Hidup di Zaman yang Penuh Fitnah

“Kuwasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengarkan dan taatlah walaupun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi. Sungguh di antara kalian yang berumur panjang akan melihat sangat banyak_ ikhtilaf perbedaan pendapat, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’ur rasyidin yang mereka itu pembawa petunjuk. Gigitlah kuat-kuat dengan geraham kalian (kiasan untuk kesungguhan) dan hati-hatilah dengan hal-hal yang baru, sungguh semua yang Bid’ah _itu adalah kesesatan".(Mustadrak Alas-shahihain hadits no. 329).

Itulah wasiat dari Rasulullah saw. Sebelum ia meninggal yang menyatakan kekhawatirannya kepada umatnya sepeninggal dirinya. Jika kita telaah hadist tersebut maka sangat jelas dan gamblang bahwa kita telah berada di zaman ini, zaman yang penuh dengan bumbu-bumbu manis yang sebenarnya amat jauh dari sunnah yang di ajarkan oleh rasul. Perbedaan banyak pendapat yang disebutkan di atas sepertinya sudah tidak asing lagi. Bahkan umat islam yang dikatakan akan berpecah menjadi 73 golongan sepertinya telah ada jika kita hendak menghitungnya.

Apa yang terjadi dengan musuh-musuh islam yang melihat perpecahan di dalam islam?jelas mereka senang melihat islam terpecah belah. Tidakkah kita peduli dengan nasib saudara seakidah kita di palestina yang digempur habis oleh tentara zionis yang biadab.

Namun mungkin kita tidak sadar bahwa saat ini umat islam sendiri telah di adu domba sehingga membuat kita semakin jauh dari akidah islam. Tidak menjadikan shalat sebagai ibadah utama, jihad yang ditinggalkan, semua karena ulah orang yahudi dan nashrani yang meracuni otak-otak orang muslim dari segi politik,social,budaya, dan yang lebih sering terjadi dari sudut ekonomi.

Umat islam dibuat menjadi buta sehingga sama sekali tidak mencintai saudaranya sesama muslim,menjadikan kehidupan hedonis sebagai dalil yang utama, system liberalism sampah yang merusak ukhuwah islamiyah, pluralism yang menjadikan umat islam bersikap sama dengan orang2 zindiq. Dan sangat mengenaskan ketika umat islam sendiri nantinya meletakkan al-qur’an sebagai sumber ilmu dan pedoman jauh dibelakangnya.na’uzubillahi minzalik.

Baru-baru ini saya mendengarkan ceramah dari ustadz habib rizieq FPI di internet yang sangat menyentuh dan jikalau difikirkan dengan hati maka seyogyanya bergetar karena fitrah, ia mengatakan potongan hadist yang menyatakan bahwa saat ini kita hidup dizaman yang sudah terbalik. Bukan penegakkan terhadap amar makruf nahi munkar, tetapi malah sebaliknya yakni amar munkar dan nahi makruf.

Ketika banyak sesuatu yang nyata benarnya disalahkan, sesuatu yang salah dihalalkan. Dan yang lebih menyedihkan lagi mereka-mereka pelakunya adalah orang-orang islam sendiri. Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang aneh saat ini yang terjadi dengan sangat gambling di depan mata kita.

Sebagai contoh saat ini islam yang rahmatan lil ‘alamin di anggap sebagai teroris oleh orang kafir di barat sana. Tak jauh beda dengan di Indonesia sendiri yang mayoritas penduduknya beragama islam telah membangun image terhadap teroris bahwa yang menjadi teroris adalah golongan atau aliran-aliran islam tertentu. Mengapa ketika ada kata ‘teroris’ hampir setiap orang menyangkakan bahwa mereka-mereka adalah orang-orang yang fundamentalis, ekstremis, fanatic, dsb padahal mereka sendiri tidak tahu makna yang mereka sebutkan itu apa.

Amat menyedihkan memang jika kita mau sedikit saja menelisik fakta dilapangan saat ini dengan berpegang teguh pada agama Allah yang sebenarnya. Belum lagi kecurigaan oknum terhadap umat muslim yang sering berkumpul di masjid. Di anggap pengajian sebagai sarana masuknya atau penyebaran pemikiran menjadi teroris. Itulah salah satu ciri teroris yang dikemukakan oleh Amerika pendusta. Di antaranya yang lain lagi adalah mereka yang sering membawa mushaf al-Quran, berjanggut, yang merupakan sunnah Rasulullah saw.

Sangat ironis memang yang terjadi saat ini sepertinya fitnah benar-benar jatuh pada negeri ini. Satu kasus lagi yang baru dan saya kira sangat aneh yang terjadi di situbondo, Jatim, ”seorang guru ngaji yang hanya mencubit santrinya bisa dipenjarakan dan langsung diproses selama 5 tahun penjara”. Parah, jelas bahwa apapun bentuk atribusi internal dari seorang guru ngaji tersebut mencubit muridnya adalah agar muridnya tersebut menjadi pintar dan paham agama.

Bukan tidak mungkin besok ada kasus orang tua yang dipenjarakan akibat memukul anak yang berumur 10 tahun yang tidak mau shalat. Hukuman seperti apa ini yang sama sekali tidak adil dan asli buatan kaum-kaum yang tidak bertanggngjawab. Bayangkan kasus korupsi yang bejibun yang tidak di usut pelakunya semakin asyik bermain dalam pekerjaan bualnya dengan perut yang semakin membuncit karena hobinya memakan riba.

Marilah semua umat muslim untuk sadar dan kembali kepada sunnah rasulullah dan sunnah khulafaurrasyidin. Kita tidak disuruh untuk ikut dalam NU, muhamadiyah, Ikhwani, salafi, sunni dsb, namun kita disuruh untuk mengikuti ahlus sunnah waljamaah. Dan jangan pernah sombong ketika memang benar kita berada di jalan yang benar karena bisa saja mereka-mereka yang belum sama dengan ahlus sunnah adalah mereka yang belum memahami.tapi ingatlaah bahwa musuh besar kita adalah iblis beserta orang-orang yahudi dan nashrani penghancur ukhuwah.

Imam Setiawan; Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Aktif sebagai kader Kammi, Ukmi Ad-dakwah, dan pengurus Forum Mahasiswa islam Psikologi