Penjajah Selalu Sebut yang Melawannya Kelompok Radikal

Eramuslim.com – Mr Hamid Algadri yang banyak menulis tentang keturunan Arab di Indonesia menyebutkan tidak sedikit keturunan Arab yang terlibat dalam perjuangan melawan Belanda di berbagai daerah. Bahkan, Raden Saleh (dari keluarga Bin Yahya), yang merupakan anak didik Belanda, pada akhir hayatnya pernah ditangkap dan dituduh membela kelompok Muslim radikal yang memberontak di Bekasi.

Belanda selalu menyebut kelompok yang melakukan perlawanan terhadap penjajah sebagai radikal dan Islam fundamentalis. Seperti yang dilakukan sekarang ini oleh AS dan sekutu-sekutunya terhadapat para pejuang Islam yang tidak mau tunduk padanya.

Raden Saleh telah menyediakan kediamannya (kini Taman Ismail Marzuki/ TIM) sebagai kebun binatang sebelum dipindah ke Ragunan. Pelukis yang namanya dikenal di dunia internasional ini juga membangun sebuah masjid di Jl Raden Saleh yang hingga kini masih berdiri.

Sebelum Boedi Oetomo berdiri (1908), pada 1901 berdiri organisasi Islam modern pertama di Indonesia, Jamiat Kheir. Pendirinya antara lain Sayed Ali bin Ahmad Shahab, kelahiran Pekojan, tempat sekolah itu pertama kali didirikan. Kelahiran Jamiat Kheir mendapat simpati dari tokoh-tokoh nasional seperti HOS Tjokroaminoto (Syarikat Islam) dan KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah).

Sayed Ali, bersama sejumlah pemuka keturunan Arab, pernah mengirimkan para pemuda ke Turki, termasuk putranya, Abdul Muthalib Chehab. Di Turki mereka mendapatkan pendidikan militer dengan harapan sekembalinya ke Indonesia dapat turut memimpin perjuangan melawan Belanda.