Miskin Belum Tentu Hina

            Sistem kapitalis yang kini melanda sebagian besar negara – negara muslim di dunia membuat semua yang ada didalamnya dinilai dengan materi. Orang yang semakin banyak uang dialah yang paling dihormati, tidak demikian halnya orang – orang miskin yang dianggap rendah dan terhina. Karena kesalahan berfikir seperti inilah akhirnya banyak yang tergiur untuk menjadi orang kaya, apapun dilakukan asal mereka punya harta yang berlimpah.

            “ Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang – orang yang menyeru Tuhannya dipagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan – Nya ; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka ( karena ) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia.” ( QS. Al – Kahfi : 88 )

Belum lagi media yang menampilkan hiburan yang sarat dengan hedonism ala orang kafir barat. Yang mereka suguhkan hanyalah kegerlapan dunia beserta kesenangan – kesenangannya yang semu. Akhirnya masyarakatpun terdidik dengan sikap yang seperti itu. Jangan heran kalo sekarang sering kita lihat banyak orang – orang dari desa, tapi kelakuannya seperti artis ibukota. Memang seperti itu lah mereka dididik, seakan semuanya itu dinilai dari penampilan luar saja. Penilaian inilah penilaian ala orang – orang kafir dalam menilai rendah manusia hanya karena harta.

“ Janganlah orang – orang mu’min mengambil orang – orang kafir menjadi wali  dengan meninggalkan orang – orang mu’min.” ( QS. Ali Imran : 28 )

“ Hai orang – orang beriman, janganlah kamu mengambil orang – orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin – pemimpin(mu) ; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” ( QS. Al – Maidah : 51 ).

Sistem kapitalispun berhasil  membuat sekat – sekat yang membatasi orang kaya dengan orang miskin. Orang kaya akan terasa terhina bila berteman dengan orang yang tidak satu level dengannya, pun sama halnya dengan orang miskin yang karena kemiskinanya ia menghinakan dirinya sendiri. Menggangap bahwa mereka terhina karena kemiskinannya.

Inilah gambaran yang sekarang tampak pada kehidupan kita sehari – hari, sesungguhnya kita banyak yang tidak mengerti akan hakikat hidup kita di dunia ini. Semua bukan hanya dinilai dari materi, dan ALLAH SWT pun menciptakan manusia untuk saling memperkaya diri di dunia dan saling menghinakan yang satu dengan yang lain hanya karena harta. Karena kemuliaan bukan terletak pada kekayaan, dan kehinaan belum tentu melekat dengan kemiskinan.

“Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa” ( QS. Al – Hujurat : 13 ).

            Rasulullah bersabda :

“ Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian.” ( HR. Muslim )

            Jelas bahwasannya ALLAH SWT tidak menilai kita dari bentuk rupa atau pun banyaknya harta yang kita miliki. Karena pada hakikatnya wajah yang tampan dan cantik pun akan pudar seiring bertambahnya usia dan berkurangnya umur, begitupun dengan harta. Harta tidak akan bertahan lama, karena ketika mati pun tidak ada satu pun perhiasan di dunia ini yang dapat kita bawa ke dalam kubur.  Sudah barang tentu hanya amal lah yang akan menyelamatkan kita, dan keimanan yang hakiki lah yang dapat mengantarkan kita kepada kebaikan dan juga surga yang dijanjikan oleh ALLAH SWT.

“Barang siapa beramal saleh, baik laki – laki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik” ( QS. An – Nahl : 97 )

            “Sesungguhnya bagi orang yang beriman dan beramal saleh, surga itu berisi penuh kenikmatan. Mereka akan kekal di dalamnya, janji Allah benar dan Dia Maha Agung lagi Maha bijaksana” ( QS. Luqman : 8 – 9 )

            Allah tidak megatakan bahwasannya “barang siapa yang memiliki harta yang berlimpah, maka ia akan ditempatkan di syurga” atau “ sesungguhnya orang miskin itu ialah orang yang terhina”. Inilah ISLAM, agama yang mengajarkan kebaikan bagi setiap insan. Ajaran yang haq yang berasal dari Sang Maha Adil. Islam bukan agama materialistis, islam bukan ajaran yang mengajarakan hidup hedonis. Islam adalah agama yang dibawa oleh rasulullah SAW yang berasal dari Allah SWT, yang berisikan tentang aturan – aturan hidup manusia.

Pada hakikatnya islam bukan hanya sekedar agama, tapi islam adalah sebuah system yang membawa kebaikan kepada siapa saja yang menerapkannya. Terapkan islam hidup mulia, tinggalkan islam hidup sengsara. Terapkan islam Negara sejahtera, tinggalkan islam rakyat akan sengsara.

Kekayaan bukanlah alat untuk mencapai kemuliaan, dan kemiskinan bukanlah sebab seseorang terhinakan. Yang benar adalah dengan islam hidup akan mulia, tanpa islam hidup akan terhina

 

MUSTAQIM AZIZ

AGAMA                                 :           ISLAM

MOTO                                   :           JANGAN HIDUP BILA TAK MEMBERI MANFAAT

NO. TELPN                           :           085774660672