Penyesalan Ahli Neraka Karena Masalah Ketaatan

Kitab Suci Al-Qur’an seringkali menggambarkan berbagai bentuk penyesalan para penghuni Neraka. Salah satu di antara bentuk penyesalan itu berkaitan dengan urusan ”ketaatan”. Kelak para penghuni Neraka pada saat tengah mengalami penyiksaan yang begitu menyengsarakan berkeluh kesah penuh penyesalan mengapa mereka dahulu sewaktu di dunia tidak mentaati Allah dan RasulNya. Kemudian mereka menyesal karena telah menyerahkan kepatuhan kepada para pembesar, pemimpin, Presiden, Imam, Amir, Qiyadah dan atasan mereka yang ternyata telah menyesatkan mereka dari jalan yang lurus. Akhirnya, karena nasi telah menjadi bubur, mereka hanya bisa mengharapkan agar para mantan pimpinan mereka itu diazab oleh Allah dua kali lipat daripada azab yang mereka terima. Bahkan penghuni Neraka akhirnya mengharapkan agar para mantan pimpinan mereka itu dikutuk dengan kutukan yang sebesar-besarnya. Semoga Allah melindungi kita dari penyesalan demikian. Na’udzubillahi min dzaalika..!

ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŁ„ŁŽŁ‘ŲØŁ ŁˆŁŲ¬ŁŁˆŁ‡ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų±Ł ŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„ŁŁˆŁ†ŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ·ŁŽŲ¹Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ·ŁŽŲ¹Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų³ŁŁˆŁ„ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§ Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ų£ŁŽŲ·ŁŽŲ¹Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų³ŁŽŲ§ŲÆŁŽŲŖŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁƒŁŲØŁŽŲ±ŁŽŲ§Ų”ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ£ŁŽŲ¶ŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų³ŁŽŁ‘ŲØŁŁŠŁ„ŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ų¢ŁŽŲŖŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų¶ŁŲ¹Ł’ŁŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹Ł’Ł†Ł‹Ų§ ŁƒŁŽŲØŁŁŠŲ±Ł‹Ų§

”Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS. Al-Ahzab [33] : 66-68)

Gambaran di atas merupakan suatu gambaran yang sungguh mengenaskan. Bagaimana kumpulan manusia yang sewaktu di dunia begitu menghormati dan mempercayai para pembesar dan pemimpin mereka, tiba-tiba setelah sama-sama dimasukkan Allah ke dalam derita Neraka mereka baru sadar ternyata telah ditipu oleh para pemimpin tersebut sehingga berbalik menjadi pembenci dan pengutuk para mantan pembesar dan pemimpin tersebut. Mereka terlambat menyadari jika telah dikelabui dan disesatkan dari jalan yang benar. Mereka terlambat menyadari bahwa sesungguhnya para pemimpin dan pembesar itu tidak pernah benar-benar mengajak dan mengarahkan mereka ke jalan yang mendatangkan keridhaan dan rahmat Allah.

Itulah sebabnya tatkala Allah menyuruh orang-orang beriman mentaati Allah dan RasulNya serta ”ulil amri minkum” (para pemimpin di antara orang-orang beriman) saat itu juga Allah menjelaskan kriteria ”ulil amri minkum” yang sejati. Yaitu mereka yang di dalam kepemimpinannya bilamana menghadapi perselisihan pendapat maka Allah (Al-Qur’an) dan RasulNya (As-Sunnah/Al-Hadits) menjadi rujukan mereka dalam menyelesaikan dan memutuskan segenap perkara.

ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŲ·ŁŁŠŲ¹ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ·ŁŁŠŲ¹ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų³ŁŁˆŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŁˆŁ„ŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ ŲŖŁŽŁ†ŁŽŲ§Ų²ŁŽŲ¹Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ فِي Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł ŁŁŽŲ±ŁŲÆŁŁ‘ŁˆŁ‡Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų³ŁŁˆŁ„Ł ؄ِنْ ŁƒŁŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ ŲŖŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁˆŁ†ŁŽ ŲØŁŲ§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ų¢ŁŽŲ®ŁŲ±Ł Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŽŁ†Ł ŲŖŁŽŲ£Ł’ŁˆŁŁŠŁ„Ł‹Ų§

”Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisaa [4] :  59)

Benar, Islam sangat menganjurkan kita semua supaya taat kepada pemimpin, namun pemimpin yang seperti apa? Apakah patut kita mentaati para pembesar dan pemimpin bilamana mereka tidak pernah menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai rujukan untuk menyelesaikan berbagai problema yang muncul? Mereka lebih percaya kepada hukum dan aturan bikinan manusia, bikinan para legislator, daripada meyakini dan mengamalkan ketentuan-ketentuan Allah dan RasulNya. Pantaslah bilamana masyarakat yang sempat menghormati dan mempercayai para pembesar dan pemimpin seperti ini sewaktu di dunia kelak akan menyesal ketika sudah masuk Neraka. Bahkan mereka akan berbalik menyerang dan memohon kepada Allah agar para ulil amri gadungan tersebut diazab dan dikutuk…!

Tetapi kesadaran dan penyesalan di saat itu sudah tidak bermanfaat sama sekali untuk memperbaiki keadaan. Sehingga Allah menggambarkan bahwa pada saat mereka semuanya telah divonis menjadi penghuni Neraka lalu para pengikut dan pemimpin berselisih di hadapan Allah sewaktu di Padang Mahsyar. Para pengikut menuntut pertanggungjawaban dari para pembesar, namun para pembesar itupun cuci tangan dan tidak mau disalahkan. Para pemimpin saat itu baru mengakui bahwa mereka sendiri tidak mendapat petunjuk dalam hidupnya sewaktu di dunia, sehingga wajar bila merekapun tidak sanggup memberi petunjuk sebenarnya kepada rakyat yang mereka pimpin. Mereka mengatakan bahwa apakah mau berkeluh kesah ataupun bersabar sama saja bagi mereka. Hal itu tidak akan mengubah keadaan mereka barang sedikitpun. Baik pemimpin maupun rakyat sama-sama dimasukkan ke dalam derita Neraka.

ŁˆŁŽŲØŁŽŲ±ŁŽŲ²ŁŁˆŲ§ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų¬ŁŽŁ…ŁŁŠŲ¹Ł‹Ų§ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ų¶ŁŁ‘Ų¹ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±ŁŁˆŲ§ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ ŁƒŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŽŲ¹Ł‹Ų§ ŁŁŽŁ‡ŁŽŁ„Ł’ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲŗŁ’Ł†ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų§ مِنْ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł مِنْ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§ Ł„ŁŽŁˆŁ’ Ł‡ŁŽŲÆŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł„ŁŽŁ‡ŁŽŲÆŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ Ų³ŁŽŁˆŁŽŲ§Ų”ŁŒ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ¬ŁŽŲ²ŁŲ¹Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…Ł’ ŲµŁŽŲØŁŽŲ±Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ مِنْ Ł…ŁŽŲ­ŁŁŠŲµŁ

”Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri". (QS. Ibrahim [14] : 21)

Allah menggambarkan bahwa kumpulan pengikut taqlid dan pemimpin sesat ini adalah kumpulan orang-orang zalim. Para pemimpin sesat akan berlepas diri dari para pengikut taqlidnya. Sedangkan para pengikut taqlid bakal menyesal dan berandai-andai mereka dapat dihidupkan kembal ke dunia sehingga mereka pasti berlepas diri, tidak mau loyal dan taat kepada para pemimpin sesat tersebut. Tetapi semuanya sudah terlambat.

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁˆŁ’ ŁŠŁŽŲ±ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…ŁŁˆŲ§ ؄ِذْ ŁŠŁŽŲ±ŁŽŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁˆŁŽŁ‘Ų©ŁŽ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų¬ŁŽŁ…ŁŁŠŲ¹Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ Ų“ŁŽŲÆŁŁŠŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁ ؄ِذْ ŲŖŁŽŲØŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ų£ŁŽ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų§ŲŖŁŁ‘ŲØŁŲ¹ŁŁˆŲ§ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų§ŲŖŁŽŁ‘ŲØŁŽŲ¹ŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ£ŁŽŁˆŁŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲ·ŁŽŁ‘Ų¹ŁŽŲŖŁ’ ŲØŁŁ‡ŁŁ…Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ³Ł’ŲØŁŽŲ§ŲØŁ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų§ŲŖŁŽŁ‘ŲØŁŽŲ¹ŁŁˆŲ§ Ł„ŁŽŁˆŁ’ Ų£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ų©Ł‹ ŁŁŽŁ†ŁŽŲŖŁŽŲØŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ų£ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲØŁŽŲ±ŁŽŁ‘Ų”ŁŁˆŲ§ Ł…ŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ ŁƒŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ ŁŠŁŲ±ŁŁŠŁ‡ŁŁ…Ł Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŲ±ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ł‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ®ŁŽŲ§Ų±ŁŲ¬ŁŁŠŁ†ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų±Ł

”Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.” (QS. Al-Baqarah [2] : 165-167)