“Ada Apa Kiayi, Kok Aneh?”

Dengan demikian, yang paling berhak menjadi imam shalat secara berurutan adalah;

1. Yang paling pandai membaca al-Qur’an. Jika sama-sama pandai,

2. Yang paling mengerti tentang sunnah Nabi radhiyallahu ‘anhu. Jika sama-sama mengerti,

3. Yang paling pertama melaksanakan hijrah. Jika sama dalam hal hijrah,

4. Yang lebih dahulu masuk Islam. Jika bersama masuk Islam,

5. Yang lebih tua.

Mohon maaf, apakah pak Jokowi memenuhi kriteria itu? Kiayi bisa menjawabnya, sama dengan kita semua pasti bisa menjawabnya dengan baik. Tapi, kok saya belum mendengar kiayi berkomentar tentang itu?

Seperti juga, ada beberapa shalat yang dilakukan Jokowi dengan imam yang perlu dimundurkan. Mengapa itu dilakukan? Jawabnya juga sederhana: agar shalatnya bisa difoto dan diviralkan. Tujuannya? Sekali lagi, kiayi pasti tahu setahu kami semua.

Jadi, ketika kiayi berkata: Melarang politisasi shalat jumat di mesjid tempat kiayi, saya tersenyum simpul. Kok ya kiayi mau bicara begitu?

Demi Allah, tidak ada tempat bersembunyi di bumi ini dari Allah. Dan tidak sekali-kali Allah bisa ditipu. Kita boleh saja mengatakan apa saja dengan alasan yang baik, tapi Allah tahu yang sesungguhnya.

Semoga Kiayi Haji Hanief Ismail segera menyadari kekeliruannya. Dan kita berdoa agar Allah melindungi negara kita dari orang-orang yang dzalim. Dan semoga Allah memporak-porandakan mereka yang berbuat dzalim…

Dan, semoga Allah memberikan Indonesia pemimpin yang kuat dan bukan yang suka berpura-pura. Pemimpin yang tidak ingkar dengan janji-janjinya. Pemimpin yang tidak memusuhi umat islam. Pemimpin yang cakap. Pemimpin yang amanah…

Aamiin ya Rabb. (*)

Penulis: M. Nigara (Wartawan Senior Mantan Wasekjen PWI)

sumber: gelora

——-

Buku pilihan pekan ini,  silahkan pesan stok terbatas , klik ini :

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-preorder-edisi-revisi-penyempurnaan-digest-12-imperialisme-kuning.htm