Akibat Mentaati Para Pemimpin Dan Pembesar Sistem Dajjal

Saudaraku, kita sedang menjalani masa kepemimpinan kaum kuffar. Allah telah memutuskan untuk memindahkan giliran kepemimpinan dunia dari orang-orang beriman kepada kaum kuffar. Ini merupakan era paling kelam dalam sejarah Islam. Pada era inilah ummat manusia diperkenalkan (baca: dipermainkan) oleh aneka ideologi buatan manusia. Ada Komunisme, Sosialisme, Kapitalisme, Nasionalisme, Pluralisme, Sekularisme, Liberalisme, Humanisme dan belakangan ini yang paling gencar dipromosikan oleh ”pemimpin dunia” Amerika ialah Demokrasi. Bahkan Demokrasi telah dijadikan alat untuk membedakan mana negeri beradab dan mana yang bukan. Demokrasi menjadi alasan untuk melakukan invasi ke negeri-negeri Islam seperti Irak dan Afghanistan. Demokrasi menjadi alat untuk menentukan apakah suatu negara patut dipuji lalu didekati atau dimusuhi kemudian dijauhi. Demokrasi menjadi alat untuk memisahkan antara kalangan Islam Moderat dengan Islam Fundamentalis.

Pantas bilamana seorang penulis Muslim berkebangsaan Inggris menyebut dunia sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah menjadi laksana sebuah Sistem Dajjal. Sebuah sistem kafir dimana  segenap lini kehidupan telah diarahkan oleh nilai-nilai Dajjal. Bertentangan dengan sistem Kenabian yang dibimbing oleh nilai-nilai rabbani ajaran Islam. Dalam dunia modern dewasa ini hampir semua fihak berhasil ”dijinakkan” oleh para pemimpin kafir yang memimpin dunia. Tanpa kecuali negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslimpun telah banyak yang berhasil dijinakkan sehingga tunduk kepada kehendak para Mulkan Jabbriyyan tersebut.

Kepemimpinan babak keempat disebut Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dengan julukan Mulkan Jabbriyyan (Para Penguasa yang Memaksakan Kehendak), karena dalam pola kekuasaannya mereka hendak memaksakan kehendaknya seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Bila pemerintahannya bercorak totaliter, maka kehendak penguasanya bersifat individual. Bila pemerintahannya bercorak demokratis, maka kehendak penguasanya bersifat kolektif perpaduan kekuasan eksekutif, legislatif dan yudikatif.  Yang manapun corak pemerintahannya, satu hal yang pasti ialah berlaku di dalamnya penghambaan manusia atas manusia lainnya. Penghambaan masyarakat kepada penguasa individual jika bercorak totaliter. Dan penghambaan masyarakat kepada penguasa kolektif bila bercorak demokratis.

Dalam Sistem Dajjal dunia dewasa ini, barangkali peringatan Allah di bawah ini perlu menjadi renungan kita bersama:

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ

 وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا

 السَّبِيلَا رَبَّنَا آَتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا

“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.” (QS Al-Ahzab ayat 64-68)

Ya Allah, jadikanlah hati kami condong selalu kepada iman dan jadikanlah iman sesuatu yang indah dalam hati kami. Dan tanamkanlah kebencian di dalam hati kami akan kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan. Amin ya Rabb.-