Sampah Bukanlah Musuh

Netter eramuslim dimanapun anda berada, sudah lama saya mengamati masalah sampah. Karena ia adalah bagian dari kehidupan kita. Hingga saya berpendapat ‘Sampah bukanlah benda mati yang harus dimusuhi’. Banyak manfaat yang bisa dihasilkan oleh sampah, seperti pupuk kompos, batu bricket, bahan untuk produk daur ulang dan sebagainya.
Berkaca dari kasus Bantar Gebang, semakin banyak orang tahu arti dari pencemaran akibat sampah. Pencemaran udara oleh gas amoniak yang keluar dari sampah yang membusuk bisa menimbulkan penyakit paru-paru. Terlebih-lebih dampak pemanasan global yang ditimbulkannya.
Demikian pula halnya dengan kasus-kasus sistem pembuangan sampah di pemukiman-pemukiman yang masih mempunyai banyak kendala, seperti :
–        Sulitnya mencari lokasi tempat pembuangan akhir sampah.
–        Sistem pembuangan sampah dengan cara dibakar pada area terbuka yang menyebabkan pencemaran udara pada sekelilingnya sehingga menimbulkan penyakit Inveksi Saluran Pernapasan Atas(ISPA) dan paru-paru, serta pemanasan global .
–        Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sistem pembuangan sampah dengan cara daur ulang untuk jenis sampah tertentu.
Terakhir adalah kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bojong, Bogor yang tidak diterima oleh masyarakat sekelilingnya, meskipun menurut pengelolanya secara teknis telah memenuhi syarat.
Bertolak dari kendala-kendala di atas, tulisan ini mencoba menawarkan solusi untuk pemecahan permasalahan sampah yang ramah terhadap lingkungan.
Solusi ini untuk memberikan alternatif pemecahan masalah pembuangan sampah rumah tangga dan sampah kawasan (Pasar, Pertokoan, Perkantoran, dll.) berdasarkan UU No. 28 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
 Pendidikan sadar lingkungan bagi setiap anggota masarakat melalui pengelolaan sampah mandiri juga menjadi tujuan dari sistem ini. Oleh sebab itu ada dua sistem pengelolaan sampah yang diusulkan, yakni : Sistem Komunal dan Sistem Semi Komunal.
Di dalam sistem komunal, sebagian pelaksanaan pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga/toko/kantor, maka dengan sendirinya pendidikan sadar lingkungan akan teraplikasikan terhadap masing-masing anggota keluarga/masyarakat.
Namun tujuan pendidikan sadar lingkungan juga akan ditemukan pada sistem komunal, karena minimal setiap anggota keluarga/masyarakat akan terlibat dalam memilah jenis sampah di dalam proses pembuangannya.
Selain itu kendala penolakan warga terhadap TPA/TPS yang menjadi
‘tetangganya’ juga bisa diatasi dengan sistem ini, karena sistem ini
mengadopsi berbagai macam pengolahan yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi setempat.
Disamping itu kedua sistem ini menghadirkan prospek bisnis yakni dengan
pengelolaan daur ulang sampah anorganik dan produksi pupuk organik
melalui komposting sampah organik.
Oleh sebab itu sistem ini disebut Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Mandiri
atau biasa biasa kami sebut dengan istilah “SIPESATMAN”.
Netters eramuslim sekalian, Sampah terdiri dari jenis :
1.      Sampah Organik (bisa dimakan oleh mikroorganisma) ,
seperti sisa-sisa makanan, sisa-sisa sayuran, dedaunan hijau/kering yang gugur, dahan, ranting dan lain-lain.
2.      Sampah Anorganik Daur Ulang (tidak bisa dimakan oleh mikroorganisma dan bisa didaur ulang), seperti kertas, kardus, plastik, kantong plastik keresek, kaleng, botol, pecahan beling, aki, batteray dan yang sejenis lainnya.
3.      Sampah Anorganik Nondaur Ulang (tidak bisa dimakan oleh mikroorganisma, dan tidak bisa didaur ulang), seperti styro foam (pembungkus makanan), bungkus permen, dll.
4.      Sampah B3 (Bahan Berbahaya, Beracun), seperti pecahan kaca, batteray bekas, bolam bekas, obat-obat sisa, dll.
Kuantitas total sampah satu rumah tangga adalah :
Dari hasil penelitian terhadap sampah rumah tangga untuk kategori kelas menengah, didapatkan kuantitas dari berbagai jenis sampah sebagai berikut :
Hasil Penelitian untuk 1 KK :
1.      Produksi Sampah Rata-rata per Hari : 3,78 Kg = 6,96 liter » 7 liter

2.      Produksi Sampah Organik Rata-rata per Hari : 2,93 Kg = 4,98 liter » 5 liter
                  ( 1 lt = 0.6 kg)
3.      Produksi Sampah Anorganik Rata-rata per Hari : 0,85 Kg = 1,98 liter » 2 liter
( 1 lt = 0.4 kg)
4.      Produksi Sampah Organik Dapur (Sisa Makanan, dll.) Rata-rata per Hari :
1,32 Kg = 1,43 liter » 1,5 liter
5.      Produksi Sampah Organik Halaman (Dedaunan, dll.) Rata-rata per Hari :
1,61 Kg = 3,55 liter » 3,5 liter
6.      Produksi Sampah Anorganik Daur Ulang Rata-rata per Hari :
0,84 Kg = 1,85 liter » 1,9 liter
( 1 lt = 0.4 kg)
7.      Produksi Sampah Anorganik Tidak Daur Ulang Rata-rata per Hari :
0,01 Kg =  0,1 liter
( 1 lt = 0.1 kg)
8.      Produksi Pupuk Organik *) Rata-rata per Hari : 1,25 Kg

9.    Lama Pengomposan Rata-rata :  7,4 hari.

Sekian dulu artikel ini. semoga bermanfaat bagi rekan – rekan netters eramuslim dimanapun anda berada. Saya akan lanjutkan pada kajian berikutnya dengan judul ” Mari Kita Mengelola Sampah ”

 Ir. Ahmad Yadi

Pembina Yayasan Bina Lingkungan
Jl. Jatibening Kincan No. 16 Rt 001/ Rw 007, Jatibening
17412 Bekasi – Indonesia .
(021)70163869 / HP : 085219153300

 E-mail : [email protected]www.binalingkunganms.or.id