Wacana Memindah Pusat Pemerintahan Merupakan Wacana Jadul

AKHIR-akhir ini media massa dan masyarakat sibuk berbicara tentang wacana memisahkan pusat pemerintahan dan pusat bisnis, sebab selama ini Jakarta mempunyai kedua fungsi tersebut. Sebenarnya ini bukan hal yang baru. Di era Soekarno juga sudah ada wacana seperti itu.

Tapi kalau alasan pemindahan pusat pemerintahan adalah bertujuan untuk mengatasi kemacetan, menurut saya tidak begitu logikanya. Washington DC sebagai pusat pemerintahan dan New York sebagai pusat bisnis sudah lama berlangsung. Namun tetap saja New York tiap tahun kebanjiran urban sekitar 300.000 orang. Bahkan Bangkok yang dulu terkenal lalu lintasnya kacau balau, bisa mengatasinya dengan cara memperbanyak fasilitas MRT (mass rapid transportation) yang aman dan nyaman dan jumlahnya memadai.

Memindahkan pusat pemerintahan ke tempat lain hanya merupakan salah satu faktor penyebab kemacetan lalu lintas. Itupun bukan faktor yang dominan. Faktor dominan penyebab kemacetan lalu lintas yaitu pertambahan jalan ibarat “deret hitung” sedangkan pertambahan kendaraan ibarat “deret ukur”. Ini merupakan faktor dominan penyebab kemacetan lalu lintas yang sangat parah.

Logika mengatasi lalu lintas yang benar yaitu, menambah jumah MRT yang aman dan nyaman sebanyak-banyaknya (hingga tingkat yang ideal) dan disertai pengurangan jumlah karyawan (sampai tingkat yang ideal). MRT banyak macamnya, mulai dari yang murah hingga yang mahal. Cara mengurangi jumlah kendaraan banyak caranya. Kalau ini dilakukan dengan tepat, maka tanpa memindahkan pusat pemerintahanpun kemacetan lalu lintas bisaa diatasi. Contohnya, Bangkok.

Sedangkan maksud pemindahan pusat pemerintahan dengan pusat bisnis adalah agar orang-orang pemerintah bisa konsentrasi memikirkan bangsa dan negara tanpa terganggu lingkungan bisnis. Pemindahan pusat pemerintahan tak berarti membangun gedung-gedung pemerintahan yang baru di tempat yang baru. Tetapi cukup membangun gedung-gedung yang penting saja. Yang penting, kabinet bisa bekerja efektif. Namun saran saya, lunasi dulu utang luar negeri Indonesia yang jumlahnya luar biasa itu.Setelah itu, kita bicara tentang rencana pemindahan pusat pemerintahan.

Hariyanto Imadha
BSD Nusaloka Blok S-1/11
Tangerang