Kepemimpinan Feodal di Indonesia?

Sebuah otokritik yang sangat tepat menggambarkan tentang model kepemimpinan di Indonesia. Model kepemimpinan yang bergaya feodal, dan tidak memihak rakyat. Kritik disampaikan oleh mantan Presiden BJ Habibie, yang juga pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

ICMI saat ini menyelenggarakan Muktamar Nasional ke 5, dan Milad ke 20 nya di Bogor. Acara yang bertemakan : “Membangun Peradaban Indonesia Madani”, dihadiri oleh 1.300 utusan dari berbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri.

Dalam pidatonya dihadapan para peserta Muktamar itu, Habibie menyatakan, “Feodal bukan (karena) gubernur, presiden, wakil presiden, atau pejabat lainnya. Tetapi, karena rakyatnya sendiri yang membuat mereka menjadi feodal”, ucapnya.

Kemudian, Habibie menceritakan pengalamannya sebagai direktur utama industri strategis di Bandung yang banyak dilayani seperti seorang feodalis. Akibatnya, saat ia tak mau dilayani dan memilih untuk ikut dalam antrean makanan, sejumlah stafnya kebingungan menghadapinya. “Karena selalu melayani pemimpin, itu bisa menyebabkan pemimpin menjadi feodal”, ujarnya.

Selanjutnya, menurut Habibie, peranan ICMI pada tahapan yang kedua sekarang ini adalah harus ikut mendorong memantapkan pemimpin yang egaliter (merakyat), demokratis, transparan, berbudaya, bebas dan bertanggungjawab.

ICMI sudah ikut aktif mendorong pemimpin nasional yang beralih dari sistem otoriter dan tidak demokratis menjadi pemimpin yang egaliter. Pada masa depan ICMI harus mendorong pemimpin nasional yang memiliki kualitas, menjaga ketenteraman, dan pemerataan di masayarakat madani dengan sumber daya manusia-manusia yang terbarukan.

Dapatkah ICMI melakukan sebuah tranformasi besar ke masa depan, yang akan melahirkan model pemimpin yang egaliter, dan tidak feodalistik? Sekarang model dan gaya kepemimpinan para pejabat di Indonesia cenderung sanga feodalistik. Sehingga, menciptakan berbagai strata (lapisan) dalam kehidupan masyarakat.

Sebuah model kepemimpinan egaliter yang benar-benar populis (merakyat) tidak minta dilayani, tetapi justru melayani rakyat yang dipimpinnya. Mempunyai kepekaan yang tinggi dan luar biasa terhadap kehidupan dan kondisi rakyatnya. Cepat tanggap, memiliki kesunguhan, dan keikhalasan untuk menjaga dan melindungi rakyatnya, tambahnya.

ICMI kumpulan orang-orang yang terdidik yang memiliki berbagai latar belakang pendidikan dan keahlian, dan memiliki latar belakang profesi yang tinggi, mempunyai posisi yang sangat strategis, terutama untuk melakukan transformasi dan perubahan menuju kearah masyarakat madani di Indonesia. Masyarakat yang memiliki peradaban, budaya, dan kehendak yang mulia, dan mengantarkannya kepada kehiduan yang lebih mulia.

Budaya feodal bukan bersumber dari ajaran Islam. Budaya feodal bersumber dari budaya agama Hindu, yang membentuk struktur dalam kehidupan, yang membagi kehidupan sosial dalam kasta-kasta. Islam tidak menciptakan kasta-kasta yang berdasarkan keturunan, dan status lainnya. Budaya feodal yang bersumber dari agama Hindu ini masih melekat secara kuat dalam kehidupan masyarakat, dan mestinya harus dikikis dari kehildupan bangsa Indonesia.

Dalam kehidupan yang lebih kecil dan terbatas, kebiasaan yang selalu dijalankan, ketika seorang pejabat datang di dalam sebuah acara, maka para hadirin diminta untuk berdiri, sebagai bentuk penghormatan.

Hal-hal yang sederhana ini terus memupuk budaya feodal dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia, yang akhirnya menciptakan budaya ‘ewuh pekewuh’, ‘sungkan’, sampai tidak transfaran, dan bahkan tidak berani menegur atasan, ketika melakukan perbuatan yang salah. Membiarkan pemimpin berbuat salah.

Ini adalah dampak dari budaya feodal. Menyebabkan Indonesia terjajah dan tidak maju, serta mampu melakukan kompetisi dengan negara-negara lainnya di dunia?

+++

Dengan ini rubric dialog sebelum kami tutup. Kami menyampaikan terima kasih atas partisipasi para pembaca dalam rurbrik ini.