Dahulukan Bendera La Ilaha ill-Allah Bukan Panji Moralisme

Saudaraku, inilah barangkali pokok pangkal masalah di negeri kita dan banyak negeri muslim lainnya. Banyak orang tahu bahwa ada kebangkrutan moral yang berkembang dimana-mana dewasa ini. Namun kita tidak secara konsisten membenahi masalah dari akarnya, yakni pembinaan aqidah. Kita mengira bahwa kerusakan moral dapat diselesaikan hanya dengan mengibarkan bendera gerakan reformasi moral dengan penuh semangat. Kita menyangka bahwa urusan perbaikan moral tidak ada kaitannya dengan urusan aqidah serta ideologi. Kita tidak sadar bahwa manusia tidak mungkin disuruh mentaati suatu perintah atau menjauhi suatu larangan bila di dalam dirinya belum ada fondasi aqidah serta keyakinan kokoh terhadap fihak yang menjadi sumber perintah dan larangan tersebut.

Di sinilah kita lihat mengapa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam secara konsisten di bawah bimbingan wahyu Allah terus mendahulukan pengibaran   bendera La ilaha ill-Allah sebelum pengibaran  panji Moralisme. Padahal beliau sangat faham bahwa kebangkrutan moral sedang merajalela di tengah masyarakat. Padahal beliau adalah seorang manusia yang dikenal luas memiliki akhlak mulia yang dapat menjadi teladan dalam bidang pembenahan moral dan akhlak. Padahal beliau sangat faham bahwa langkah pengibaran   bendera La ilaha ill-Allah merupakan pilihan yang tidak populer di tengah masyarakatnya. Padahal beliau sangat faham bahwa pengibaran panji Moralisme sangat mugkin mendulang simpati masyarakat luas.

Saudaraku, prioritas utama da’wah Islam bukanlah memperbanyak pendukung atau konstituen. Walaupun tentunya selaku aktivis da’wah kita pastilah akan sangat gembira bila melihat da’wah Islam memperoleh dukungan banyak orang. Tetapi itu bukanlah prioritas utama.

Prioritas utama da’wah Islam ialah memastikan gerakannya berada di atas jalan yang diridhai Allah,  jalan yang telah ditempuh oleh teladan utama kita bersama, yaitu jalan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Memang idealnya ialah gerakan da’wah Islam berada di atas jalan yang diridhai Allah sambil memperoleh dukungan banyak orang. Tetapi belajar dari teladan utama kita Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tidaklah demikian keadaannya. Setidaknya tidaklah demikian keadaannya saat da’wah berada dalam tahap awal perjuangannya menghadapi kejahiliyahan masyarakat yang masih begitu dominan. Wallahu a’lam bish-showwaab.-

Ya Allah, curahkanlah kepada kami rahmat dan ridhaMu selalu. Bimbinglah kami selalu agar berada di atas jalanMu yang benar, jalan NabiMu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Ya Allah, janganlah dunia menjadi pertimbangan utama kami saat berjuang di atas jalan da’wahMu. Ya Allah, kami mohon kepadaMu surgaMu dan segenap ucapan serta perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya. Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari nerakaMu dan segenap ucapan serta perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya.