Ucapan 'amin' dari Mana Asalnya?

Assalamu’alaikumwrwb.

Usztad, ana mau bertanya….di mana datangnya kata "Amien" setelah kita membaca Al-fatiha shalat bersama?

Ana coba mencari di al-quran tidak ketemu… Ana sering mendengar orang-orang Nasrani yang menyebut kata Amien itu..

Sedangkan sebuah hadist mengatakan bahwa umat Islam tidak boleh meniru niru umat nasranai atau Yahudi… Bukankah demikian?

Setahu ana orang-orang Syiah tidak menyebut kata Amien setelah membaca al-fatiah….. Rasanya orang-orang Syiah yang benar….. Menjalankan Shalat.sedangakn kita ini batal…

Aba takut, shalat ana tidak diterima oleh ALLAH dan takut berdosa, cape cape shalat saja 5 kali sehari… Akirnya. Ana tidak mebaca lagi.

Bagaimana menurut Usztad?

Salam Fali.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kata ‘amin’ yang anda tanyakan itu sumbernya bukan dari siapa-siapa, tetapi berasal dari malaikat Jibril alaihissalam. Dan keterangannya ada di dalam hadits nabi SAW. Tentunya sumbernya dari Allah SWT juga.

لَقَّنَنِي جبريل آمين عند فَراغي من فاتحة الكتاب وقال: إنه كالخاتم على الكتاب

Rasulullah SAW bersabda, "Malaikat Jibril mentalqinkan (membacakan) kepadaku kata’ amin’, saat aku diam setelah membaca surat Al-Fatihah, seraya berkata, "Itu seperti penutup dari suatu surat."

Di sisi lain, mengucapkan amin di dalam shalat dijanjikan akan diampuni dosanya, berdasarkan hadits shahih berikut ini.

"إذا أمَّنَ الإمام فأمِّنوا، فإنه مَن وَافَق تأمِينه تأمِين الملائكة غُفِر له ما تَقَدَّم من ذَنْبه" رواه البخاري ومسلم

Apabila Iam mengucapkan amin, maka ucapkanlah amin. Sesungguhnya siapa yang sama amin-nya dengan amin malaikat, maka dosanya yang telah lalu diampuni. (HR Bukhari dan Muslim)

Nabi Muhammad SAW sebagai rasul dan sumber syariah Islam, telah mendapatkan banyak jenis wahyu. Sebagian dari wahyu itu berbentuk ayat Al-Quran, namun jumlahnya sangat terbatas. Hanya sekitar 6000-an ayat saja. Tentu sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar pengambilan huku syariah.

Karena itu Allah SWT telah menetapkan bahwa apa yang diucapkan, dikerjakan bahkan yang disikapi dengan diam (taqrir) oleh nabi Muhammad SAW, juga berlaku sebagai sumber syariah Islam. Itulah yang kita sebut dengan istilah hadits atau sunnah nabi. Baik Al-Quran maupun hadits nabi, keduanya adalah wahyu. Sebab semua bersumber dari satu titik yang sama, yaitu dari Allah SWT. Meski masing-masing punya perbedaan yang esensial.

Di dalam Al-Quran, Allah perintahkan kita untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.(QS. Al-Hasyr: 7)

Bahkan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW adalah merupakan bentuk implementasi dari kecintaan kita kepada Allah SWT. Allah berfirman:

Katakanlah, "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Ali Imran: 31)

Mengapa demikian?

Karena Rasulullah SAW telah dijadikan utusan resmi oleh Allah SWT, bahkan apa yang keluar dari mulutnya tidak lain bersumber dari wahyu Allah semata. Sebagaimana firman-Nya:

dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan. (QS. An-Najm: 3-4)

Maka bisa kita simpulkan bahwa mengucapkan kata ‘amin’ bukanlah mengikuti orang nasrani atau yahudi, tetapi bersumber dari agama Islam sendiri. Kalau pun ada kesamaan, yang penting Rasulullah SAW telah menetapkannya.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc