Menangkal "Hipnotis" Obama

Obama baru saja ke Indonesia. Bagi sebagian masyarakat, kedatangannya merupakan sebuah kunjungan yang istimewa. Datang dengan predikat sebagai mantan anak menteng, membuat popularitasnya begitu mentereng. Pesonanya di tebar, senyum manisnya di umbar. Saat turun dari pesawat, karpet merah pun di gelar.

Saking gandrungnya terhadap Obama, ada salah satu penggemar yang menanggapi (menulis komentar) pada pemberitaan di detik.com tentang kemacetan lalu lintas akibat jalan ditutup untuk menyambut Obama dengan mengatakan "sugeng rawuh Obama, panjenengan tidak bikin macet kok" artinya "selamat datang Obama anda tidak bikin macet kok". Padahal jelas-jelas akibat kedatangannya membuat jalan macet disebabkan adanya penutupan ruas jalan yang dilalui Obama dari Halim menuju Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Terlalu! (kata bang haji).

Saat pertama datang, Obama mengucap ‘terima kasih’ tiga kali dalam bahasa Indonesia, lalu ‘assalamu’alaikum, selamat pagi’ dan kemudian mengucapkan, "Pulang kampung nih." Presiden Amerika ini juga masih cukup fasih berbahasa Indonesia. Kemarin dia mengatakan di antaranya, terima kasih, nasi goreng, bakso, semuanya enak, emping dan kerupuk. Sontan saja hal ini membuat para penggemarnya klepek-klepek.

Lawatannya ke Indonesia untuk yang pertama kalinya setelah menjabat sebagai orang nomor satu di AS ini berlangsung dalam dua hari. Selain ke Istana negara, ia menyempatkan diri untuk mengunjugi beberapa tempat seperti ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan Masjid Istiqlal.

Sedangkan inti kunjugan ke Indonesia kali ini, sebagaimana menurut Dubes RI untuk AS ialah sebagai gong terbentuknya Kemitraan Menyeluruh (comprehensive partnership) antara Indonesia dan Amerika Serikat. Konsep tersebut sudah mulai berjalan dan pada September ketika Menlu Hillary Clinton serta Menlu Marty Natalegawa di Washington meluncurkan Komisi Bersama Indonesia-AS untuk menjalankan Kemitraan Menyeluruh.

Komisi Bersama tersebut diikuti dengan dibentuknya Rencana Aksi Kemitraan AS-Indonesia, yang mencakup kerja sama kedua negara di bidang politik, keamanan, ekonomi, pembangunan, sosial, budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ditegaskan oleh pakar ekonomi dan politik Ichsanuddin Noorsy, Kemitraan Komprehensif ini menegaskan bahwa Indonesia merupakan Negara Jajahan Amerika.(mediaumat.com, 06/11).

Mungkin sebagian diantara mereka tidak mengetahui sedangkan sebagian yang lain pura-pura tidak tahu bahwa sosok yang disambutnya ini adalah presiden negara penjajah, tangannya berlumuran darah kaum muslim. Meskipun ia tidak mengeksekusi secara langsung, namun dialah sang komando di balik semua itu. Sebagai contoh ialah Ia telah mengrimkan 30. 000 tentara ke Afghanistan yang banyak memakan korban penduduk sipil tak bersalah di Negara tersebut.

Ia adalah presiden negara pemimpin ideologi kapitalisme yang memiliki metode penjajahan. Alhasil, siapapun dia yang menjabat sebagai presiden AS hanyalah menjalankan kebijakan negaranya tersebut. Cuma gaya kepimimpinannya saja yang berbeda. Kepemimpinan Obama ini hampir mirip dengan era kepemimpinan BillClinton, lebih kalem dibandingkan dengan era George W Bush.

Namun perlu di garis bawahi, model kepemimpinan Obama seperti ini justru yang lebih berbahaya. Bagaimana tidak, jika era G W Bush hampir semua orang mengetahui kalau AS merupakan negara penjajah, namun tidak bagi jaman Era Bill Clinton dan Obama, bahkan kedatangannya di elu-elukan bak pahlawan, padahal ia tetap saja penjajah. Buktinya AS masih menjarah kekayaan alam Indonesia seperti freeport, Cepu dan Natuna. Disamping agresi militernya di negara-negara Timur Tengah dan lainnya.

Penjajahannya dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan pendekatan hard power (keras) sedangkan yang kedua Soft Power (halus). Untuk kasus di Indonesia Amerika memilih menggunakan cara halus, ini tak begitu kentara, inilah kenapa cara seperti ini bisa lebih berbahaya. Seperti hipnotis atau gendam yang dengan mudah menjarah (menjajah).

Karena itu, umat mesti sadar bahwa Obama tetap saja sang penjajah, tentang kehidupan masa kecilnya, semua itu tak ada pengaruhnya yang berarti. Jangan terkecoh dengan senyum manisnya. Di balik senyumnya itu terdapat tangisan dan jeritan kaum Muslim.

Teruntuk Indonesia, janganlah bersahabat dengan Amerika, batalkan kemitraan komprehensif dengannya. Hanya satu solusinya, terapkan syariah Islam secara menyeluruh dalam bingkai Negara khilafah Islamiyah. Itulah solusi yang cerdas dan tepat. Menjadikan Indonesia Negara yang makmur dan bermartabat. Kalau tidak, negri ini hanyalah selalu menjadi Negara yang terjajah.

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Mumtahanah : 09).

Menurut jumhur fuqaha’, menyatakan bahwa hukum asal hubungan Negara Islam dengan Negara Kafir fi’lan ialah hubungan perang. (Lihat: Ibn Qudamah, al-Mughni, juz X, hal. 387)

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Ali Mustofa Akbar
Ketua Riski (Remaja Islam Ngruki); Website: mustofa.web.id
Saran/kritik: HP. 085728670098/ E-mail. [email protected]