistimewaan shalat Dhuha adalah merupakan ibadah sunnah yang diutamakan agar bisa dikerjakan rutin oleh umat Islam, mengapa demikian? Karena juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada zaman beliau.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya).” (Qs. An-nisaa: 59)

Keutamaan sholat Dhuha agar menghindarkan dimasukkan kedalam golongan orang orang yang lalai atau lengah, dalam usaha mendekatkan diri dan mencari rahmat Allah SWT. Hal ini karena, diwaktu-waktu luang terus melakukan ibadah.

Salah satu hal tersebut menjadi faktor istimewanya ibadah sholat sunnah Dhuha yang dikerjakan dengan rutin dan rasa ikhlas dalam melaksanakan, semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Karena itulah Rasulullah SAW sampai mewasiatkan kepada para sahabat untuk mengerjakannya

2. Shalat Awwabin (Orang-orang yang Taat)

Manfaat sholat Dhuha berikutnya adalah dianggap sebagai Assholatul Awwabin. Ini adalah sholatnya orang-orang yang taat. Artinya, jika rutin menjalankan ibadah Dhuha, maka akan dicatat sebagai golongan mereka.

Makna dari shalat awwabin sendiri sebenarnya adalah, sembahyang sunnah yang dilakukan antara waktu Magrib dan Isya, hal ini menurut pendapat ulama syafiiyah. Selain itu, Imam Nawawi Rahimahullah “Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula pengartian orang yang kembali taat

Mengapa ibadah dimasa antara Magrib dan Isya, juga Dhuha ini disebut demikian? Waktu dilaksanakannya kedua ibadah ini adalah saat orang-orang lalai. Jadi dinilai ketika kesempatan tersebut hadir dan Anda masih mengingat Allah SWT, karena itulah disebut orang-orang yang taat.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata:

أَوْصاني حبيبي بثلاثٍ لنْ أَدَعهنَّ ما عشتُ: بصيامِ ثلاثةِ أيَّامٍ من كلِّ شهرٍ، وصلاةِ الضُّحى، وأنْ لا أنامَ حتى أُوتِرَ

“Kekasihku (Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam) mewasiatkan aku untuk tidak meninggalkan tiga perkara selama aku masih hidup: puasa tiga hari di setiap bulan, shalat dhuha dan tidak tidur sampai aku shalat witir” (HR. Muslim no. 722).

3. Dua raka’at Dhuha bernilai 360 sedekah

Sedekah maknanya memberikan sesuatu kepada orang lain dalam rangka kebaikan yang semata-mata ditujukan untuk mengharap ridho Allah SWT. Dalam bahasa arab berbunyi “shadaqoh” yang artinya suatu pemberian kepada orang lain secara sukarela tanpa adanya batasan waktu dan jumlah tertentu.

Keutamaan dari sedekah sendiri ada banyak macamnya. Salah satunya adalah merupakan penolong saat kiamat. Di hari tersebut Allah akan Memberi pertolongan kepada tujuh orang yang salah satunya ia yang bersedekah dengan tangan kanan dan tangan kirinya tidak mengetahui.

Keutamaan amalan sedekah dapat diperoleh dengan melaksanakan shalat sunnah Dhuha. Maksudnya adalah dengan peruntukan 360 ruas anggota badan yang wajib dikeluarkan sedekahnya. Tentu juga harus dengan ikhlas mengerjakannya, maka pahala yang diterima senilai jumlah sendi manusia tersebut.

Sebagaimana Hadits Abu Dzar radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)

4. Empat Rakaat Dhuha Membawa Kecukupan

Ibadah shalat Dhuha yang dilaksanakan setiap hari, maka akan dijanjikan rezeki bagi yang mengerjakan ibadah ini dicukupkan sampai akhir hari (12 malam). Karena pada dasarnya salah satu dari faedah amalan ini sebagai permohonan rizki kepada Allah SWT.

Hal tersebut tertuju pada waktu pelaksanaan amalan sunnah ini dan do’a yang dipanjatkan selepasnya. Allah SWT juga menjanjikan pada setiap muslim dan muslimah yang telah rajin mengerjakan shalat Dhuha akan dicukupkan apapun yang menjadi kebutuhannya hingga jelang sore atau akhir hari.

Maksud sebenarnya adalah, Allah SWT ingin memberikan imbalan pada yang selalu berniat untuk mengingat-Nya di dalam pelaksanaan ibadah Dhuha. Dengan mencukupi kebutuhannya di sepanjang hari tersebut. Hal ini diterangkan ke dalam hadist.

Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghathafani, Rasulullah SAW bersabda:

يَابْنَ آدَمَ ، صَلِّ لِي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ .

“Wahai anak Adam, shalatlah 4 rakaat untuk-Ku pada waktu Dhuha, maka Aku akan memberikan jaminan yang cukup kepadamu sampai akhir hari itu.”

Sekian penjelasan lengkap dan manfaat shalat Dhuha. Secara umum, faedah ibadah ini bahkan tidak hanya berefek secara rohani, tetapi dalam penelitian juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Ditambah lagi waktu dilaksanakannya adalah saat yang bagus dalam menjalankan amalan agama Islam.