Misteri Bom Buku Ulil

Dua pekan terakhir ini isu bom paket kiriman buku masih menjadi momok negeri ini. Spekulasi soal siapa yang mengirim dan target yang diinginkan pun menjadi liar. Awalnya publik menduga berkaitan dengan isu pertarungan ideologis, tapi akhirnya kian bias tak tentu arah.

Sejumlah analisis soal ini pun mulai beredar di berbagai media tanah air. Mulai dari yang langsung menuduh kelompok Islam dengan sejumlah asumsi yang dipaksakan, hingga yang memperkirakan kalau ini cuma pengalihan isu.

Setidaknya, ada beberapa analisis soal siapa dan target yang diinginkan oleh si pelaku bom buku ini. Antara lain:

Pertama, mereka yang menuduh kalau motif ini didasari oleh pertarungan ideologis. Terutama, ideologi Islam. Hal ini karena target bisa dihubung-hubungkan dengan kelompok yang terkesan anti Islam. Misalnya, Ulil Absar yang merupakan tokoh Jaringan Islam Liberal, Yapto yang dikabarkan sebagai keturunan Yahudi, Goris Mere yang dianggap anti Islam, dan Ahmad Dani yang diduga masih keturunan Yahudi.

Polisi pun mengakui bahwa paket kiriman bom buku yang dikirim ke tokoh-tokoh diataslah yang memang benar-benar bom. Sementara yang lainnya hanya ‘mainan’.

Namun, analisis ini terbantahkan dengan sejumlah fakta sosial yang ada. Yaitu, semua tokoh yang dianggap anti Islam itu bukan tokoh baru. Tapi, sudah tahunan dan tidak ada pemicu baru yang membenarkan tindakan itu secara logika.

Selain itu, pelaku bom kelompok Islam yang dibesar-besar oleh sebagian media massa belum pernah terbukti hingga sekarang. Termasuk bom bali yang sangat kontroversi. Pengamat intelejen pun paham betul kalau pembuat bom di Indonesia terbilang sangat dan sangat sedikit. Dan itu tentu sangat mudah dideteksi.

Kedua, adanya dugaan kalau pelaku terkait dengan isu reshufle kabinet beberapa waktu lalu. Hal ini karena target pertama yaitu Ulil Absar merupakan pimpinan partai Demokrat yang tanpa tedeng aling menyebut menteri siapa saja yang bakal diganti, dan siapa yang akan menggantikan.

Dugaan ini seperti diakui oleh Ulil sendiri ketika memberikan respon meledaknya bom di kantor JIL. Menurut Ulil, bom itu tidak terkait dengan JIL, tapi dengan kiprahnya sebagai pimpinan Partai Demokrat. Ia menyebutnya sebagai isu politis. Ulil menyebut bahwa selama sepuluh tahun menjadi ketua JIL ia tidak pernah mendapat ancaman dari siapa pun.

Ketiga, analisis yang mengatakan bahwa misteri bom ini terkait dengan pengalihan isu penyalahgunaan kekuasaan oleh SBY yang dimuat Wikileaks melalui koran Australia beberapa waktu lalu. Setidaknya, itu disampaikan oleh salah seorang pimpinan Golkar yang juga anggota DPR, Bambang Soesetyo.

Menurut Bambang, setiap kali ada isu yang berkait dengan istana, selalu saja ada isu baru yang muncul tiba-tiba. Antara lain, ketika muncul kasus mafia pajak langsung ada konflik sara di Ciketing dan Temanggung. Dan, ketika muncul kasus Wikileaks, langsung muncul isu paket bom buku.

Hingga kini, aparat kepolisian belum menemukan para pelaku bom ini. Dan dari misteri bom buku Ulil ini, setidaknya umat Islam bisa melihat betapa bencinya sebagian media massa di tanah air terhadap ideologi Islam. Kedua, publik bisa menangkap kesan bahwa Islam masih menjadi ’mainan’ menarik oleh pihak-pihak yang berkuasa.

**
Redaksi mengucapkan terima kasih atas komentar dan saran yang disampaikan pada edisi Dialog sebelumnya. Semoga bermanfaat untuk kita semua.