Untuk Ramadhan Kita

Menurut Ustadz Abdul Hasib, pimpinan Yayasan Masjid Al-Hikmah, Bangka, Jakarta Selatan; masyarakat kita berpuasa masih sebatas budaya.

"Puasa yang dilakukan masyarakat kita umumnya masih sebatas kebiasaan, adat, atau budaya. Belum berangkat dari keimanan dan pemahaman yang benar tentang puasa," ucap Ketua Rabithah Ma’ahid Quran Indonesia ini kepada Eramuslim beberapa hari lalu.

Di antara contohnya, masyarakat masih menganggap bahwa puasa hanya menahan diri dari hawa nafsu pada makan dan minum. Sementara, perbuatan-perbuatan menyimpang lain seperti hiburan seronok, korupsi, gratifikasi, dan lain-lain masih saja berlangsung.

Dari situ, masih menurut Ustadz Hasib, para aktivis Islam ditantang untuk bisa menyiasati kecanggihan propaganda, tayangan, godaan, dan hiburan yang kerap menyesatkan umat saat ini.

Terlebih lagi dengan kondisi Ramadhan saat ini yang sangat memprihatinkan dari kemampuan ekonomi umat, kian melambungnya harga kebutuhan pokok di seluruh negeri.

Karena itu, perlu gagasan yang segar dan kreatif agar Ramadhan akan datang bisa lebih memperbaiki kondisi umat saat ini. Baik dari sisi pemahaman keislaman, ekonomi, advokasi, dan sebagainya.