Arti Menang Kalah dalam Jihad Gaza

Dua hari sebelum pelantikan Obama, Israel melakukan gencatan senjata sepihak (unilateral), Ahad lalu. Lebih 1.500  muslim Gaza syahid, ribuan lainnya luka-luka, sebagian besar anak-anak dan wanita, dan hampir seluruh bangunan dan sarana hidup yang ada di Gaza hancur.

Begitu pun dengan sang agresor, Zionis Israel, yang juga mengalami pukulan hebat dari pejuang Hamas. Menurut Yisrael Katz, anggota Parlemen Partai Likud,  ratusan tentara Israel yang luka  dalam perang. Milyaran dolar biaya perang selama agresi Israel, yang berlangsung tiga pekan itu.

Sejumlah analis akhirnya mengungkapkan pertanyaan sederhana. Siapa yang kalah dan siapa yang menang dalam perang antara Hamas Israel? Dari segi fisik, para analis mengatakan bahwa mujahidin Hamas di Gaza memang mengalami kehancuran hebat. Mulai dari gedung-gedung, infrastruktur negara, dan ribuan warga yang menjadi korban. Suatu hal yang tidak dialami Israel.

Namun,  dilihat dari segi non-fisik, akibat perang yang berlangsung di Gaza itu, seperti moral, citra, dukungan, dan tumbuhnya kesadaran bersama umat Islam, di Timur dan Barat, mereka  bersatu membantu saudaranya-muslim di Gaza. Sebaliknya, perpecahan dalam tubuh Israel yang saling menyalahkan, jelas-jelas bahwa kemenangan ada pada mujahidin Hamas di Gaza.

Hamas yang awalnya hanya gerakan sosial, berubah menjadi gerakan politik, dan menjadi gerakan jihad (militer) dalam menghadapi Israel. Hamas sebagai entitas yang masih sangat sederhana telah mengubah dunia. Mengubah wajah Israel. Dan, dapat menyatukan umat Islam, serta masyarakat internasional di Timur dan Barat, dan bersepakat bahwa Israel menjadi ancaman keamanan.

Sedemikian naiknya citra Hamas di mata dunia.  Selain mengalirnya bantuan dan dukungan dari pihak masyarakat  muslim internasional, dunia pun akhirnya menyaksikan siapa yang sebenarnya teroris. Karena selama ini, Amerika telah mendoktrin dunia bahwa Hamas adalah salah satu organisasi teroris berbahaya di dunia. Kini, fakta menunjukkan sebaliknya. Seorang ilmuwan Yahudi, Ilan Pappe, mengatakan, malu menjadi seorang Yahudi,  mereka benar-benar mempraktekan ideologi yang rasis.

Ada hal lain yang tidak kalah pentingnya dari naiknya citra Hamas dan perjuangan rakyat Palestina, umumnya. Bahwa, sudah saatnya umat Islam dan Gerakan Islam di dunia termasuk di Indonesia bercermin dengan apa yang telah dibuktikan oleh Hamas dan Palestina.

Cerminan tersebut antara lain, adanya konsistensi untuk selalu memperjuangkan Islam walaupun harus berhadapan dengan kekuatan negara besar seperti Amerika, Inggris, Israel, Uni Eropa, dan sebagian negara Arab, dan lain-lain. Kedua, kesadaran bahwa perjuangan Islam bukan hanya monopoli kelompok tertentu dalam gerakan Islam, tapi melibatkan kelompok lain.

Hal itulah yang pernah diucapkan Khalid Misy’al beberapa hari sebelum penyerangan Israel ke Gaza di sebuah Muktamar Internasional di Damaskus: "Bukan cuma Hamas yang berjuang di Palestina. Hamas hanya bagian dari dunia Arab dan dunia Islam yang semuanya melakukan perlawanan terhadap Israel.”

Dan ketiga, adanya keteladanan yang baik dari para pemimpin Hamas yang terus menunjukkan konsistensi dan keikhlasan dalam melawan Israel, serta kokohnya soliditas gerakan.

***

Redaksi mengucapkan terima kasih atas partisipasi pembaca dalam dialog di edisi sebelumnya. Semoga masukan pembaca bisa bermanfaat untuk kita semua.