Penjelasan Ilmiah ‘Segitiga Bermuda’ Indonesia di Masalembo

Dari sini diketahui bahwa intensitas kekuatan angin timur lebih kuat atau lebih kencang ketimbang intensitas angin barat. Hal ini dikarenakan area pembangkitan angin (fetch) dari arah timur lebih panjang. Kedua angin monsun tersebut akan membangkitkan gelombang laut dan arus.

“Gelombang dan arus yang terjadi pada periode-periode puncak intensitas angin terkuat dapat membangkitkan tinggi gelombang dan kecepatan arus yang sangat signifikan. Tinggi gelombang dan kecepatan arus adalah fenomena fisis alami yang dapat mempengaruhi laju kecepatan kapal ketika mengarungi Kawasan perairan segitiga Masalembu,” tambah Widodo.

Bayangkan ini, apabila panjang suatu dimensi (badan) kapal lebih pendek ketimbang panjang gelombang laut, maka akan mempengaruhi kestabilan kapal dalam berlayar. Apabila ditambah dengan tinggi gelombang laut yang juga signifikan maka dapat menghambat kecepatan kapal, dan sangat berbahaya bila diterjang.

Kalau terus diterjang kemungkinan kapal bisa hancur, atau oleng. Apalagi akan sangat tidak stabil jika kapal memiliki kelebihan muatan.

Gelombang signifikan pada musim timur yakni sekitar Juli hingga Agustus secara statistik adalah lebih tinggi ketimbang gelombang pada musim barat yakni antara Desember dan Januari.

“Hidrodinamika gelombang dan arus di Kawasan perairan Segitiga Masalembu adalah sangat unik dan kompleks akibat dari geomorfologi dasar laut atau batimetrinya,” jelas Widodo.

Yang jarang diketahui adalah kondisi batimetri Segitiga Masalembu di sisi barat lebih landai ketimbang di sisi timur. Bahkan di sisi timur terdapat alur kedalaman laut yang cukup dalam.

“Seperti sebuah kanal sebagai terusan dari Kanal Labani yang berada di Selat Makassar yang menyambung ke arah Selat Lombok, di mana di sepanjang kanal kedalaman laut tersebut terdapat beberapa sill atau batimetri yang mendangkal di beberapa lokasi, sehingga menciptakan mirip basin atau semacam baskom atau wadah,” lanjut Widodo.

Kondisi semi-basin atau semi-baskom inilah yang meciptakan arus-arus yang berpusar atau disebut sebagai arus eddy, di sisi timur Segitiga Masalembu. Pada periode Desember hingga Januari, arus di kawasan perairan Segitiga Masalembu secara umum dominan mengalir menuju ke timur. Intensitas kekuatan aliran air ini semakin meningkat ketika memasuki Segitiga Masalembu sisi timur.