Saat Kaum Murtad Merajalela…(Kajian Sirah)

Setelah itu, Abu Bakar  memanggil Ali, Zubair, Thalhah, Abdullah ibn Mas’ud dan yang lainnya untuk memposisikan mereka di gerbang Madinah. Sebagai tindakan preventif dari penyerangan pihak musuh, Abu Bakar memerintahkan penduduk Madinah untuk terus-menerus mengunjungi masjid saat masa perang. Dan pada malam ketiga, musuh mulai menyergap Madinah. Sebagian dari mereka bersembunyi di Dzil Hissi.

Ketika sampai di gerbang Madinah, Ali dan yang lainnya berhasil memukul mundur mereka. Kabar ini sampai kepada Abu Bakar sehingga yang berjaga di masjid tidak terlalu kesulitan menghadapinya. Kemudian, Abu Bakar mengikuti pasukan tersebut hingga Dzil Hissi. Di tempat itu, kaum murtad keluar dengan kantong kulit berbentuk balon. Benda tersebut terikat tali dan digelindingkan dengan kaki mereka sehingga menakuti unta kaum Muslim. Akhirnya pasukan kaum muslimin terpaksa kembali ke Madinah.

Kemudian Abu Bakar mengumpulkan kaum Muslim dan memerintahkan untuk menyusuri jejak kaki pihak musuh. Ketika fajar tiba, pasukan kaum Muslim berada dalam posisi koordinat yang sama dengan pasukan kaum murtad tanpa sedikit pun diketahui mereka. Pasukan kaum Muslim memerangi mereka hingga mereka lari tunggang langgang. Kaum Muslim mendapatkan unta kaum murtad sebagai rampasan perang.

Selanjutnya, Abu Bakar mengikuti pasukan kaum Muslim sampai ke Dzil Qishah. Di sana, dia mengetahui kabar kemenangan pasukannya. Sebelum kembali ke Madinah dia menempatkan Al-Nu’man ibn Muqarrin bersama sejumlah orang Muslim lainnya di Dzil Qishah.

Kemenangan kaum Muslim dalam peperangan kali ini punya pengaruh baik. Penduduk Madinah dengan Abu Bakar sebagai pemimpinnya dan jumlah Muslim yang tidak seberapa dapat berdiri tegak di hadapan gerombolan berjumlah besar yang terdiri atas suku Abs, Dzubyan, Ghathfan, Fazarah, dan Thai. Pertempuran saat itu telah membuktikan kepada orang Arab bahwa kaum Muslim mampu menghalau semua musuh bahkan dalam kondisi tidak adanya pasukan Usamah.

Setelah pertempuran berakhir banyak kabilah yang kembali kepada Islam. Banyak pula utusan kabilah yang membayarkan zakat kepada khalifah  Rasulullah tersebut. Di antara mereka yang pertama menunaikan kewajiban zakat adalah Shafwan ibn Shafwan, Zabarqan ibn Badr dari Bani Tamim, dan Adi ibn Hathim Al-Thai yang merupakan salah seorang ketua Bani Thai.

Pada Rajab 11 H (September 632 M) pasukan Usamah kembali dengan kemenangan dan membawa rampasan perang. Setelah pasukan Usamah beristirahat selama dua minggu, Abu Bakar memobilisasi  mereka semua untuk memerangi kaum murtad. Dia ke Dzil Qishah dan kaum Muslim dari berbagai penjuru berkumpul di sekelilingnya. Abu Bakar ingin menghancurkan kaum murtad dengan telak. Oleh karena itu dia membagi sebelas panji dan menunjuk panglima untuk setiap panji serta arah yang harus dituju. Abu Bakar memperhatikan rasio kekuatan dan kepemimpinan pasukan dengan kabilah yang menjadi target serangan.

Sebelum semua pasukan tersebut diberangkatkan untuk melakukan penyerangan, Abu Bakar sudah mengirim surat kepada kaum murtad sebagai peringatan. Dalam isi suratnya, Abu Bakar mengajak mereka untuk kembali kepada Islam dan jalan kebenaran juga menerangkan kesalahan dan kesesatan mereka. Sebagian mereka merespons dengan positif, sedangkan yang lain tetap dalam kesesatannya. Maka, pasukan kaum Muslim memerangi mereka dengan sengit selama setahun penuh dan kemenangan berpihak kepada kaum Muslim.