Jejak Jalur Rempah di Eropa

Perusahaan menjalankan galangan kapal mereka sendiri, membangun jaringan pengkalan dan petugasnya, gudang dan pelabuan kerja berat. Mengembangkan tentara mereka sendiri untuk melindungi tanah yang mereka peroleh, memiliki kekuatan untuk mengobarkan perang, menegosiasikan perjanjian, mencetak koin sendiri dan bahkan mendirikan koloni baru.

Perusahaan ini juga digunakan untuk berperang melawan kekaisaran Spanyol. Selain itu, sumbangannya terhadap pengetahuan geografis dunia modern tak boleh diabaikan. Melampuhi perusahaan manapun yang dapat kita bayangkan sampai hari ini.

Kemendikbud, Internalisasi Sejarah Jalur Rempah - SultengRaya

Dan secara efektif mengubah dirinya dari entitas perusahaan menjadi negara. Dan berakhir menjadi kekaisaran tirani. (The History of VOC https;//www.patreon.com/ ColdFusion) Sebuah portret masa lalu yang memberitahu kita, mengenai sesuatu yang sangat mendasar, bahwa meskipun dunia bergerak semakin maju dalam pencapaian peradabannya, tetapi sifat manusia tetap sama. Mirip dengan ungkapan novelis Inggris Abad ke- 18 akhir,Mary Shelley, yang dikutip Bertrand Russell dalam bukunya The History of Western Philosophy: Dunia demi dunia bergulir senantiasa dari kelahiran menuju keruntuhan bagai gelumbung-gelumbung air kali Berkilau, membuncah dan sirna.

Mary Shelly benar, dengan menyingkap sejarah peristiwa masa lalu , kita dingatkan mengenai; bagaimana sebuah entitas- kota, negara itu dimenangkan, diselenggarakan dan….ambruk? Tulisan ini, saya maksudkan sebagai dukungan kepada pemerintah-Kemdikbudristek dalam upaya menggali pengetahuan lama yang berhubungan dengan peta perdagangan jalur rempah dimasa lalu.

Sebuah program dengan tujuan untuk merekonstruksi dan rivatalisasi nilai budaya, ekonomi dan lain lain. Menjadi sumber inspirasi disertai harapan dapat memunculkan kreativitas dan inovasi yang relevan dan pada akhirnya bisa membawa kesejahteraan masa kini dan akan datang.

Agenda program ini juga telah diajukan ke UNESCO agar Jalur Rempah nanti menjadi warisan budaya Indonesia dan negara-negara lain (joint nomination) yang pernah tersentuh dalam perdagangan rempah-rempah. Selanjutnya setelah menelusuri berbagai artikel di laman Kemdikbudristek, lalu mencermati data-data yang muncul, baik dari kawasan lokal, regional maupun antar benua, menurut saya, apa yang menjadi tujuan dari program ini, bisa menjadi kick starting bagi data-data yang terhimpun itu, agar nantinya bisa tersusun sebuah hipotesa.

Sebab tanpa hipotesa itu, kita tahu bahwa berkeranjang-keranjang data-faktapun bisa tidak bermakna apa-apa. “Proyek penggalian kembali ” yang diprakasai oleh Kemdikbudristek ini, mengingatkan saya kepada pencapaian Abad Pencerahan Eropa dimasa lalu. Melalui perantara bangsa Moor dimulailah masa “penggalian kembali” dunia Hellenistis (kebudayaan Yunani), hingga secara perlahan mampu menyingkirkan kabut kegelapan yang menyelimuti Eropa, khususnya Eropa Barat.