Ad-Dajjal Mengaku Sebagai Rabb Tandingan Allah SWT

Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menyebut babak keempat perjalanan sejarah ummat Islam sebagai babak kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para raja/penguasa yang memaksakan kehendaknya). Dan kita saat ini jelas membukitkan kebenaran prediksi Nabi tersebut..! Para pemimpin dunia modern –baik skala lokal apalagi global- memimpin manusia berlandaskan kehendaknya sendiri, bukan kehendak Allah dan Rasul-Nya. Ada yang memaksakan kehendaknya secara individual (para diktator) dan ada juga yang memaksakan kehendaknya secara kolektif (kerjasama badan eksekutif, legislatif dan yudikatif). Bagaimanapun bentuknya, semua tidak memimpin berdasarkan kehendak/petunjuk Allah dan Rasul-Nya..! Inilah babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam..! Pantas bilamana ummat Islam yang faham dan cinta Islam sangat merasakan keprihatinan yang begitu mendalam hidup di era penuh fitnah ini.

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

“Babak(1) kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang babak ( 2)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian , selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian datang babak ( 3)Raja-raja yang Menggigit selama beberapa masa, selanjutnya datang babak (4) Para penguasa yang memaksakan kehendak (diktator) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali babak ( 5)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian . Kemudian Rasul صلى الله عليه و سلم terdiam.” (HR Ahmad Shahih)