Malam Ini Ahok Bisa Tidur Nyenyak…

Eramuslim.com – Antiklimaks. Itulah bentuk kurva perjuangan politik umat Islam dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Ribuan aksi unjuk rasa, ratusan ribu bahkan jutaan warga DKI yang berteriak-teriak di jalan menolak Ahok, ternyata semuanya menjadi impian yang semakin menjauh. Harapan pun perlahan mulai sirna. Lagi dan lagi, umat Islam pun kini hanya bisa berharap ada blessing in disguise dari Allah Swt dalam peperangan politik yang menyangkut akidah tauhid. Semuanya itu disirnakan bukan oleh orang-orang non-Islam, tapi oleh para petualang politik yang telah bermain kelewat cantik dan berpoles kosmetik duniawi yang belepotan sehingga lupa bahwa dalam Islam ada kaidah-kaidah baku tentang bagaimana berpolitik sesuai dengan jalan Allah swt.

Di kubu seberang, yang sekarang berkuasa, di belakang tokoh sentralnya ada kekuatan-kekuatan besar yang disokong oleh kekuatan uang yang tak terhitung banyaknya. Mereka bermain di balik layar yang gelap. Tak pernah nongol di teve atau media lainnya. Penguasaan ibukota bagi mereka adalah satu langkah kecil untuk bisa menguasai negara tercinta ini secara utuh.

ahokDi kubu lawan petahana, yang seharusnya bisa bersatu mengusung pasangan calon yang sungguh-sungguh berbobot dan dikenal luas oleh warga Jakarta, malah terjadi perpecahan. Yang satu kubu Cikeas dipimpin SBY, dan satunya lagi kubu Kertanegara yang dipimpin Prabowo. Kubu Cikeas mengusung Agus – Sylviana, sedangkan kubu Kertanegara mengusung Sandiaga – Anies Baswedan. Melihat ini, diam-diam tentu kubu Ahok tertawa lebar. “Ahok bisa tidur nyenyak malam ini!” ujar mereka.

Hari ini, umat Islam bisa belajar banyak. Hari ini umat Islam bisa menilai apakah masih bisa percaya dengan orang-orang yang mengklaim sebagai wakil mereka dalam apa yang disebut kekuatan politik. Hari ini kita semua bisa menilai, mereka-mereka itu apakah bekerja demi menegakkan Islam atau demi tuhan-tuhan atau berhala-berhala lainnya. Kita dalam jumlah masih banyak, tapi dalam kualitas makin hari semakin lemah.

Belanda bisa menjajah negeri ini selama berabad-abad bukan karena Belanda kuat, tapi lebih disebabkan adanya pengkhianat-pengkhianat di kalangan pribumi sendiri yang mau mengabdikan hidupnya untuk menjilati (maaf…) pantat kumpeni tersebut agar bisa hidup dengan makmur.

Malam ini Ahok bisa tidur dengan nyenyak, mungkin didahului oleh pesta kecil merayakan kemenangannya hari ini. Dan kita jangan pernah lupa, hari ini kita bisa menilai siapa kawan dan siapa lawan. Jangan pernah lupa! (alfakir)