Subhanallah, Benda Kesayangannya itu Injil/Bible

Seperti biasa, aktifitas saya sehari-hari adalah mengajar di beberapa lembaga Pendidikan Tinggi di kota Malang Jawa Timur. Suatu sore saya mendapatkan kejutan yang sangat luar biasa dari seorang mahasiswa saya.

Saya memiliki sedikit kemampuan berbahasa Inggris sehingga tiap hari kemampuanku yang sangat terbatas itu kutularkan kepada para Mahasiswa. Sore itu saya mengajar Mata Kuliah Speaking, dan seminggu sebelumnya sudah saya tugaskan kepada semua mahasiswa untuk membawa benda yang paling mereka sayangi dengan syarat benda itu tidak boleh HP, Laptop, atau gadget-gadget lainnya.

Setelah tiba waktunya, saya memanggil mereka satu per satu ke depan untuk menunjukkan benda kesayangan mereka disertai dengan alasan-alasannya. satu per satu mereka maju untuk bercerita dalam bahasa inggris. hingga hampir separuh dari mahasiswa sudah maju tetapi saya tidak menemukan ada yang istimewa dari barang-barang mereka.

Paling kalau mahasiswa laki-laki mereka hanya membawa benda-benda seperti flash disk, kunci sepeda motor, dll, sementara yang mahasiswa perempuan membawa boneka barbie, tweety dll.

Waktu terus berlalu, sampailah ke giliran mahasiswa yang saya kenal sangat berani berbicara dan cerdas. dia maju dengan sangat percaya diri, berbasa-basi sebentar dan akhirnya dia berbicara "Good afternoon everybody, today I’ll show you my valuable thing. My life is depended on this….dst". Pelan-pelan dia menarik sebuah buku kecil dari sakunya sambil berkata "This is a Bible…..".

Saya sangat terkesiap dengan aksinya ini. dalam hati saya memuji anak ini karena memang ‘berbeda’ dengan lainnya. Dia yang beragama Nasrani dan berada di tengah teman-temannya yang 90% lebih muslim dengan sangat percaya diri menunjukkan identitas Agamanya, sementara yang lain terbuai oleh benda-benda modern.  

Melalui rubrik ini saya ingin mengingatkan diri saya sendiri juga terhadap pembaca. Apakah kita merasa bangga dan percaya diri menenteng kitab suci Al Qur’an di tempat umum.

Sanggupkah kita mengatakan "My life is depended on this…" terhadap Al Qur’an? Sudahkah kita menanamkan kepada anak-anak kita tentang kebanggaan sebagai seorang Muslim? atau kita justru tergerus oleh jaman dan membiarkan anak dan keluarga kita mendekati jurang neraka dengan membiarkan mereka terjerumus dalam aliran-aliran sesat yang tampak menggiurkan seperti PLURALISME, LIBERALISME dll. Semoga pelajaran ini memicu kita untuk selalu bangga menjadi seorang MUSLIM. Wallahu’alam.

Penulis: Trisno Tunggal