KH. Salahuddin Wahid: Keluarga Kami Anti PKI Kecuali Gus Dur

Eramuslim.com – Berita ini dikutip dari pemberitaan www.nugarislurus.com Sabtu 3 Oktober 2015.

Berikut ini tulisan KH. Salahuddin Wahid atau Gus Solah dalam website kompas yang berjudul ‘Sikap Warga NU Terhadap PKI’. Dalam tulisannya Gus Solah sebagai pelaku sejarah mengungkapkan bahwa keluarga besar beliau yakni keluarga besar para cucu pendiri NU anti terhadap PKI.

Namun menurut Gus Solah, Hanya Gus Dur yang tidak anti PKI karena saat terjadi kekejaman pemberontakan PKI dulu, Gus Dur masih berada di Mesir dan tidak pernah merasakan sendiri keganasan PKI. Berikut tulisan lengkap Gus Solah.

Sikap Warga NU terhadap PKI

Oleh Salahuddin Wahid

Tahun 1951/1952 saat masih di SD, saya melihat di meja kerja ayah saya sebuah foto tentang seorang laki-laki yang ditutup matanya berdiri di depan sejumlah orang yang mengarahkan senjata ke arah lelaki itu.

Saya bertanya kepada ayah saya, siapa lelaki itu? Beliau menjawab lelaki itu adalah orang yang dihukum mati karena terlibat pemberontakan PKI di Madiun pada 1948. Anggota PKI membunuh banyak kiai dan santri.

Penjelasan ayah saya itu amat saya yakini, langsung menempel di otak dan bertahan sampai kini, walau ada banyak tulisan dan buku yang mencoba membantah bahwa PKI memberontak pada 1948. Keyakinan itu juga dimiliki puluhan juta warga NU, umat Islam, dan pemeluk agama lain.

Beberapa tahun menjelang 1965, mereka yang berkeyakinan seperti itu menyaksikan dan mendengar bahwa anggota PKI dan organisasi di bawahnya telah memprovokasi umat Islam, menyerang anggota PII yang sedang shalat subuh di Kanigoro, Kediri, membunuh anggota Ansor di Banyuwangi. Perang kata-kata terjadi antara koran PKI dan koran lain, antara sastrawan pro-PKI dan sastrawan anti- PKI.

Sikap Gus Dur

Kami sekeluarga, kecuali Gus Dur yang berada di Mesir, mendengar dengan saksama pengumuman Dewan Revolusi. Dengan latar belakang seperti di atas, reaksi spontan kami saat itu: ini pasti perbuatan PKI. Ibu saya ikut menandatangani tuntutan pembubaran PKI, mewakili PP Muslimat NU, 4 Oktober 1965.