Surga Dan Neraka Ad-Dajjal

Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:

يُوشِكُ أَنْ يَغْلِبَ عَلَى الدُّنْيَا لُكَعُ بْنُ لُكَعٍ

“Hampir saja orang hina putra orang hina mengalahkan dunia.” (HR Ahmad – Shahih)

Hadits di atas menerangkan bahwa sudah dekat waktunya dimana yang meraih kesuksesan di dunia adalah orang hina putra orang hina. Itulah mereka para selebritis dan para artis yang diopinikan oleh media-massa dunia modern sebagai orang-orang yang bergelimang dengan kesenangan dan kemewahan dunia.

Mereka berusaha menyebarluaskan nilai-nilai LG (lesbian dan gay) ke tengah masyarakat luas. Nilai-nilai sexual menyimpang tersebut digambarkan sebagai perkara biasa dan lumrah. Malah mereka membangun opini di tengah masyarakat luas bahwa menjadi lesbi atau gay adalah sebuah pilihan hidup yang sah-sah saja. Alasan mereka adalah HAM (hak asasi manusia). Hendaknya setiap orang diberikan kebebasan untuk mencintai siapa saja dan jenis kelamin apa saja yang dia sukai. Jika seorang lelaki menyukai lawan jenisnya yaitu perempuan, maka seorang lelaki hendaknya diperbolehkan juga menyukai sesama lelaki dan bahkan menikahinya. Demikian pula seorang perempuan. Bila perempuan suka dengan dengan lawan jenisnya yaitu lelaki, maka hendaknya ia dimaklumi dan diberi kebebasan juga untuk menyukai sesama jenis kelamin perempuan bahkan menikahinya.

Padahal Islam memberikan ketentuan yang sangat tegas dalam persoalan ini. Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda:

مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ

“Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: “Siapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah; pelaku dan objeknya.” (HR Abu Dawud – Shahih)

Mereka berusaha menggambarkan bahwa suatu transaksi yang melibatkan praktek riba adalah hal biasa. Bahkan itulah salah satu bentuk normal berjual-beli. Sehingga banyak orang memandang ringan menerima atau memberi bunga di dalam suatu transaksi. Padahal jelas-tegas Allah سبحانه و تعالى berfirman:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ

مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS Al-Baqarah 275)

Mereka ingin menggambarkan bahwa mengikuti suara rakyat sama dengan mengikuti suara Tuhan. Padahal sudah jelas sangat berbeda antara tunduk dan mengakui kedaulatan rakyat dengan tunduk dan mengakui kedaulatan Allah سبحانه و تعالى …! Bila tunduk dan mengakui kedaulatan rakyat maka berakibat harus siap mentaati hukum dan aturan produk manusia. Sedangkan tunduk dan mengakui kedaulatan Allah سبحانه و تعالى berakibat hanya mau mentaati hukum dan aturan Allah سبحانه و تعالى semata dan menolak untuk mentaati hukum produk manusia. Sehingga Allah سبحانه و تعالى berfirman:

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“… dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah (yaitu hukum Allah), dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al-Maidah 49-50)