Sibuk Menolak Kenyataan: Kabinet Makin Ngawur…

Eramuslim.com – VAN MOOK bikin hoax, katanya Indonesia merdeka 19 Agustus ‘45. Diproklamirkan oleh Jepang.

Sukarno-Hatta, and Indonesian people ditiadakan. Sebab rezim kolonial benci banget sama pembela rakyat.

Belanda kalah mau balik lagi, sambil bikin agitasi, propaganda & hoax. Sehingga bumiputera penjilat putar balik fakta, bahwa di bawah rezim kolonial rakyat hidup makmur.

Dalam skala sekarang mereka mirip influencer/buzzers yang bakal diempanin 72 miliar rupiah dari APBN untuk redam (?) wabah Corona…

PKI & Hitler utamakan agitasi, propaganda, teror & hoax. Puter balik fakta buat nutupin ketidakmampuan.

Situasi sosial dibikin chaos & umat diprovokasi. Hitler kasih Pervitin buat pasukannya sehingga seperti robot.

Kebohongan yang diputar terus lama-lama jadi kebenaran. Pejabat Indonesia kini mengulang kebiasaan buruk, self denial alias menolak kenyataan, bahwa kondisi ekonomi semakin parah. Tanpa kemampuan inovasi & terobosan untuk turn-around. Padahal krisis bisa dihindari, tapi tidak dengan cara-cara lama.

Namun apa lacur, menteri-menteri di kabinet dan para pejabat umumnya sekarang makin ngawur, and out of reality:

Muhadjir sarankan orang kaya kawinin orang miskin buat atasi kemiskinan, Nadiem ngurusin bayar SPP pake Go-Pay, Sri Mulyani kini mau palak rakyat dengan cukai minuman berpemanis, Kepala BPIP sebut agama musuh terbesar Pancasila, Menag-nya beberapa waktu lalu urus cingkrang-radikal-radikul, Yassona salah ketik, Cahyo wajibkan PNS ke ibukota baru kalau tidak silakan out, Airlangga mau kasih 72 miliar buat influencer/buzzers. Sedang yang lainnya mondar-mandir sibuk pidato.

Mereka seperti yakin dengan cara itu masalah Indonesia dapat diselesaikan.

Kabinet ngawur hanya buang waktu, anggaran &  harapan mayoritas rakyat yang ingin Indonesia lebih baik daripada sekedar melihat kebisingan, janji kosong, dan berbagai kemunduran  seperti banyak terjadi saat ini. (end)

Penulis : Arief Gunawan, wartawan senior.

Van Mook, salah satu Gubernur Jenderal Hindia Belanda. (glr)