eramuslim.com – Saudaraku, dalam sebuah hadits Nabi Muhammad memprediksi adanya dua fenomena yang menjadi pra-kondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat. Pertama, gejala sosial berupa perselisihan antar-manusia dan kedua, gejala alam berupa gempa-gempa yang berdatangan silih-berganti.
أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنْ النَّاسِ
وَزَلَازِلَ فَيَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad)
Sebagian ulama menggolongkan tanda Kiamat berupa diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat sebagai ”Tanda Penghubung” antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat. Artinya, kedatangan Imam Mahdi tidak termasuk tanda-tanda kecil Kiamat namun tidak juga digolongkan ke dalam tanda-tanda besar Kiamat. Kedatangan Imam Mahdi mengindikasikan telah tuntas munculnya tanda-tanda kecil Kiamat yang sangat banyak dan sebagian besar datang terlebih dahulu. Dan pada saat yang sama kedatangan Imam Mahdi menandakan sudah dekatnya akan munculnya tanda-tanda besar Kiamat yang datang belakangan dan berjumlah sepuluh.