Mereka Juga Wanita Seperti Kita!

Wanita memang makhluk yang berbeda dari saudaranya kaum lelaki, dari segi kelemahannya, kelembutannya dan perasaannya. Tapi karakter wanita itu sendiri yang kadang membuatnya memerankan sikap yang menakjubkan bagi kaum lelaki. Ada sejumlah nama wanita yang berpengaruh dalam sejarah masa dulu dan sekarang.

Namun kehebatan itu tak begitu berarti jika tidak dishibghoh oleh celupan ‘Aqidah. Sehingga wanita-wanita yang telah terwarnai oleh Islam yang menghunjam dalam lubuk hatinya, menggerakkan wanita itu dan mengangkatnya pada posisi yang sangat tangguh yang tak dapat diperankan oleh banyak orang yang hidup di sekitarnya.

1.Ratu Victoria dari Inggris, (1819-1901)

Dalam catatan sejarah, Ratu Victoria menduduki urutan pertama wanita paling berpengaruh dalam sejarah. Digambarkan sebagai wanita bertangan besi, yang memiliki pengaruh luar biasa, bukan hanya terbatas pada kerajaannya tapi juga dia memimpin kolonialisme Inggris di seluruh dunia sehingga Inggris menjadi Inggris Raya dengan daerah jajahan yang terbanyak di dunia pada abad ke 19.

2. Empress Dowager Cixi; (1835-1908)

Cixi mungkin adalah wanita paling berpengaruh di Cina sejak Ratu Wu Zetian abad ke 7 Dinasti Zhou. Pada kenyataannya, pengaruh Cixi melampaui pendahulunya Zetian. Ia digambarkan sebagai wanita penuh ambisi dan pemimpin yang konservatif. Ia juga sangat menentang pengaruh asing.
Ia adalah istri dari Kaisar Xianfeng. Namun setelah suaminya meninggal, ia ‘mengambil alih kekuasaan’, sekalipun resminya kekuasaan ada di tangan anaknya Kaisar Tongzhi, demikian pula pada keponakannya, Guangxu. Kekuassaannya dimulai tahun 1861 sampai ia meninggal 1908.

3. Empress Theodora, (500-548 AD )

Theodora adalah salah seorang wanita paling berpengaruh pada abad pertengahan. Ia istri Kaisar Justinian, penguasa imperium Byzantium. Ketika pecah pemberontakan di Nika, Konstantinopel, karena korupsi, pajak tinggi, justru Theodora lah yang menahan kaisar agar tidak melarikan diri. Justru ia mengatur strategi sehingga pemberontakan berhasil dipadamkan. Berkat Theodora pula pembangunan Konstantinopel digalakkan dan menjadi kota tercanggih masa itu. "Hagia Sophia" yang dibangun antara 532 M. dan 537 M.

4. Hatshepsut, (1508-1458 BC)

Hatshepsut adalah salah seorang wanita sangat berpengaruh pada masa sebelum masehi. Dia adalah yang kelima pharaoh Dinasti ke-18 Mesir Kuno dan dia berkuasa lebih panjang daripada wanita lain manapun dalam sejarah Mesir.

Hatshepsut terus berkuasa sendiri sampai kematiannya pada 1458 BC. Ia digambarkan sebagai penguasa Mesir kuno yang berhasil membangun negaranya.

5. Ann Dunham Obama Soetoro (meningal tahun 1995)

Yang terakhir ini adalah ibu dari Barack Obama. Obama dianggap mewarisi sifat-sifat unggul kedua orang tuanya. Ayahnya seorang politisi yang memiliki kemampuan retorika yang baik. Ibunya seorang Antropologis. Dikisahkan sebagai wanita yang ramah, lembut, dan amat sensitive. Ia juga wanita yang pintar, berwawasan luas, dan berkepribadian menarik. Namun Obama hanya sedikit merasakan kehangatan kasih sayang seorang bapak. Kepribadian dan perjalanan hidupnya lebih terpengaruh oleh bimbingan sang ibu yang seorang katolik.

Wanita Islam

Nama-nama di atas hanyalah segelintir wanita yang dianggap paling berpengaruh di dunia. Namun lagi-lagi Islam lebih unggul! Umat islam memiliki wanita yang jauh lebih berkualitas dari mereka yang disebutkan tadi. Wanita-wanita yang melahirkan pemimpin dunia yang telah menorehkan tinta emas sepanjang peradaban manusia. Di antara mereka, ada wanita yang dapat mengancam kekuasaan pemerintahan dzolim, dengan misi Tawhid "La Ilaha Illallah muhammad rosulullah", dan tidak takut mati.

Khadijah binti Khuwaylid. Ia adalah wanita elit suku Quraisy yang terhormat. Bukan hanya kaya raya, khodijah juga terkenal dengan akhlak dan budi pekertinya yang baik. Ia adalah orang yang pertama mengakui kenabian Rasulullah saw. Seorang yang berpengaruh di balik kesuksesan Rasulullah saw dalam bertahan melawan hinaan, cacian, dan dusta yang dilontarkan masyarakat Quraisy saat itu. Memainkan peran besar dalam da’wah nabawiyah, Muhammad saw. Menjaga dan menguatkan suaminya saw dalam menghadapi terror kaum musyrikin.

Bukan hanya itu, Allah telah memberinya jaminan masuk syurga, bahkan telah menyediakan rumah untuknya di syurga. Tidak heran jika Rasulullah saw sering menyebut-nyebutnya di depan ‘Aisyah radhiyallah anha.

Diriwayatkan dalam hadits Shahih, bahwa Aisya ra berkata bahwa Rasulullah saw pernah menyembelih kambing, dan beliau membagikannya kepada kerabat khodijah, sampai suatu saat aku mengatakan kepadanya “seperti tidak ada wanita lain saja di muka bumi ini”. Rasulullah saw menjawab “memang tidak ada, dan aku dikaruniai anak darinya”.

Di lain kesempatan Aisyah ra berkata “hampir-hampir Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam tidak pernah keluar rumah tanpa menyebutkan nama Khadijah dan memujinya, hingga suatu hari aku cemburu dan kukatakan pada Rasulullah “dia hanyalah seorang wanita tua, lalu Allah menggantinya untukmu dengan yang lebih baik darinya”. Rasulullah saw marah dan berkata “Demi Allah, Allah tidak menggantikannya dengan siapapun, dia mempercayai kenabianku di saat orang-orang ingkar kepadaku. Membenarkanku ketika semua orang mendustaiku, dan aku dikaruniai anak darinya di saat para wanita tidak seperti dia”.

Inilah karakter ideal seorang muslimah sejati, hingga ia mendapatkan predikat yang sama seperti Maryam. Rasulullah saw bersabda “Keutamaan Khodijah atas ummatku sebagaimana keutamaan Maryam atas seluruh wanita di bumi ini”.

Kalau dulu ada Khadijah, di zaman kontemporer ini ada Zainab Alghozali. Wanita luar biasa yang jika namanya disebutkan, mampu mengubah air muka seorang Gamal Abd Nasir, Presiden Mesir saat itu, yang terkenal dictator.

Berbagai konspirasi dan makar pembunuhan dilakukan atas dirinya, namun Allah tidak pernah menyia-nyiakan hambaNya yang bertaqwa; mulai dari makar kecelakaan mobil yang ditumpanginya hingga berbagai siksaan penjara, tidak mampu mengubah idealisme muslimah sejati pada dirinya sedikitpun; dari fitnah adu domba Abd Nasir terhadap sesama muslim hingga iming-iming jabatan Mentri, tidak pernah bisa memengaruhi hatinya yang kuat dan ikhlas.

Ia adalah seorang pendidik yang luar biasa, bukan hanya di rumah, namun ia mampu menggoncang gelora wanita muslimah lainnya untuk kembali kepada ajaran Islam yang murni, kembali kepada La ilaha illallah Muhammad rasulullah. Tidak menuhankan apapun selain Allah, baik itu berhala ataupun manusia. Kembali kepada Al qur’an dan sunnah saja.

Ia tidak membiarkan dirinya diam sementara saudaranya berada dalam kegelapan yang pekat, kelaparan, dan kesesatan. Lagi-lagi idealisme muslimah dalam dirinya memanggil untuk merubah semuanya secara perlahan tapi pasti. Memperbaiki kondisi masyarakat dengan seruan untuk kembali ke jalan Allah, tidak menyekutukanNya sedikitpun baik dengan harta, ataupun manusia, termasuk Abd Nasir.

Pemikirannya ini dianggap berbahaya, hingga ia dijebloskan ke dalam penjara yang penuh siksaan di luar batas kemanusiaan, bahkan binatangpun tidak pantas memikulnya. Hari-harinya penuh dengan cambukan dan siksaan. Dua minggu dalam penjara tanpa makan, dan minum, dan tanpa buang air! Kasih sayang Allah lah yang membuatnya masih bertahan hidup. Di dalam penjara, ia dipaksa dengan bermacam cara untuk menggadaikan aqidahnya untuk tunduk dan patuh kepada rezim Abd Nasir.

Namun rupanya, hati wanita ini begitu tajam dalam membedakan antara yang haq dan batil, walaupun perbedaannya tampak halus. Sehingga lagi-lagi ia mendapat siksaan yang sama sekali tak manusiawi. Bahkan lebih buruk dari apa yang dilakukan bangsa Tatar sebelumnya. Namun semua itu tidak dapat memadamkan cahaya Allah dalam dirinya.

Masih banyak wanita muslimah hebat lainnya yang telah menjadi bagian dari sejarah.
Lalu dimana kita?

Oleh saudarimu: Aisyah Daud Rasyid.