Kepada Tuan… (Suara Hati Dari Lombok)

Eramuslim.com – Tuan, pertanyaannya adalah, sampai kapan kami bisa bertahan jika gempa ini tak henti susul menyusul. Lalu bagaimana jika hujan tiba? Tenda pengungsian yang sangat tidak layak karna terbuat dari selembar terpal tanpa fasilitas MCK tentu akan sangat rentan kebocoran dan wabah penyakit. Hitungan dua minggu ini saja anak-anak dan balita telah mulai terserang penyakit.

Tuan, sampai kapan nama baik lebih penting daripada kemanusiaan? Apa tidak ada lagi masa dpan bagi #Lombok nanti jika bencana ini naik level menjadi #bencananasional? Sedemikian rapuhkah sebuah harapan hingga harus terus ditegakkan sambil mmbiarkan nasib pengungsi yg sduah rentan ini diremukkan dalam ketidakjelasan?

Tuan, Oh Tuan,… Kemarin saat pertama gempa melanda di Bayan semua tenaga dan perhatian kesan diarahkan, lalu saat kemudian gempa berpindah ke lain tujuan Bayan pun ditinggalkan.
Tuan, kini Tanjung pun sepi. Hanya tersisa satu kompi tentara untuk membantu kami, semua telah dikerahkan ke Sambelia dan Sembalun yg semalam diguncang pula dengan dahsyatnya. Pun tenaga relawan dan yang lainnya, semua terfokus pada satu titik dan yg lain ditinggalkan.

Foto: liputan6

Oh Tuan, hati kami kian rentan. Rentan pada kepercayaan bahwa ini akan terselesaikan dengan banyak janji bantuan yang belum juga terealisasikan…